Chapter 29

4.4K 756 487
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

Untuk merayakan naiknya Historia menjadi Ratu hari ini dan juga kembali beroperasinya Pasukan Pengintai, maka diadakanlah pesta sederhana di dalam markas Pasukan Pengintai. Jangan bertanya ide siapa semua ini, tentu saja siapa lagi jika bukan Hanji.

Beberapa makanan enak dan juga berbagai macam minuman disediakan untuk melengkapi pesta tersebut. Oh, jangan lupakan beberapa botol minuman beralkohol yang sudah disiapkan secara diam-diam oleh Hanji di meja dapur.

(Name) memandang ke seluruh penjuru ruang makan untuk mencari kehadiran seseorang. Matanya terhenti ke arah satu meja yang diisi oleh Hanji, Levi, dan beberapa orang lainnya. Namun, dia tak menemukan sosok Erwin disana.

Sejujurnya, sejak kejadian kemarin dia sama sekali tidak melihat batang hidung Erwin sampai sekarang. Bahkan dia tidak melihat pria itu di acara pelantikan Historia. Sebenarnya ada apa dengan pria itu?

(Name) melangkahkan kakinya mundur ke luar ruang makan tanpa memperdulikan panggilan Sasha yang memanggilnya keheranan.

Tubuh gadis itu terus melaju ke arah salah satu ruangan yang berada di markas pasukan pengintai. Ya, kemana lagi kalau bukan kamar Erwin.

Badannya terhenti dan langsung bersembunyi saat melihat sosok Marrie yang baru saja keluar dari kamar Erwin. Dahi (Name) mengkerut saat melihat sebuah kotak kesehatan yang dibawa oleh Marrie. Apakah Erwin sedang sakit?

Setelah Marrie sudah sepenuhnya pergi dari sana, (Name) langsung menghampiri pintu kamar Erwin dan membukanya.

Hening. Tak ada satupun suara yang terdengar dari ruangan itu menjadikannya terkesan sangat sepi.

"Erwin, apa kau di dalam? Aku... masuk ya..." Ujar (Name) pelan.

Gadis itu melangkahkan kakinya lebih dalam ke ruangan itu, sampai akhirnya dia dapat melihat tubuh pria itu yang tengah berbaring di atas kasurnya sendiri.

Tanpa berpikir panjang dia langsung menghampiri ranjang itu. Dia bisa melihat wajah pucat Erwin yang tengah tertidur meringkuk di atas sana. Pria itu terlihat menggeliat beberapa kali dalam tidurnya seakan ada sesuatu yang mengganggunya.

(Name) menarik kursi yang tak berada jauh dari sana dan mendudukkan dirinya di samping ranjang pria itu.

Lagi-lagi hanya keheningan yang mengitarinya. Lengan gadis itu menjulur ke arah kening Erwin untuk memeriksa suhu tubuh pria itu. Dirinya langsung terdiam saat merasakan panas yang menyapa lengannya ketika menyentuh kening Erwin. Pria ini benar-benar sedang sakit.

EPHEMERAL // Aot x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang