6. The Sketch

7.7K 1.4K 221
                                    

〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️

"Even a sketch has its own story."
– Anonymous

〰️

Kicauan burung dan sinar matahari yang menyapa membuat (Name) terbangun dari tidur panjangnya. Badan gadis itu terasa hampa, seperti ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Dan benar saja, sesaat dia menatap kedua tangannya, dia tak menemukan gelang pemberian sang adik disana. Padahal gelang tersebut adalah satu-satunya barang berharga yang dia bawa dari kehidupan sebelumnya. Tak terasa air mata lagi-lagi terjatuh di kedua pipinya. Kali ini dia menangis tanpa rasa, tubuhnya sudah terlalu lelah untuk menangisi nasibnya setelah muncul dalam kehidupan ini.

"(Name)? Kau menangis?"

Gadis itu langsung menghapus air matanya setelah mendapati sosok Erwin yang baru saja masuk ke ruangannya.

"Tidak. Mataku tadi kelilipan debu." Jawabnya senormal mungkin.

Erwin hanya menganggukkan kepalanya canggung. Pria itu terlihat mengalihkan matanya beberapa kali tak nyaman sampai akhirnya dia membuka suara.

"Maaf, seharusnya aku memberikanmu keringanan di rintangan terakhir kemarin." Ujarnya menyesal.

"Kau tidak perlu minta maaf, Komandan. Lagipula aku tenggelam bukan karena tidak bisa berenang." Balas (Name) tenang.

(Name) kembali membuka mulutnya saat melihat muka kebingungan Erwin, "Kemarin gelang pemberian adikku terlepas saat melaksanakan rintangan tersebut. Jadi aku berusaha untuk mengambilnya." Lanjutnya menjelaskan.

"Apakah kau berhasil?" Tanya Erwin penasaran.

(Name) menggeleng lemah lalu memberikan senyum tipisnya, "Sepertinya gelangku akan menjadi milik danau itu." Ujarnya pasrah.

"Seperti apa ciri-ciri gelangmu?" Tanya Erwin lagi.

"Gelang kulit berwana cokelat dengan bandul logam bertuliskan nama belakangku, Kruger." Balas (Name) pasti.

"Ah, baiklah. Sebentar lagi perawat disini akan mengantarkan makananmu, pastikan kau menghabiskannya. Aku harus kembali ke ruanganku saat ini." Pamit Erwin terburu-buru.

(Name) hanya mengangguk pelan sambil menatap kepergian pria itu dengan datar. Dan benar saja, selang beberapa menit Erwin pergi, seorang perawat masuk ke dalam ruangannya dengan membawakan sepiring makanan untuknya. Tanpa berpikir panjang, dia langsung menyantap makanan itu.

〰️

"(Name) apakah kau baik-baik saja?" Tanya Christa khawatir saat melihat gadis itu datang memasuki kamar mereka.

EPHEMERAL // Aot x ReadersWhere stories live. Discover now