Chapter 16

6K 1.2K 435
                                    

〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

Terlalu banyak kejutan yang terjadi di kehidupan (Name) yang bahkan gadis itu tak bisa mempercayainya sendiri. Namun hari ini berbeda. Dalam sekejap mata, (Name) langsung mengenali apa yang sedang dilihatnya saat ini. Mata gadis itu tak kuasa menahan tangisnya. Secara perlahan dia melangkah maju ke depan untuk memasuki ruangan tersebut.

"A-aldric? Apa itu kau?" Panggil gadis itu dengan nada bergetar.

Sesosok pria tua yang tengah tertidur dengan memeluk sebuah jubah hijau tua berlambang sayap kebebasan yang sudah usang itu membuka matanya secara perlahan saat mendengar seseorang yang memanggilnya.

Sosok itu terbatuk sesaat sebelum membangkitkan tubuhnya yang sudah mulai renta untuk duduk di pinggiran kasurnya.

"Si-apa, ya?" Tanya pria tua itu sambil mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah (Name).

Namun seketika tubuhnya menegang setelah melihat gadis yang tengah berdiri tepat di hadapannya itu.

(Name) memperhatikan sosok kakek di depannya lagi. Tak lama pandangan matanya terjatuh pada sebuah gelang yang persis dengan miliknya bertengger di tangan kanan orang tersebut.

Gadis itu melangkahkan kakinya mendekati pria itu lalu meraih bandul logam yang berada pada gelang tersebut.  Tangisnya langsung pecah saat melihat ukiran nama bertuliskan Kruger pada bandul itu.

"K-kau benar-benar Aldric..." Isak gadis itu.

Aldric terdiam melihat gadis muda dihadapannya dengan tatapan tak percaya, "(Name)?" Ujarnya pelan.

(Name) menganggukkan kepalanya pasti lalu menunjukkan gelang miliknya yang terkait di tangan kanannya, "Ini benar aku, Aldric." Balasnya.

Tetesan air mata langsung menghiasi wajah Aldric. Meskipun dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia yakin bahwa gadis dihadapannya saat ini benar-benar (Name). Dia tak pernah melupakan wajah dan suara kembarannya itu meski sudah terpisah berpuluh-puluh tahun lamanya. Belum lagi gelang yang gadis itu kenakan adalah gelang pemberiannya sebelum dia kehilangan sang kakak untuk selama-lamanya.

(Name) langsung memeluk Aldric dengan erat, begitu pula sebaliknya. Pertemuan tak terduga yang mereka alami saat ini benar-benar menguras air mata keduanya.

"Kenapa kau baru kembali sekarang? Hiks... apa kau tak tahu bagaimana menderitanya diriku setelah mendengar kabar tentangmu?
Hiks... aku selalu percaya bahwa kau belum meninggal karena mereka tak pernah menemukan jasadmu, dan ternyata dugaanku benar bukan? Kau akhirnya menepati janjimu untuk pulang." Isak Aldric dalam pelukan mereka.

EPHEMERAL // Aot x ReadersWhere stories live. Discover now