Chapter 35

3.9K 609 186
                                    

〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

Suasana di dalam markas seketika gaduh akibat berita soal penyerangan tiba-tiba yang dilakukan oleh musuh. Tanpa menunggu lebih lama, Erwin langsung mengumpulkan seluruh prajurit pasukan pengintai untuk memberikan instruksi dadakannya.

"Pembagian kelompok sama seperti yang telah kalian pelajari sebelumnya. Sekali lagi aku ingatkan ini bukan latihan! Masa depan umat manusia ada di tangan kalian! Semuanya persembahkan jantung kalian!" Ujar Erwin.

Setelah aba-aba dari sang komandan, seluruh prajurit pasukan pengintai maupun pasukan tambahan langsung bergegas mengambil peralatan mereka masing-masing.

(Name) yang masih tak percaya dengan kejadian yang baru saja terjadi, hanya bisa berdiri kaku di dalam kamarnya sambil memegang sabuk 3DMG miliknya.

"Kejadiannya berubah..." Ucap gadis itu gamang.

(Name) mengusap wajahnya kasar, "Apa yang akan terjadi selanjutnya?" Keluhnya sedikit panik.

Semua teman sekamarnya sudah kembali ke lapangan, sedangkan (Name) masih sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Gadis itu meraih kenop pintu dengan tangan yang sedikit bergetar–hendak keluar dari sana. Nanti, setelah dirinya melangkah kakinya keluar dari kamar ini, dia benar-benar tidak akan tahu dengan apa yang akan terjadi ke depannya.

Tepat setelah dia membuka pintu kamarnya, dia mendapati Levi yang tengah berdiri di depan kamarnya dengan wajah sedikit masam. Bukannya membiarkan (Name) lewat, Levi malah mendorong gadis itu masuk kembali ke dalam kamar lalu menutup pintu itu.

"Kau tetap disini." Kata Levi penuh penekanan.

(Name) mendelikkan matanya heran, "Maksudmu apa? Aku akan tetap ikut dalam barisan." Balas gadis itu.

"(Name), untuk saat ini berhentilah menjadi keras kepala." Kata Levi sekali lagi. Mata pria itu menajam seolah mencoba memperlihatkan ketidaksukaannya.

"Jika lukaku yang kau khawatirkan, berhentilah. Ini bukan luka serius. Dan aku masih bisa bertarung, Levi."

Levi memegang salah satu bahu (Name) pelan, "Meskipun kau berada di bawah pimpinanku, bukan berarti aku bisa melindungimu setiap saat. Lagipula Hanji memberikanmu libur untuk seminggu ini."

"Sudah kubilang aku baik-baik saja, berhenti mengkhawatirkan—"

"Karena kau sedang hamil, (Name)!"

EPHEMERAL // Aot x ReadersWhere stories live. Discover now