3. Denial

8.2K 1.5K 239
                                    

〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️

"There's an important difference between giving up and letting go."
– Jessica Hatchigan.

〰️

(Name) membuka kedua matanya saat mendengar suara ketukan pintu dari luar. Dia menghela napas berat saat menyadari bahwa dirinya masih terbangun di tempat yang sama sebelum dirinya tidur. Ya, ini semua adalah kenyataan yang harus dia terima. Dirinya bukan sedang berada di dalam dunia mimpi seperti yang dia harapkan sebelumnya.

Dengan berat hati dia langsung membangkitkan tubuhnya dari ranjang dan berjalan untuk membuka pintu.

"Selamat pagi! Kau (Name) Kruger, kan?" Sapa seorang wanita berkacamata padanya.

"Ah, iya benar. Tapi kau siapa?" Tanya (Name) bingung.

Wanita itu menjabat tangan (Name) dengan semangat, "Ahhhh, aku lupa untuk memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Perkenalkan namaku Hanji Zoe. Kau bisa memanggilku Hanji." Katanya.

(Name) sempat tersentak kaget dengan kehebohan Hanji, namun dia langsung tersenyum karena merasa Hanji merupakan orang yang baik.

Meskipun dia masih belum bisa mempercayai orang-orang disini sepenuhnya, dia rasa mereka adalah orang-orang yang baik. Buktinya dia diberikan salah satu kamar yang ada di markas ini untuk sementara waktu.

"Senang berkenalan denganmu, Hanji-san." Balas gadis itu setelah beberapa detik terdiam.

"Ah iya! Mandi dan bersiaplah sekarang! 15 menit lagi aku akan kembali untuk menjemputmu." Perintah Hanji yang langsung dihadiahi tatapan bingung oleh (Name).

Hanji yang menyadari hal tersebut langsung membuka mulutnya kembali, "Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan tentang dirimu. Jadi, bersegeralah!" Jelasnya.

(Name) mengangguk mengerti dan kembali menutup pintu kamar itu tepat setelah Hanji pergi. Dia langsung mengambil beberapa peralatan mandi yang sebelumnya sudah disiapkan untuknya. Dalam sesaat dia bersyukur akhirnya bisa segera mandi karena sejak kemarin dia tak dapat membersihkan dirinya sama sekali. Karena setelah tenggelam di sungai kemarin, dirinya hanya disuruh menunggu di ruangan sebelumnya sampai-sampai bajunya kering.

Mata gadis itu jatuh ke sebuah jubah warna hijau tua yang tergantung di atas kursi disana. Jubah itu adalah milik Erwin yang diberikan pria itu kemarin untuk menutupi badan basahnya. Dia menghela napasnya pelan, sepertinya lebih baik jika dia mencuci jubah itu sebelum mengembalikannya.

(Name) mengambil jubah itu lalu langsung keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi umum yang berada di lantai bawah. Sesekali dirinya memperhatikan ornamen-ornamen markas tersebut yang terlihat fimiliar.

EPHEMERAL // Aot x ReadersWhere stories live. Discover now