Chapter 14

6.3K 1.2K 147
                                    

〰️

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

Sudah tiga hari ini (Name) lebih memilih berdiam diri di kamarnya sendiri daripada harus berada di ruang kesehatan. Dia bahkan belum sempat berpamitan dengan Erwin yang sudah menjaganya waktu itu.
Setelah kejadian yang menimpanya sebelumnya, dia tersadar bahwa ada yang aneh pada dirinya. Ah tidak-tidak, bahkan hidupnya sudah menjadi sangat aneh sejak awal dia terbangun pada zaman ini. Dari melihat masa lalu orang-orang tertentu dan kini fakta bahwa dirinya bisa berkomunikasi dengan seekor titan. Apakah ini hanya sebuah keberuntungan atau malah ada arti lain dari kehidupannya saat ini?

"(Name), kau tidak mau makan bersama-sama lagi?" Tanya Sasha yang berada di ambang pintu kamar mereka bersiap untuk melaksanakan makan siang.

Memang sudah tiga hari ini pula (Name) memilih untuk menghindari keramaian dan makan disaat semua orang telah pergi.

Gadis itu menggeleng pelan sambil tersenyum ke arah Sasha, "Aku akan makan nanti, Sasha." Jawabnya pelan.

"Ah, baiklah kalau begitu. Jangan sampai kau tidak makan!" Ujar Sasha sambil meninggalkan dirinya di kamar itu sendiri.

(Name) memandang ke arah luar jendela mencoba menikmati pagi hari itu dengan tenang. Sebulan lebih dirinya sudah berada disini. Melewati banyak hal dengan orang-orang baru yang akhirnya menjadi rekan seperjuangannya. Tak dapat dipungkiri dirinya juga sedih dengan fakta gugurnya prajurit lain pada ekspedisi kemarin, terutama kabar kematian Ketua Regu Ness yang cukup membuatnya bersedih semalaman. Padahal dia baru mulai merasakan hangatnya orang tua.

(Name) menegakkan badannya saat mendapati Eren yang tengah berjalan seorang diri ke arah bukit.

"Sedang apa dia?" Gumam gadis itu penasaran.

Tanpa berpikir panjang, (Name) langsung membangkitkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya keluar dari markas untuk menyusul Eren.

Setibanya disana dia bisa melihat Eren yang tengah menutup kedua matanya sambil menyandarkan tubuhnya ke batang pohon. (Name) memperhatikannya sesaat dan menyadari bahwa ada setetes air mata yang keluar dari mata bocah lelaki itu.

"Kau menangis?" Perkataan tiba-tiba dari (Name) mampu membuat Eren terlonjak kaget dan langsung membuka matanya.

"(Name)? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Eren panik seraya menghapus bekas air matanya.

"Aku melihatmu berjalan kesini, jadi aku mengikutimu." Jawab (Name) santai sambil mendudukkan tubuhnya di samping lelaki itu.

EPHEMERAL // Aot x ReadersWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu