BAGIAN 47

671 45 1
                                    

Happy reading my readers
________________________

Arkan dan arelia tak menyadari bahwa sedari tadi arelia berdiri di tengah² jalan hingga sebuah truk yang berkecepatan tinggi menghantam tubuh arelia dan

BUM!'
BRAK!'

"LIA!"

"AREL!"

Hancur sudah semuanya

*★*

Di tengah lebatnya guyuran hujan semuanya terjadi begitu cepat.

Segera Arkan berlari menghampiri sang kekasih yang tergeletak dengan darah merembes dari kepala dan banyak luka di sekujur tubuhnya.

Arkan menopang kepala arelia, air mata membasahi pipinya dia tak menyangka hanya karna permainan konyol itu semua ini terjadi.

Tangan Arkan menepuk pelan pipi arelia "Lia bangun sayang jangan tinggalkan aku, maaf maaf kan aku yang bodoh ini bukan kamu yang bodoh tapi aku, bukan kamu yang tak pantas untuk ku, tapi aku yang tak pantas untuk mu, bangun, aku tak mau kehilangan mu" terus menangis itu yang Arkan lakukan.

Perlahan kelopak mata arelia terbuka, dengan lemas ia angkat tangan kanannya di tangkup sebelah pipi Arkan "A-arkan aku-aku sssungguh mencintaimu"

"Mm-maaf maaf kan aku Lia, bangun lah untuk ku ayo ke rumah sakit" Tutur arkan.

Arelia menggeleng dan matanya tertutup kembali "Lia bangun! Nggak nggak! Bangun sayang" celoteh Arkan.

"Arel!" Dengan khawatir para sahabat menghampiri arkan dan arelia.

Dengan sigap Rivano menelfon ambulan untuk segera tiba di tempat kejadian.

Tempat yang awalnya sepi kemudian menjadi ramai, banyak warga dan para siswa/i yang datang di tempat itu.

"Ini semua salah kalian! kalau kalian ga mainin permainan konyol itu arelia ga bakalan kaya gini!" Dengan tangis Saras melontarkan kekesalannya dengan emosi.

"Karna kalian sahabat kita jadi kaya gini!" Ucap Laras.

Tak lama ambulan datang, arelia dan sopir truk yang juga terluka di bawa ke rumah sakit terdekat.

*★*

Seorang gadis dengan sekujur tubuh yang bersimbah darah tak sadarkan diri berbaring lemah di sebuah brankar yang di dorong oleh beberapa petugas kesehatan.

Para teman-temannya berlari mengikuti brankar tersebut, di sampingnya ada lelaki yang berjas biru laut dan kaus putih dengan noda merah yang berasal dari darah gadis yang tertidur di atas brankar tersebut yang terus menggenggam tangannya yang lemas dengan erat.

"Mohon tunggu di luar" ucap perawat rumah sakit yang di turuti yang lainnya, dia pun menutup pintu UGD tersebut.

"Ya Allah selamatkan arelia" gumam seorang pemuda, dia Arkana abimayu dengan lemas tubuhnya di sandarkan pada tembok rumah sakit luruh sudah tubuhnya.

"Ini salah ku maaf, maaf kan aku Lia" gumam Arkan kepalanya ia letak kan pada lututnya, gumaman-gumaman tak jelas ia lontarkan, rembasan-rembesan air mata keluar dari matanya.

Laras dan Saras tak henti-hentinya menangis mereka khawatir dengan kondisi sahabatnya itu.

Bram sedari tadi berjongkok dengan punggung di sandarkan pada tembok di dangakkan kepalanya dengan mata tertutup dia hanya diam, ia tak ingin menghabiskan tenaganya untuk menghabisi 3 manusia tak berperasaan itu, dalam hati doa terus ia panjatkan, ia tak ingin kehilangan seorang adik untuk yang kedua kalinya, dia tak siap!

RelKan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang