BAGIAN 16

527 52 1
                                    

Happy reading my readers
________________________

Entah kemana arelia akan di bawa, tangannya sudah memerah dan yang pasti sangatlah perih.

Lelaki itu berjalan begitu cepat, melangkah dengan lebar, arelia yang langkahnya tidak terlalu lebar pun tak dapat menyamai langkah lelaki itu hingga ia terlihat seperti di seret paksa.

Lelaki itu tiba-tiba  berhenti, arelia memandangi tempat ini ternyata lelaki itu membawanya ke roftop sekolahnya.

"Lo gila ya main narik tangan orang aja! Mana sakit lagi" arelia mengaduh sambil meringis kesakitan, lelaki itu menoleh dan langsung menghadap arelia mengambil tangan arelia yang memerah karena ulahnya lalu meniup-niup tangan itu.

"Maaf, gua kekencangan nariknya" Arkan merasa bersalah.

"Udah lupain aja sekarang maksud Lo narik gua secara tiba-tiba di saat gua Masih ngobrol Ama temen-temen gua" arelia menanyakan segala pertanyaan yang telah terisi dalam otaknya dengan emosi yang tertahan mungkin akan meledak kapan saja.

"Entah lah gua juga gak tau, tapi di saat gua lihat Lo tertawa karena lelaki lain gua merasa marah karena yang boleh buat Lo tertawa cuma gua dan yang buat lu merasa bahagia cuma gua rel!" Arkan berucap dengan mata berkilat marah.

"Lah Lo siapa ngatur-ngatur gua! Mikir bray Lo siapa? bukan keluarga bukan pacar bukan saudara dengan seenak jidat mau ngatur hidup gua, aneh!" Arelia menatap Arkan dengan sinis. Ia muak dengan sikap Arkan yang semena-mena.

"Jauhin cowo itu!" Ucap arkan mutlak.

"Apa hak Lo!" Ucap arelia dengan mata melotot menandakan bahwa dia sedang marah.

Arkan diam tak berkutik. Iya, apa haknya? Dia bukan siapa-siapa arelia bahkan dia baru kenal dengan arelia.

"Mungkin saat ini gua bukan siapa-siapa Lo tapi gua pastiin untuk di masa mendatang lu bakalan jadi cewe gua" ucap Arkan dengan wajah datar.

"Tapi-" arelia kehabisan kata-kata.

"Sudahlah terserah Lo!" Ucap arelia pada akhirnya.

"Gua mau lu jauhin cowo itu!" Ucap arkan ngotot.

"Lu sama dia sama, kalian temen gua jadi gua ga bisa ngejauh dari dia. Jaga sikap dan ucapan lu sebelum satu persatu orang terdekat Lo mulai menjauh karena sikap dan ucapan yang lu ciptakan sendiri" ucap arelia sebelum ia meninggalkan Arkan yang berdiri membisu.

"Akhhh kenapa gua bodoh banget sih kalo begini ceritanya gimana gua bisa dapetin hati arelia. cih temen? Gua pastiin lu akan jadi milik gua arelia!" Arkan berteriak frustasi.

oOo

Arelia sekarang telah memasuki kelasnya ia tak menghiraukan ejekan dari teman-temannya yang katanya mukanya tambah jelek kalo ia tambahi dengan mimik datar dan seperti menahan amarah.

Saras Laras dan juga Bram hanya diam, mereka tak ingin menambah mood arelia memburuk dan menjadi pelampiasan amarah arelia.

Sementara Arkan memilih tetap berdiam di roftop di temani Rivano dan juga Ricco yang sedang Mabar bareng yang pasti tanpa arkan, karena sekarang Arkan hanya diam menatap depan dengan tatapan kosong punggungnya ia sandarkan pada tembok, ia terus mengingat setiap ucapan yang keluar dari bibir mungil arelia.

Apa mungkin selama ini ia bersikap dan berucap yang tidak di senangi gadis itu?

Atau mungkin arelianya aja yang berlebihan?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang ditanyakan otaknya sampai ia pusing sendiri dan memilih memejamkan matanya.

#pulang sekolah

Bel pulang sekolah SMA adipati telah berbunyi para siswa siswi berhamburan keluar kelas tuk pulang kerumah masing-masing.

Arelia menghela napas sejenak pada saat pelajaran terakhir tadi ia tak fokus malah memikirkan ucapannya sendiri pada Arkan di roftop. Ia berfikir apa mungkin ucapannya tadi berlebihan? Tapi entahlah ya ini juga salah Arkan jugalah kenapa dia bertindak begitu berlebihan.

Arelia melangkah kan kakinya keluar dari kelasnya, pada saat ia menelusuri lorong-lorong kelas sepuluh ia memberhentikan langkah kakinya karena ada seseorang yang meneriaki namanya.

"ARELIA!!"

Seseorang itu langsung memeluk erat arelia.

"Rel, maafin gua....gua tau sikap gua tadi berlebihan tapi suwer gue juga ga tau kenapa gua bisa melakukan itu sama Lo. Gua marah rel pas ngeliat ada seorang lelaki entah siapa bisa buat Lo ketawa dengan senangnya sementara gua cuma bisa buat Lo marah, gua ga suka" arkan mengeratkan pelukannya pada arelia.

Arelia tersenyum "tak apa gua maafin kok mungkin tadi juga ucapan gua berlebihan" Arkan langsung melepaskan pelukannya pada arelia.

"Serius berarti kita sekarang baikan, beneran loh jangan boong" Arkan mengangkat jari kelingkingnya.

Arelia ketawa "kaya bocah aja Lo"

Arkan langsung mengerucutkan bibirnya, Kan kumat. "Cepetan" arelia langsung menautkan jari kelingkingnya pada kelingking arkan.

Selepas itu mereka tersenyum lalu berjalan menuju parkiran dengan Arkan yang terus menjahili arelia.

Arkan telah puas bisa membuat arelia tersenyum dan memerah pipinya karena tersipu.

Arelia telah sampai di rumahnya setelah ia di antar arkan. Senyuman di wajahnya tak kunjung luntur, ia memasuki rumahnya, tapi tiba-tiba ia merasakan rambutnya ditarik arelia meringis.

"Akh sakit lepasin" orang itu tak menghiraukan ringisan arelia ia malah tambah menarik rambut arelia dengan lebih kencang sampai-sampai rambut arelia rontok.

"Lo! Udah mulai ngelunjak ya! udah buluk malah ngegoda Arkan si most wantted sekolah lagi, ga tau diri banget sih! ngaca! Lu sama kak Arkan tuh beda!" Orang itu berteriak tepat di telinga arelia sehingga membuat arelia merasakan perih dan dengungan yang hebat.

"Dek lepas dek....sakit.... hiks....lepas Kaka juga ga tau kenapa Arkan bisa deket Ama kaka. Kaka juga ga tau ini terjadi tiba-tiba" arelia menitihkan air matanya.

"Dasar bitch! karena Lo gua harus ngedenger temen-temen gua ngedumel ga jelas, karena Lo temen gua nangis! karena cowo yang di suka mereka akan di rebut Ama gadis buluk kaya lo. Gua tau di kelas Lo ada cowo ganteng yang sebelas dua belas Ama ka Arkan dan mau Lo embat juga tu cowo! Dasar Srakah Lo! ngaca dulu, Lo Ama mereka itu bagaikan langit dan bumi ga bakalan bisa bersatu! Jauhi mereka jangan buat temen-temen gua sedih karena ulah Lo" adelia mendorong arelia dengan kencang hingga membuat pelipis arelia berdarah karena terbentur ujung meja.

Arelia menangis tersedu-sedu karena merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Adelia telah meninggalkan arelia sendiri. Arelia berdiri dan berjalan tertatih menuju ke kamarnya.

Kalian pasti bingung kan kenapa Adelia mementingkan teman-temannya dari pada Kaka dan dirinya sendiri? Karena Adelia telah memiliki kekasih yang begitu di cintai dan mencintainya jadi dia tak akan tergoda dengan pesona Arkan ataupun cowo lain. ia mementingkan teman-temannya karena bagi Adelia teman telah menjadi sebagian hidupnya tanpa teman ia tak dapat hidup hingga ia tak menyadari banyak temannya yang hanya memanfaatkan dirinya.

Sesampainya arelia di kamarnya ia segera mengobati lukanya yang pasti masih dengan air yang mengalir dari matanya ia tak menyaka adeknya berbuat seperti itu hanya demi mementingkan teman-temannya.

##########

Up ni gays

Jan lupa vomentnya ya terus jangan bosen² baca cerita gua.

Gua tau ni cerita banyak typo jadi maaf ya namanya juga Manusia.

Salam manis author


RelKan [COMPLETED]Where stories live. Discover now