BAGIAN 18

487 50 1
                                    

Happy reading my readers
________________________

'Satu persatu nantinya senyum ini akan terbit kembali.
Satu persatu derita hidupku pada akhirnya akan pergi meninggalkan ku.
Satu persatu nantinya pasti orang-orang yang ku cinta akan kembali kedalam pelukan ku. Tinggal tunggu waktunya saja, di saat Engkau Memberikan hidayah dan takdir terbaik mu. Hamba sungguh merasa sangat bahagia karna ayah telah menerima ku kembali. Semoga nantinya ayah tak lagi membenci anak yang buruk rupa seperti ku lagi. Amiin yarob'

Arelia meneteskan airmatanya selepas berdoa kepada tuhan yang maha esa, setelah melaksanakan sholat subuh. Ia tersenyum, senyum kebahagiaan. Ia sungguh bahagia karna ayahnya telah dapat menerimannya kembali.

Arelia segera bersiap-siap untuk pergi menuju sekolah dan ia segera berjalan turun keruang makan. Di sana sudah terdapat keluarga tercintanya yang sudah menghadap piring masing-masing, ia berjalan menghampiri mereka

"Sayang sini kita makan bersama" cahaya dan adelia langsung memelototkan mata terkejut.

"Apa! Ayah lagi ngehalu kan? atau adel yang lagi mimpi mana mau ayah satu meja makan sama dia, sampah" adelia berucap sambil menatap sinis pada arelia.

"Ayah! kenapa ayah jadi seperti ini, ibu tidak mau satu meja makan sama dia yang ada nantinya makanan itu tidak bisa tertelan" cahaya protes kepada Antoni.

"Ya terserah mau kalian makan atau tidak. Sekarang yang ayah ingin kan arelia makan disini bersama kita, ayah ingin membuka lembaran baru untuk keluarga kecil kita, ayah merasa gagal menjadi seorang kepala rumah tangga karna tak dapat menjaga keharmonisan keluarga kita" antoni menjelaskan keinginannya, sementara arelia hanya menunduk menahan tangis.

BRAK!'

"Terserah! Terserah ayah saja yang pasti adel ga mau punya kakak buluk kaya dia dan adel ga akan pernah sudi satu meja makan sama dia" adelia pergi meninggal kan rumah mau sekolah mungkin kalau tidak ya bolos sama teman-temannya.

Cahaya menggeleng kepada Antoni "terserah ayah, pastinya ibu tidak bisa nerima dia didalam hidup ibu" cahaya langsung pergi menuju ke taman belakang rumah mungkin untuk menenangkan dirinya.

Sementara di ruang makan antoni menghampiri arelia yang menunduk menahan tagis.

"Arel anak ayah yang sabar yah, kamu harus percaya sebuah kebahagiaan itu ada"

"Tapi kapan ayah, arel ingin semuannya baik-baik saja, arel ingin kita bersama tapi kenapa sesulit ini? kenapa arel harus mempunyai wajah seperti ini? Hikss....hiksssss andai arel mempunyai wajah yang menawan pasti mereka semua tidak membenci arel"

"Nak, kamu tidak bisa menghalangi dan mengubah takdir. Syukuri apa yang kamu miliki nak, ayah yakin anak ayah pasti kuat. Sekali lagi ayah minta maaf karna dulunya ayah juga membenci dan mengolok olok kamu"

"Tak apa ayah yang terpenting sekarang ayah telah kembali lagi seperti ayah arel yang dulu" arelia tersenyum manis pada ayahnya.

"Ayo sayang makan nanti keburu siang dan kamu telat sekolah, nanti yang anter kamu ayah"

"Yeay akhirnya arel di anter ayah. Makasih ayah, arel sayang ayah" ucap arelia dengan nada anak kecil.

"Ayah juga sayang arel anak ayah"

#skip sekolah

Selepas arelia berangkat sekolah dan di antarkan ayahnya ia segera turun dari mobil ayahnya yang pasti ia menulikan pendengarannya dari gunjingan siswa siswi di sekolahnya tak tau saja bahwa yang mereka jelek-jelekan itu adalah anak dari pemilik sekolah.

Arelia berjalan menuju kelasnya, tapi pada pertengahan koridor ia di seret sang adek, siapa lagi kalau bukan adelia. Arelia di seret ke gudang yang jarang di datangi siswa mau pun guru mungkin yang datang kesana cuma penjaga sekolah maupun penjaga kebersihan itu pun jarang.

Brak!!'

Arelia di dorong adelia hingga ia tersungkur.

"Dek kamu kenapa!"

"Kenapa lo bilang! Lo udah buat ayah gua ga sayang lagi sama gua! Lo rebut ayah gua! Maksud lo apa? Dasar sampah!"

Arelia segera berdiri. Sudah cukup semuanya adeknya bilang ia merebut ayahnya? Hah ga salah?? Ayah adel ayah arel juga kalik.

"Apa del kaka ga rebut ayah kamu dan lagi ayah kamu ayah kaka juga! Asal kamu tau di dalam diri kita ada darah sama yang mengalir karna kita saudara dek. Asal kamu ingat itu! Dan lagi"

Arelia tersenyum sinis.

"Kamu bilang kaka sampah ya kaka sampah. kalau kamu ngomong gitu berarti kamu juga sampah!! Karna kita saudara"

'Plak' adelia menampar arelia hingga bibir arelia sobek dan mengeluarkan darah.

"cukup jangan pernah lo bilang kita saudara, karna gua ga sudi bahkan gak akan pernah sudi punya saudara kaya lo ingat itu!"

Bugh!' adelia menendang perut arelia hingga arelia kembali tersungkur lalu berjalan meninggalkan arelia. Tapi langkah adelia berhenti di ambang pintu dan menengok ke belakang.

"Cukup ayah gua yang lo ambil kalau ada lagi apa pun yang gua punya lu embat juga awas lo. Bangsat!" dan adelia meninggalkan arelia.

Selepas adelia pergi arelia hanya memandang kosong ambang pintu yang membawa hilangnya adelia hingga air menetes dari matanya.

"Arghhhhh gua benciii benciii hiks...hikss apa salah gua! apa yang membuat orang orang benci sama gua? apa wajah ini?" arelia memukuli wajahnya sendiri. "Hiks...ya Allah apa yang harus arelia lakukan? Nggak rel perjuangan Lo belum selesai, oke semangat!" arelia segera mengusap air matanya dan segera bangkit keluar dari gudang itu.

Arelia memutuskan untuk bolos pelajaran dan memilih untuk menenangkan hatinya ia memilih roftop sekolah yang merupakan tempat favoritnya untuk menenangkan hatinya.

Arelia duduk di ujung roftop dengan kaki yang ia gelantungkan, matanya tertutup dengan telinga yang ia pakaikan handsads ia memutar lagu spring day BTS.

"Kalau mau bolos ajak-ajak dong, kan jadinya ada temennya" ada saja yang mengganggu ketenangan arelia, tiba-tiba muncul suara yang tak diinginkan.

Arelia melepas hanshadnya dengan kesal lalu menengok ke belakang dengan mata di pelototkan.

"Eitz sante mbak matanya" ucap orang itu yang tak lain adalah 'arkan'

"Eh lo bisa ga sih sekali aja ga ganggu gua? bisa ga sih!"

"Sayangnya ga bisa, gimana dong?" arkan memasang tampang menyebalkan.

"Huh au ah gelap" arelia berdiri dan mengusap roknya yang kotor ada saja yang membuat ia ga mood.

Arkan mencekal tangan arelia yang ingin melangkah pergi.

"Gua tau lo lagi bad mood, hati lo sedang ga baik baik aja, makanya gua ada di sini gua mau ada buat lo di saat lo senang maupun sedih" arelia tak bergeming apa benar tadi ucapan seorang arkan?

"Maksud lo"

Arkan tak menjawab pertanyaan arelia tapi ia langsung menarik tangan arelia meninggalkan roftoop sekolah.

"Arkaaan lo mau bawa gua kemana? Woi jawab jangan diem mulu bisu ya lo" arelia meneriaki arkan ia kesal dengan arkan yang diam terus.

"Udah lo diem aja lo ikut gua ga usah banyak tanya. Gua ga bakalan nyulik lo" seketika arelia diam dan tak banyak tanya lagi.

Arkan terus menarik arelia hingga parkiran lalu meninggalkan sekolah dengan mobil sportnya.

##########
Vomentnya jangan lupa.

Mian typo bertebaran.

Salam manis author

RelKan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang