15. Malam Senin

528 91 132
                                    

Masih di hari Minggu, tetapi sudah jam 8 malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih di hari Minggu, tetapi sudah jam 8 malam. Siapa sangka? Malam ini, Brian sedang jalan berdua bersama...

Yasmin.

Pada akhirnya, sekeras apapun Brian menepis, Brian tetap seorang lelaki. Dan naluri lelakinya tak dapat ditahan lagi.

Setelah 3 tahun lebih tak merasakan debaran jantung yang ia tunggu-tunggu, akhirnya debaran itu terjadi juga oleh sebab Yasmin Azzahra---seorang gadis yang syukurnya sudah genap 18 tahun karena ulang tahun yang jatuh pada bulan Januari baru-baru.

Tadi pagi, Brian secara random mengirim pesan ke WA Yasmin. Mengajak sang gadis untuk jalan-jalan ke luar. Lelaki itu sudah siap tertolak. Namun, Yasmin yang notabene juga punya perasaan lebih padanya itu, ternyata tak dapat menolak.

Secara yakin, Brian merasa tidak salah bila dirinya pergi ke luar dengan Yasmin, mengingat Brian single dan Yasmin juga single.

Lagi pula, ini bukan kencan, hanya jalan-jalan biasa. Mereka berjalan dengan jarak, tanpa bergandengan tangan. Tak ada kontak fisik sedikit pun, tak ada kalimat-kalimat gombal, tak ada modus ini dan itu. Walau dari segi penampilan, orang-orang akan berpikir bahwa mereka benar-benar sepasang kekasih yang tengah berjalan-jalan manja menyusuri mall.

Ya sudahlah, tahu apa orang-orang?

Terlepas dari Brian yang punya rasa terhadap Yasmin, lelaki itu tulus ingin berteman. Ingin mengajak Yasmin bercerita, mendengarnya berkeluh-kesah. Berharap bisa sedikit menghibur walau tak seberapa.

Sekarang ini, mereka sedang makan malam di sebuah restoran bernama Raa Cha di Mall Ciputra. Makan, mengobrol-ngobrol ringan sejak 20 menit silam.

"Kamu abis lulus, rencananya mau kuliah jurusan apa?" Brian bertanya, sambil mengunyah santai makannya.

"Maunya sih hukum, Pak," jawab Yasmin sopan.

"Bagus tuh, biar kamu bisa jadi hakim yang adil." Brian sedikit bercanda.

Yasmin terkekeh malu sambil menunduk. Menahan salah tingkah yang sungguh menggebu. Rasanya, makin tipis oksigen untuk ia hirup.

"Kalo saya kuliah Psikologi dulunya, bukan Bahasa Inggris." Brian tersenyum, membagi informasi tentang dirinya.

"Oh, ya? Kok bisa ngajar Bahasa Inggris, Pak?" Yasmin menanggapi baik, suaranya kalem sekali.

Brian meminum jus alpukatnya sebelum menjawab, "Saya juga rada bingung, sih. But I don't mind, sudah kayak gini mungkin jalannya. Jadi, ya jalanin aja," jelasnya ringan, lalu tersenyum juga.

Yasmin cuma tersenyum-senyum saja mendengarkan Brian. Bingung mau menimpali apa yang nyambung dan mengasyikkan.

"Oh iya, gimana di kelas? Temen-temen kamu masih berulah?" Brian bertanya dengan wibawa, memasukkan sesendok makanan lagi ke dalam mulutnya.

BRIAN'S LOVE STORY✔️Where stories live. Discover now