09. Brian Bohong!

490 97 90
                                    

Jam 12 Siang

Hari Sabtu yang cerah, namun tak secerah hati seseorang yang warna rambutnya sangat cerah. Iya, Brian Byun, kembali mendapat terpaan gelisah pada hatinya.

"Halo, Bri."

"Halo. Lo sibuk gak hari ini?"

"Enggak, Bri, di rumah aja."

"Temenin gue bisa, gak?"

"Ke mana?"

"Ke rumah sakit."

"Kenapa, Bri? Lo sakit?"

"Emm, enggak. Tapi ya agak berasa, dikit... mau ngecek aja. Sebenernya, gue bisa sih pergi sendiri, tapi lo tau kan gue bosenan banget kalo harus sendirian? Hehe."

"Lo kenapa, Bri? Iya iya, gue temenin, ya. Jam berapa?"

"Jam 2 gitu, bisa? Soalnya, dokter gue dulu biasanya jam 3 gitu dateng ke RS-nya, semoga masih sama, deh. Udah hampir 2 tahun soalnya gak ketemu-ketemu dia lagi."

"Ya ampun, Brian... lo sakit lagi? Iya. Gue mandi dulu, ya." Cakra terdengar semakin khawatir dan tergesa.

"Kayaknya... tapi gak tau juga, makanya mau ngecek. Btw Cak, sekalian mau minta tolong lagi, nanti bawain mobil gue, ya? Bisa, kan? Maaf banget nih ngerepotin."

Mendengar itu Cakra jadi semakin khawatir.

"Kenapa? Lo gak bisa bawa mobil?"

"....Iya."

"Sakit banget emangnya, Bri?"

"Iya, emm lumayan. Tapi nanti jangan bilang Mami gue, ya? Jangan bilang Papa, jangan bilang Hyung gue juga."

"Bri, lo gak boleh gitu...."

"Duh Cakra, please dong... gue lagi males debat. Cepetan mandi, terus ke sini...."

"Sumpah ya Brian, lo tuh... argh, ya udah, bentar." Cakra sudah emosi, tapi tak punya pilihan lain.

Setelah itu, percakapan mereka berakhir. Brian pun berjalan keluar kamar, ingin mencari Mami.

Dan ternyata, maminya Brian sedang berada di kamar, menghias diri di depan cermin meja rias. Brian pun memasuki kamar itu, lalu duduk di tepi ranjang Mami dan Papa-nya.

"Mau ke mana, Mi? Udah cantik jadi tambah cantik." Brian memuji dengan senyuman tipis.

Mami Andin melihat pantulan Brian di cermin, kemudian tersenyum lebar pada putranya. "Bisa aja sih Gantengnya Mami."

Brian tersenyum saja sebagai responsnya.

"Mami mau ke rumahnya Tante Nina. Acara ulang tahun pernikahannya yang ke 20 tahun," ujar Mami seraya membalikkan tubuh, mulai menatap Brian.

"Mau aku anterin, Mi, pake motor?" Padahal, Brian sedang menahan nyeri, namun sebagai anak yang baik, ia tetap menawarkan.

"Gak usah, Mami jalan kaki aja. Orang deket kok rumahnya." Kemudian, Mami Andin menatap wajah Brian agak lama....

"Kenapa, Mi?"

"Kamu sakit, Nak?"

Brian menggeleng, "Enggak, Mi."

Namun, wajah Mami Andin masih tidak terlalu percaya. Hmm, perasaan seorang ibu memang lebih tajam daripada ujung anak panah sekalipun, ya?

"Aku mau pergi sama Cakra ya, Mi. Jam 2." Brian sengaja mendistraksi pikiran maminya dengan cepat.

"Mau ke mana?"

"Ke dealer, mau servis mobil."

"Kok gak sama Vino? Biasanya kamu sama dia kalo servis."

BRIAN'S LOVE STORY✔️Where stories live. Discover now