32. Lembaran Baru Indita

398 64 70
                                    

Wanita cantik nan anggun itu bernama Indita Riska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita cantik nan anggun itu bernama Indita Riska. Pendidikan tinggi, karir bagus, uang pun tak pernah berkekurangan. Sebab, sejak kecil memang sudah berkecukupan karena suksesnya sang ayah sebagai pengusaha.

Namun, tak ada manusia yang sempurna tanpa cacat. Saat fisik tak cacat, batin atau kehidupanlah yang biasanya akan cacat.

Harus bercerai di usia yang tergolong muda, 27 tahun, setelah menikah selama setahun saja dengan seorang pria yang berprofesi sama dengan ayahnya.

Berpisahnya kenapa? Karena tak ada kecocokan di antara Indita dan mantan suaminya---yang menikahnya karena dijodohkan oleh orangtua-orangtua mereka saja. Indita tak memiliki anak dari hasil pernikahannya.

Sekarang, usianya sudah 32 tahun, tetapi masih belum ingin menikah lagi karena masih trauma. Ia bercita-cita ingin jatuh cinta, lalu menikah. Tidak mau lagi menikah dengan orang yang tak dicinta.

Brian Byun, pemuda blasteran itu berhasil membuat Indita jatuh cinta. Nahas, cintanya bertepuk sebelah tangan.

Kemudian sebulan lalu, datanglah seorang lelaki bernama Satyasena Dharmawan. Usianya 33 tahun, berstatus sebagai mantan pacar Indita ketika masih mengenyam pendidikan di universitas.

 Usianya 33 tahun, berstatus sebagai mantan pacar Indita ketika masih mengenyam pendidikan di universitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi gimana, Dit?"

Orang itu berada di ruangan Indita kini. Rajin sekali mengunjungi akhir-akhir ini.

"Gimana apanya, Satya?"

"Kamu jangan pura-pura lupa. Semalem aku bilang apa?" tanya Satya.

Indita menghela Napas, lalu menatap datar. "Kamu kok gak kerja, malah ke tempat kerjaku?" tanyanya, mengalihkan pembicaraan.

"Aku gak konsen kerja kalau belum dapat jawaban dari kamu. Lagian, itu perusahaanku, bisa kapan aja aku ke sana. Sesuka hatiku," ujar Satya penuh kesombongan.

Mendengar itu, Indita berdecih dan tersenyum remeh. "Enak banget ya bisa kayak gitu," sarkasnya, lalu kembali menulis sesuatu yang harus ditulisnya.

Satya hanya menggoda. Mana ada peraturan seperti itu? Itu namanya prinsip bos malas, sementara Satya tak pernah suka menjadi 'bos malas'.

BRIAN'S LOVE STORY✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang