Biru's ✔︎ [TERBIT]

8. KEPEKAAN BIRU

Biru membuka matanya. Cowok itu merasakan kepalanya sangat sakit. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitarnya.

Bukan kah ia berada di kantor tadi? Ia mengernyitkan keningnya kala menyadari ada sesuatu yang menimpa dahinya.

Setelah itu ia memegang dahinya.

Handuk.

Handuk yang basah... Kenapa bisa berada di dahinya?

"Udah bangun?" pertanyaan retoris itu membuat Biru menoleh. Cowok itu bahkan tidak sadar jika Aletta telah berada di depan pintu.

Biru mengangguk. Aletta mendekatkan diri dan duduk di ranjang tempat tidur. Di sebelah Biru lebih tepatnya.

Baru saja Biru ingin mengucapkan sesuatu, namun ponsel milik Aletta membuat ia mengurungkan ucapannya.

Terlihat ada binar di iris gadis itu. Dengan cepat Aletta mengangkat ponselnya. "Halooo?!" sapa nya girang.

"Kok seneng banget kalau aku telpon?" ucap seseorang di seberang sana.

"Ya seneng dongg!!" balas Aletta. Bahkan gadis itu melupakan Biru yang memandangnya dengan tatapan tak terbaca.

"Siapa sih?" tanya Biru dengan intonasi tinggi.

Nyut nyut.

Tuhkan! Kepala-nya jadi pusing kalau teriak begini!

Aletta menatap Biru. Telunjuk gadis itu di letakkan di depan bibirnya.

"Itu siapa? Kamu gak kenapa-napa kan?" tanya sosok di seberangnya.

"Itu Biru, dia nanya aku telponan sama siapa" jawab Aletta jujur.

"Ohhh gituu, kamu sehat kan? Inget kan Al, kalau kamu kenapa-napa aku bisa ngerasain" ucap cowok itu.

"Aku gak kenapa-napa Al" ucap Aletta.

"Yaudah, aku mau nerbangin pesawat lagi nih. Aku tutup ya telponnya"

"Hati-hati ya Al, aku sayang kamu" ucap Aletta.

"I love you, twins" setelah itu sambungan terputus.

Biru melotot mendengar Aletta-nya yang berbicara romantis di telpon.

"Siapa sih?!" aduhh, mati-matian Biru menahan rasa sakit di kepala-nya. Meski sudah tidak se-sakit yang tadi.

"Balthazar" jawab Aletta singkat.