23. TIGERNYA BIRU

33.8K 2K 185
                                    

tandain kalau ada typo(s) yaa✨🦋✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

tandain kalau ada typo(s) yaa✨🦋✨

sebelum lanjut bacaa, kasih tau dong plis, kalian tau cerita biru's dari mana??
gak jawab? aku kasih pelakor baru tau rasa HIHIHI🥰

canda pelakor🤪

***

Pagi ini Aletta sudah bangun terlebih dahulu, karena semangat untuk pergi ke butiknya dan menyiapkan sketsa-sketsa untuk pakaian yang akan ia buat. Ia melirik Biru yang berada di sebelahnya, masih terlelap di dalam mimpinya.

Gadis berambut pastel itu membuka selimutnya, menginjakkan kakinya ke lantai kayu yang berada di kamar Biru. Tangannya mengambil bathrobe yang berada tepat di depan walk in closet. Lalu ia berjalan ke arah jendela kamar, melihat jalan raya ibu kota membuatnya merindukan masa kuliahnya dulu. Karena letak apartment Biru tepat berada di pusat ibu kota.

Tangannya memeluk dirinya sendiri karena air conditioner tepat berada di samping kepalanya.

Dengan tiba-tiba ada sesuatu yang melingkari perut ratanya. "Dingin?" tanya Biru sembari mendekatkan wajahnya ke leher jenjang Aletta dan mengecupnya.

Aletta berjinjit karena reaksi tiba-tiba Biru. "Ngagetin." ucapnya menepuk pipi Biru pelan.

"Kalau kedinginan kenapa ke sini sih?" cowok itu membawa Aletta ke kasurnya.

"Ya, karena mau ngeliat aja," Aletta kembali berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

"Tiger."

"Hah?

"Tiger," Aletta mengerutkan keningnya, kenapa Biru menjadi sweet seperti ini? "Kenapa manggil tiger?" tanya gadis itu.

"Panggilan kesayangan."

Aletta memegang dahi Biru dengan punggung tangannya. "Dingin kok." gumam gadis itu.

"Mandi bareng," setelah Biru melepaskan tangan Aletta dari dahinya, ia berjalan duluan ke kamar mandinya.

Aletta diam sejenak, mencerna apa yang barusan terjadi. Biru kesambet atau gimana?

***

Disini lah Aletta berada, sebuah ruangannya sendiri yang berada di dalam butiknya. Aletta dulu punya cita-cita ingin membuka butik untuk kalangan atas.

Tangannya memegang kain dan matanya menelusuri sketsa-nya. "Ini bahannya masih panas, dan terlalu licin. Ganti." titah gadis itu kepada salah satu bawahannya, Risa.

"Baik nona," setelah itu Risa mengambil kembali kain yang ia bawa dan menjauh meninggalkan ruangan atasannya.

Atensi Aletta beralih kepada kain yang berada di sebelah kiri, tangannya memegang kain itu. "Ini warna-nya gak sesuai apa yang saya mau. Bahannya juga terlalu kaku dan kasar. Ganti." ucapnya kepada bawahannya yang lain.

Biru's ✔︎ [TERBIT]Where stories live. Discover now