UriUzi 1

10.4K 870 153
                                    

Baca ini dulu lebih baik:
Disini aku mau ngatain.
Aku nulis ini sulit banget suer, karena disini, Uzi ama Uri nya tuh karakternya kek gimana lah ya (cool gitu ye, kan🤣). Sulit gitu buat nulisnya.
Aku nggak tahu kalian bakal suka apa nggak, tapi kedepannya aku akan berusaha sebaik mungkin membuat kalian suka❤
Bahkan, kemarin aku coba nulis ini dan baru siap barusan malah.
Sulit gitu untuk mikirin idenya.
Nggak kayak cerita ku yang lainnya yang mudah banget, ide ngalir teruss.
Banyak typo, ya.

Selamat membaca💙

***

Sore ini terasa panas, tetapi tak urung membuat semangat gadis itu terhenti untuk berlari. Auristela Keisya, Uri panggilannya. Bersusah payah, Uri berlari mencapai target yang telah ditentukan sang pelatih. Entah mengapa tiba-tiba kakinya terasa lemas saja saat berlari, tak seperti biasanya. Pemanasan yang diberikan sang pelatih tak main-main kali ini, lima belas putaran keliling lapangan yang sangat luas.

Dalam hati, Uri mengumpat. Tak habis pikir dengan sang pelatih. Ia baru masuk, tetapi sudah disuruh lari keliling lapangan saja. Ah, benar-benar lelah. Tetapi, tak apa. Untung kebugaran Uri masih terjaga.

"Sudah... kamu boleh istirahat sebentar. Untuk kalian... tetap latihan, ya? Coba gerakannya sampai kalian bisa." Bang Arif-selaku pelatih pencak silat tempat Uri mendaftar menginstruksikan agar Uri berhenti berlari, begitupula dengan anggota yang lainnya.

"Huft, capek," keluh Uri. Ia mengambil sebotol air mineral dan meneguknya.

Entah mengapa pikiran Uri baru berjalan sekarang untuk memasuki latihan pencak silat. Padahal ia sudah kelas 11 yang pastinya banyak persiapan ujian naik kelas. Padahal dari dulu, ia sudah memiliki hobi olahraga, tetapi entahlah niat untuk olahraga baru tergapai sekarang.

"Sanggup nggak lo jadi anggota sini? Baru beberapa putaran aja udah ngeluh. Nggak yakin gue lo sanggup. Lihat lo aja, udah ihh. Kok Bang Arif bisa terima lo, ya? Bang Arif nggak suka anggota yang lemah."

Uri menoleh pada asal suara. Seorang gadis tengah menatapnya remeh. Dengan sudut bibir yang terangkat sebelah.

"Gue tahu," balas Uri singkat, ia tak ingin sok kenal dengan gadis disampingnya ini.

"Heh, songong banget lo jadi cewek. Baru juga anggota baru udah sok-sokan lo. Gue aduin anggota lain baru tahu rasa lo." Gadis itu tak terima dengan balasan Uri yang sangat singkat itu.

"Heh, kok lo malah diam? Wah, lo benar-benar mau di aduin, ya?"

"Mau lo apa sih?" tanya Uri, yang kini sudah berhadapan dengan gadis itu.

"Heh, lo anggota baru nggak usah sok-sokan. Jadi anggota baru aja lo udah sombong."

"Kapan?"

"Apanya yang kapan?"

"Kapan gue sombong sama lo?"

"Bar--"

"Raisya Adriella. Ngapain kamu? Saya suruh kalian mengulang gerakan yang saya ajarkan. Kenapa kamu sampai disitu? Lihat yang lain, mereka mengulangi yang saya perintahkan."

Mampus.

Raisya Adriella, gadis sok pandai yang selalu tampil menjadi yang nomor satu. Setiap anggota baru yang masuk, maka ia akan menginterogasi anggota tersebut dengan sadis, bahkan ada yang sudah keluar dalam sekejap. Ia menatap bang Arif gugup. Buru-buru ia berlari kembali ketempat semula.

Uri menatap pada bang Arif. Matanya terbelalak kaget melihat seseorang yang berada di samping bang Arif. Cowok itu? Aish, kenapa dia ada disini? Tanya Uri dalam hati.

UriUzi [ END ] Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ