UriUzi 31

3.1K 665 319
                                    

HAI....

GIMANA PUASANYA?

LANCAR?

SEMANGAT, YA💪

SELAMAT MEMBACA❤

***

Langit tampak membiru, bersih dan cerah. Banyak orang yang berlalu lalang beraktifitas sore ini. Apalagi sekarang ini adalah musim penghujan, sangat sulit untuk sekedar keluar rumah.

Jalanan padat, ya, memang karena jadwalnya pulang para pekerja. Seperti sore ini, Uri dan Uzi tengah lari bersama. Sudah lama mereka tak berolahraga. Badan pun rasa encok semua. Hampir satu minggu ini karena Uzi hanya fokus dengan kesembuhan Sopi dan Uri sibuk mengurus Uci.

Hampir satu setengah jam mereka berlari kecil, tanpa henti. Peluh pun sudah membasahi wajah mereka masing-masing. Uri benar-benar tak kuat untuk sekedar berlari saja. Biasanya ia tak kenal lelah, tapi karena ini mungkin hari yang panas.

"Gue capek," keluh Uri berhenti.

"Berhenti di sana." Uzi menunjuk pohon dibawah sana. "Ayo," ajak Uzi menarik tangan Uri cepat.

"Haus?" Uri mengangguk.

"Mau minum?" Uri juga mengangguk.

"Beli sana."

Uri langsung menatap Uzi tajam. Bukankah dia yang menawarkan minum? Lalu kenapa malah Uri yang disuruh. Uri hanya diam, tak bergeming. Ia tak akan mau diperintah oleh Uzi seperti ini.

Keadaan hening beberapa menit. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Uri yang sibuk menatap orang berlalu lalang. Apalagi melihat mbak-mbak berbaju ketat dengan legging ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Tak tanggung-tanggung, mbak-mbak itu pun mengedipkan matanya pada Uzi. Uzi hanya diam. Ia tak tergoda sama sekali. Jangan tergoda, melirik saja ia tidak.

Uzi menoleh kearah Uri yang tampak mengoceh dengan suara pelan.

"Mau ke mana lo?" Melihat Uzi yang berdiri, Uri mengerutkan dahinya seraya bertanya.

"Beli minum," jawabnya singkat lalu pergi ke penjual minuman.

"Nih." Uzi melemparkan sebotol air mineral yang ia beli pada Uri. Jakunnya naik turun seiring dengan air yang memasuki tenggorokannya.

"Capek banget." Uri mengusap peluhnya yang menetes.

"Udah lama gak olahraga."

"Iya," ujar Uri.

"Hari ini lo udah boleh bebas."

Uri menatap Uzi dalam. Apa maksudnya? Bebas seperti apa yang Uzi maksud. Selama ini juga Uri bebas tanpa ikatan dengan apapun. Tak ada yang berani melarang nya kecuali keluarganya.

"Maksudnya?" Uri menaikkan sebelah alisnya menanti kelanjutan ucapan Uzi.

"Mama udah sembuh. Uci gue yang jaga di rumah. Lo gak usah datang lagi ke rumah gue."

Ucapan Uzi barusan bagaikan tamparan keras bagi Uri. Jujur saja, ia sudah nyamna berada didekat Uci. Bersama Ully, Uri merasakan mempunyai adik perempuan lagi. Rasanya tak rela, jika Uci tak bersamanya lagi.

"Oh," deham Uri pelan.

"Sekali lagi, makasih." Uzi menghembuskan nafas pelan. "Udah terima Uci di kehidupan lo."

UriUzi [ END ] Where stories live. Discover now