UriUzi 28

2.8K 655 1K
                                    

Tanpa banyak bct mari baca

Selamat membaca Breh

***


Macet. Salah satu hal yang paling membuat Uri bosan. Sudah tiga puluh menit ia terjebak macet. Rasa kantuk pun sudah melandanya sedari tadi agar tertidur dan tak berangkat ke sekolah. Padahal pagi ini ia ada ulangan harian.

"Shit. Ini ada apa sih?!" geramnya tertahan.

Uri menyandarkan kepalanya pada kaca mobil. Baru beberapa menit ia bertemu dengan alam mimpi, bunyi klakson pengendara lain berhasil membangunkannya detik itu juga.

Mengumpat kesal, ternyata di depan sudah tak terlalu macet. Uri menjalankan mobilnya pelan disusul pengendara lain yang berada di belakangnya.

"Bolos aja kali, ya?" gumam Uri. Mau masuk sekolah pun sudah terlambat lima belas menit. Belum lagi perjalanan ke sekolah nanti.

"Tapi, kemana?" tanyanya lagi.

***

Di rumah, Uzi kesusahan mengurus Uci yang sangat rewel. Berdua dengan Renata karena gadis itu ngotot tak ingin sekolah jika Uzi juga tak sekolah. Dan terpaksalah kini mereka berdua yang ada di rumah ini.

Sopi sedang keluar membeli perlengkapan rumah, mulai dari popok Uci hingga stok makanan yang sudah habis di rumah. Sopi juga tak ingin diantar, katanya mau sendiri aja.

"Ta, ambilin mainan Uci di sana."

Renata mengangguk senang. Dalam sekejap ia memberikan mainan ayam-ayam Uci pada Uzi. Baginya, disaat seperti inilah ia bisa berdekatan dengan Uzi. Kapan lagi bisa berduaan. Ups, bertiga sama Uci.

"Uci, gendong sama Kakak yuk!" Renata merentangkan kedua tangannya.

Lain dipikiran Renata yang mengira kalau Uci akan mengulurkan tangan, nyatanya bayi itu malah asik dengan tangan Uzi dan mainan ayamnya. Uci sama sekali tak menghiraukan Renata membuatnya berdecak kesal.

Renata mengambil alih. Ia duduk disebelah Uzi lalu memeluk cowok itu dari samping seolah-olah memanasi hati Uci. "Lihat nih. Kakak ambil Uzi," ujar Renata.

"Lepas," ucap Uzi risih.

"Kenapa lagi sih? Aku ada salah?" ucap Renata tak tahu.

"Gue libur mau jagain Uci. Bukan ladenin lo."

"Ya, kan, kita disini cuma berdua."

"Terus?" Uzi menaikkan sebelah alisnya.

"Harusnya kita mesra-mesraan," kata Renata tersenyum.

Tak menghiraukan Renata lagi, Uzi membawa Uci kedalam gendongannya dan pergi keluar. Lebih baik ia melihat pemandangan luar daripada melihat Renata.

Sengaja ia libur hari ini. Rencana Sopi yang katanya akan berbelanja cukup banyak hari ini untuk kebutuhan sehari-hari dan akan menitipkan Uci ke pengasuh bayaran untuk beberapa jam saja. Tapi, Uzi tak terima itu. Dan beginilah, ia yang meliburkan diri dengan titipan absen pada Garuda.

"Kenapa ini?" Uzi mengelap air liur Uci yang menyambur keluar.

Uzi membawa Uci untuk duduk. Ia meletakkan Uci di dada nya lalu satu tangannya menahan Uci dan satunya lagi mengusap-usap punggung bayi itu supaya terlelap. Ini baru adiknya, bagaimana dengan anaknya nanti? Apakah ia akan selelah ini menjaga dalam beberapa jam saja?

UriUzi [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang