UriUzi 38

2.6K 581 773
                                    

Halo manteman....

Jangan lupa vote, komen dan follow, sebelum membaca.

500 komen, aku langsung next🗿
Bisa ga?

Selamat membaca❤

***

Seharian ini, Uzi menemani Renata di rumah sakit. Keadaan papa Renata yang kadang drop dan kadang baik membuat mereka harus siap siaga. Sudah tiga hari Uzi disini. Rasa rindu pada Uri pun tak tertahan rasanya.

Hanya tadi malam, Uri dan Uzi chatting-an sampai larut malam. Itu kemauan Uzi untuk menghilangkan rasa bosan disini. Tahan, empat hari lagi rindu itu akan lenyap melihat Uri nantinya.

Sekilas, Uzi melirik kearah Renata yang sedang tertidur menyandar di dinding ruangan. Uzi cukup iba melihatnya, Renata di suruh ini-itu oleh mamanya. Ya, namanya anak pasti begitu.

"Uzi, mending kamu makan dulu." Yena, mama Renata memberikan Uzi sebungkus biskuit.

"Makasih, Tante," ujar Uzi sungkan.

"Ta, bangun, yuk!" Yena menepuk-nepuk pipi Renata pelan. Renata lah satu-satunya harapan Yena untuk saat ini. Renata adalah anak satu-satunya.

Renata menggeliat. "Apa, Ma?" tanyanya dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Makan dulu."  Yena memberikan biskuit yang sama pada Renata. "Uzi, kalau kamu mau minum. Ini minumannya, ya. Mama masuk dulu."

Sepeninggalan Yena, Renata berjalan mendekati kursi Uzi. Renata duduk disebelah Uzi. Ia mendekatkan badannya lalu bersandar di bahu Uzi membuat cowok itu terkejut.

"Uzi. Aku takut Papa kenapa-napa."

"Papa lo bakal sembuh," sahut Uzi. Kalau sudah begini, rasa iba melihat Renata hilang seketika.

"Tapi--"

"Nggak pa-pa," potong Uzi cepat malas mendengar Renata yang pastinya mulai mengada-ada. "Doain aja buat kesembuhan Papa lo." Uzi menggeser kepala Renata agar menjauh dari pundaknya.

"Perbanyak berdoa, bukan tidur." Setelah mengatakan itu, Uzi langsung pergi keluar. Tangannya dimasukkan kedalam saku celana. Ia butuh refreshing, sejenak keluar dari sini untuk ke taman.

***

"Uzi ngapain, ya?"

"Udah makan belum, ya?"

"Ih, telepon, nggak? Telepon, nggak?" Uri bergumam pelan.

Berulang kali Uri melihat HP nya. Berulang kali juga ia membaca ulang pesan Uzi tapi tak ada tanda-tanda cowok itu mengirimkannya pesan. Uri sungguh kesal dibuatnya.

Tadi malam mereka berdua sudah berjanji akan bertukar kabar dan keadaan setiap lima jam sekali. Tapi sampai saat ini Uzi tak ada memberinya kabar sama sekali membuat Uri uring-uringan jadinya.

"UZI LO BIKIN GUE KESEL!!" teriak Uri tak karuan.

"URI, NGAPAIN KAMU?" Rima berteriak keras dari bawah.

UriUzi [ END ] Where stories live. Discover now