UriUzi 42

2.5K 610 623
                                    

Sengaja lama update, kemarin aku Gegana
Kit heart💔

Selamat membaca🖤

***

Uzi menggenggam tangan Uri lembut. Sudah satu jam mereka jalan keliling. Tak tahu arah, jika lapar mereka makan, jika haus mereka minum. Niatnya mau pergi ke tempat romantis tapi gak jadi karena banyak pengunjung hingga berdesakkan.

Sama seperti awal pacaran, mau pegang tangan Uri pun, Uzi meminta izin. Takut jika Uri marah dan melotot padanya. Uzi tak ingin hubungan yang sudah ia rancang sebaik mungkin kembali hancur hanya karena masalah sepele tak jelas.

"Mau apalagi?" tanya Uzi menggeser rambut Uri yang menutupi setengah wajahnya.

"Gak tau."

"Gue juga nggak tau. Kita udah keliling lho," ucap Uzi. Jujur saja, ia juga capek jalan tak menentu. "Pulang?"

Uri langsung menatapnya tajam. Uzi benar-benar tak pernah peka dengan keadaan. Baru beberapa jam sudah minta pulang. Ini saja masih pukul delapan. "Pulang aja sendiri," ujar Uri berjalan duluan.

"Tungguin," ucap Uzi kembali menggenggam tangan Uri. Tadi kan sudah izin, tak apalah tak izin lagi.

"Apa lagi sih? Katanya mau pulang, pulang aja sono. Jalanan luas."

Ingin sekali Uzi mengumpat. Apa dia salah? Dirasa tidak karena dia tak melakukan apapun. Hanya mengatakan pendapat. Pulang? Hanya karena itu Uri marah padanya.

"Gue nggak ngerti, Ri. Sekarang, kita kemana?" tanya Uzi kembali berjalan beriringan dengan Uri.

"Gue nggak tau."

"Gue juga nggak tau karena gue nggak pernah jalan sama cewek." Uzi menghembuskan nafas pelan. "Tempat kencan aja gue nggak tau. Jujur aja, gue nggak pernah kencan."

Keduanya sama-sama terdiam. Uzi menatap Uri dalam. Ternyata begini rasanya pacaran. Cukup asyik dan menyenangkan. Lelah berdiri, Uzi duduk bersimpuh di atas tanah tanpa alas.

Bunyi suara kendaraan sangat memekikkan ditelinga. Wajar saja, ini tepi jalan. Niat mau romantis malah seperti ini jadinya. Melihat Uzi yang sudah duduk nyaman, Uri juga ikut duduk disebelah Uzi.

Uzi menatap Uri dalam. Kalau disuruh mendeskripsikan tentang Uri, Uzi akan sangat sulit menjawab itu. Uri itu cuek, tapi ngangenin. Uri itu jago bela diri membuat Uzi mabuk kepayang akan kelihaiannya. Uri itu sok tahu, tapi justru bikin sayang. Ah, Uzi sudah jadi budak cinta sekarang.

"Kenapa kita bisa pacaran?" tanya Uri menatap kembali Uzi.

"Karena kita saling suka," jawab Uzi.

Uzi mengambil tangan Uri lalu mengapitkan dengan tangannya yang terasa begitu dingin. "Nanti kita kuliah jangan pisah, ya?" pinta Uzi terdengar memohon. "Aku gak bakal kuat kalau kita pisah nanti." Uzi mengelus tangan Uri.

Entah apa yang merasuki Uzi hingga merubah gaya bicaranya. Lembut dan pelan, tidak seperti biasanya yang datar dan dingin. Begitu pula dengan Uri, cewek itu memejamkan matanya perlahan. Bibirnya tak bisa untuk tidak tersenyum dengan perlakukan Uzi.

"Janji jangan pisah lagi, ya?" ucap Uzi semakin mengeratkan pegangannya pada tangan Uri.

Uzi bisa diajak romantis juga ternyata, batin Uri terkikik. "I--iya," balas Uri kikuk. Ia juga tak tahu kuliah dimana.

"Uri," panggil Uzi. "Aku sayang kamu, deh."

Uri mengulum senyumnya. Kakinya sudah goyang-goyang sedari tadi karena gugup. Ia tak pernah sedekat ini dengan laki-laki. Uzi jadi yang pertama.

UriUzi [ END ] Where stories live. Discover now