URIUZI 19

2.8K 561 156
                                    

Selamat membaca❤

***

Suasana kelas siang ini tak bisa dikatakan damai. Siswa dikelas pun bersorak-sorak di menit-menit terakhir menuju jam istirahat, mereka semua berteriak heboh lantaran tak terima dengan nilai hasil ulangan dadakan tiga hari lalu.

Semuanya protes, kecuali Ajeng, Grizella dan Ahmad yang mendapat nilai tuntas. Queen sudah memukul-mukul meja tak terima dengan nilai yang diperolehnya, 30. Berbeda dengan Uri, gadis itu sudah menendang meja yang ada di dekat nya.

Uri tak terima dengan nilai yang hanya berangka empat, 40. Beginilah nasib yang tak pernah belajar. Uri yang hanya belajar seminggu sebelum ujian bisa apa? Bahkan semua materi yang di UH-kan ia tak paham sama sekali.

"Remedial dong, Pak?!" seru seluruh siswa dengan nada penuh harap.

"Jangan, Pak. Saya puas dengan nilai saya sembilan lima," timpal Ajeng. Si siswa pintar peringkat dua setelah Grizella. "Salah mereka dong, Pak. Kenapa mereka nggak belajar?"

"Alah, iri aja lo," sentak Queen kesal.

"Tau lo. Songong banget dapat sembilan lima. Lihat nih Grizella. Seratus!" timpal Uri memperlihatkan kertas Grizella didepan wajah Ajeng.

"SUDAH... SUDAH KALIAN TAU, KAN? SAYA TIDAK PERNAH MENERIMA YANG NAMANYA REMEDIAL KARENA ITU PERCUMA!!" Suara pak Yahuda membuat semua siswa terdiam dibuatnya. Tak ada yang berani melawan lagi.

"Saya keluar. Selamat istirahat." Pak Yahuda langsung keluar kelas dengan buku sejarah yang ada ditangan kirinya dan pulpen serta spidol ditangan kanannya.

"Hadeh, nilai gue jarang tuntas akhir-akhir ini," gumam Uri.

"Sabar, ya, Uri. Nanti aku ajarin kamu belajar deh. Kita belajar bareng," ucap Grizella memegang tangan Uri.

"Ah, iya, Griz. Gue ke toilet dulu, ya. Kalian ke kantin aja langsung. Nanti gue nyusul."

Uri berjalan cepat ke toilet. Selesai dari toilet, ia hendak menuju kantin menemui Grizella dan Queen. Tapi, sebelumnya ia berpapasan dengan Drax yang menatapnya tersenyum.

"Hehe." Drax menyengir lebar. "Apa kabar, Ri?" tanya Drax basa-basi.

"Baik," jawab Uri seadanya. "Ngapain?"

"Mau berak, eh, gue ada pertanyaan nih buat lo," kata Drax yang lagi-lagi membuat langkah Uri terhenti saat hendak pergi.

"Apa?" Uri menaikkan sebelah alisnya.

"Luisa udah punya pacar belum?" tanya Drax.

"Udah. Tapi, diselingkuhin."

"Sama siapa?" Drax melongo. Ia tak percaya bahwa gadis secantik Luisa masih diselingkuhi.

"Garuda."

"Wah, sialan itu si Garuda pancasila. Eh, btw, gue suka sama Luisa." Drax berujar malu.

Tak apalah. Tak dapat Uri, sepupunya pun jadi. Semuanya berawal ketika Drax sedang jalan-jalan bersama Nevan disalah satu mall. Mereka melihat Uri yang tengah berjalan bersama seorang gadis sebaya dengannya.

Sifat mereka hampir sama, tapi dengan bodohnya Luisa malah menerima Garuda yang menjadikannya pacar keduapuluh sekian. Drax akui, Luisa cukup susah didekati, tapi lebih susah Uri.

"Terus?"

"Kasih nomornya Luisa dong," pinta Drax.

"Nanti gue kirim."

UriUzi [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang