UriUzi 41

3K 635 281
                                    

Aih, kemarin kan aku pengen double update kalau aku lulus daftar. Eh, pengumumannya diundur ga jadi deng double update. Karena aku udah janji juga sama kalian mau update senin. Makanya aku update. Ga jadi double update yaa. Ahay.

Selamat membaca❤

***


"Jadi dia udah undurin diri dari lama?"

Bang Arif mengangguk membuat Uzi menghela nafas pelan. Ternyata selama ia pergi, Uri sudah mengundurkan diri dari tempat latihan silat. Kenapa Uri tak memberi tahu nya kala itu?

Uzi menyandarkan badannya. Ia terasa lelah dengan semua ini, belum lagi kasus perceraian Sopi dan Liko yang harus ia urus juga. Dan sekarang, ia sudah kembali mengajar disini karena tak enak terlalu lama libur.

"Om, saya pulang dulu." Uzi menyalami Bang Arif sopan.

"Hati-hati."

Di perjalanan Uzi lebih banyak melamun sambil membawa motornya. Tak tentu arah rasanya. Uzi tak menghiraukan kegalauannya lagi pada Uri. Yang terpenting, Uri bahagia dengan pilihannya seperti ini.

Markas Bosporus mungkin adalah tempat terbaik untuk Uzi tempati saat ini. Bercerita sedikit dengan Garuda menanyakan cara cepat move on dari mantan. Karena Garuda lah yang paling berpengalaman kalau soal move on.

Setibanya di markas, Uzi langsung masuk sambil membuka tas dan mengambil headphone nya lalu menyumpal telinganya. Suara disini sangat berisik dan Uzi rasa cukup menganggu.

"Garuda."

"Apa?" tanya Garuda. Cowok itu sedang belajar sendiri di sudut ruangan.

"Gimana cara cepat move on?" tanya Uzi to the point.

"Hah?" Garuda ternganga dibuatnya. "Lo move on dari siapa?" ujar Garuda mengubah posisi duduknya menghadap Uzi.

Uzi menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ada, deh."

"Uri?" tebak Garuda.

Tepat sasaran. Namun, Uzi malah menggeleng. Tak boleh ketahuan kalau ia dan Uri sudah pacaran singkat. Dimana muka Uzi akan di taruh? Ini adalah cinta pertama, dan sudah putus dalam waktu singkat.

Kelihatan sekali kalau ia tak pandai pacaran. Uzi menggeleng. Bayangan Daffin, Zayyan dan Gardika mengejeknya berputar-putar di kepalanya. Tak boleh terjadi.

"Lo bisa nggak?" tanya Uzi melepas sebelah headphone-nya.

"Bisa lah."

***

Kata Garuda, hal pertama cara cepat move on adalah ketika bertemu jangan di sapa ataupun ditegur. Cuek seperti sedia kala. Nggak usah peduli, anggap aja dia bukan siapa-siapa.

Oke, Uzi sudah melakukan step ini. Saat berpapasan dengan Uri, sama sekali Uzi tak menoleh begitu juga dengan Uri. Seperti tak pernah kenal sebelumnya.

Saat di kantin, sialnya Uri dan Uzi satu meja untuk belajar bersama. Mau bagaimana lagi, ujian semakin dekat didepan mata. Uzi yang duduk disebelah Uri membuat jantungnya berdetak-detak lebih kencang.

"Cieee, lagi pdkt nih, ye?" goda Daffin menunjuk Uri dan Uzi bergantian.

"Gue nggak pdkt sama dia," ujar Uri kesal melotot kan matanya pada Uzi.

UriUzi [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang