UriUzi 44 [ SELESAI ]

5.1K 752 442
                                    

Puyeng daring, lebih baik nulis ☺
Buat kalian, semangat daringnyaa🤙

Part akhir!!

Aku gak tau, kalian bakal suka apa nggak. Yang penting ini adalah akhir part UriUzi.

Aku minta tolong rekomendasiin UriUzi ke temen-temen kalian yaa🙏 Karena ini cerita sudah completed, yang udah ngerekomendasi terima kasih banyak🙏❤

Kalau ada typo tandai!!

Selamat membaca❤

***

Tiga hari sudah, Uri dan Uzi tak bertemu. Bahkan, Uzi sangat susah untuk dihubungi. Saat Uri menghubunginya pun, dia selalu menjawab singkat. Hal itu membuat Uri jadi takut. Takut, karena semua sikap itu adalah masa awal mereka kenal dulu.

"Kemana sih dia?" gumam Uri. Ia sengaja menunggu Uzi di halte depan.

"Kok nggak kelihatan, ya?"

"Udah pulang belum, ya?" gumamnya lagi.

Sudah setengah jam Uri menunggu Uzi keluar. Namun, tak ada tanda jika cowok itu berada dikelas. Uri berdecak kesal. Ia bimbang, mau menelepon Uzi atau tidak. Soalnya, cowok itu akan irit bicara yang mengharuskan Uri juga berbicara singkat.

Ujian sudah selesai. Seminggu lalu, Uzi pernah berkata kalau mereka sudah selesai ujian, Uzi akan mengajaknya jalan-jalan sambil olahraga. Tapi sekarang cowok itu malah ngambek-an segala padanya.

"Suruh ke rumah aja kali, ya?" idenya. "Terus bilang kalau Ully kangen," ujar Uri lagi. "Ya, walaupun yang kangen gue sih."

Auristela Keisya:
Ully kangen.
Mau ke rumah nggak?

Uri langsung masuk ke mobilnya. Ia harus cepat-cepat sampai di rumah. Kalau memang Uzi datang, ia harus lebih dulu datang daripada Uzi. Kan kalau Uzi datang duluan, kelihatan banget bohong nya.

***


"Ully ka--"

Uri menutup mulutnya kaget, shock, malu, bodoh dan entahlah. Ia mematung melihat Uzi duduk enteng didepannya dengan Ully. Uri merunduk. Kakinya bergoyang tak karuan saat ini. Sial sekali. Ia kalah gercep.

"Kenapa pulang lama?"

"Itu sibuk," jawab Uri. Sibuk mikirin lo.

"Ngapain?"

"Ada, deh."

Uri mengatur nafasnya. Ia duduk di tepi sofa sambil memperhatikan Ully yang asik dengan bonekanya. Keadaan canggung, hanya ada suara Ully yang asik berbicara dengan kedua boneka ditangan kanan dan kirinya.

"Marah, ya?" ucap Uri pada Uzi.

"Nggak."

"Kok nggak ada hubungi?"

"Sibuk belajar."

"Marah bilang aja kali," decak Uri kesal. "Susah ngomong sama lo." Uri langsung pergi meninggalkan Uzi yang malah asyik dengan boneka Ully.

Setelah kepergian Uri, Uzi tersenyum tipis. Ia kembali menemani Ully bermain boneka. Uzi berdeham. Mengenai pesan tadi ia akan tanyakan sendiri pada Ully.

UriUzi [ END ] Where stories live. Discover now