Chapter 22

651 105 3
                                    

To all the boys I've loved before

"Baiklah kalau begitu, jawab pertanyaanku dengan jujur. Kenapa kau tidak pernah pacaran?" tanya Off pelan.

Sesaat aku terdiam, lalu ku jawab "Entahlah, mungkin karena tidak ada yang suka padaku."

.
.
.
.
.
.

"Bohong, aku tidak percaya dengan itu" jawabnya sambil mengayunkan jari-jarinya di hadapanku.

"Karena aku ingat 3 bulan yang lalu Arm mencoba mengajakmu kencan tapi kau menolaknya." tambahnya.

Aku terkejut mendengarnya, "Bagaimana bisa kau tahu itu? aku saja lupa tentang hal itu." jawabku panik.

Off yang melihat kepanikanku, menyenderkan punggungnya di kursi dan memutar bola matanya dengan malas.

"Ayolah Gun, jujur saja padaku.. aku sudah tahu rahasia soal surat-suratmu bukankah harusnya kau sudah mulai percaya padaku."

"Ok, sebenarnya aku sangat suka membaca dan menulis novel tentang cinta tapi saat kubayangkan itu semua menjadi kenyataan...."

"Apa? Menakutkan?"

"Iya, aku takut untuk memulainya"

"Kenapa? Apa alasanmu takut untuk memulainya?" tanya Off lagi.

Aku menundukkan kepalaku sejenak, kemudian menatap kak Off kembali.

"Love is scary... it changes... it can go away. That's the part of the risk. I don't want to be scared anymore" jawabku pelan.

"Seperti... yang terjadi pada ibu mu?" tanya Off hati-hati.

Aku merespon pertanyaannya dengan menganggukkan kepalaku saja.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu sedih Gun"

"Tidak apa-apa aku baik saja kak Off." jawabku sambil tersenyum kecil

"Hhhh... Berat ya" ucapku menghela nafas.

"Yahh... Masa bodoh" ucap Off

"Kita tidak harus membicarakan hal itu, kau tahu?. Tapi bukan berarti itu semua masa bodoh" ucapku sedikit tersinggung.

"Kupikir ini lucu. Kau bilang kau takut dengan komitmen dan menjalin hubungan. Tapi kenapa saat bersama denganku kau tidak takut?"

"Karena tidak ada alasan untuk takut denganmu."

"Benarkah? Kenapa begitu?" tanya Off penasaran.

"Karena yang kita lakukan hanya pura-pura dan bukan menjalin hubungan sungguhan" jawabku santai.

"Kau benar, woah... Gun, kau memang orang yang penuh dengan kejutan." ucapnya sambil bertepuk tangan.

Kemudian Off bangkit dari kursinya dan berkata, "Kau sudah selesai dengan makananmu? Ayo kita pulang sekarang" ucapnya tiba-tiba.

Aku yang melihat sikapnya yang tiba-tiba berubah, membuatku bingung. 'Apa aku melakukan kesalahan' kenapa tiba-tiba dia seperti itu' ucapku dalam hati.

"Tunggu Kak, ada apa denganmu? Kau baik-baik saja?"

Sambil mengambil kunci mobilnya dia berkata, "Ya, aku baik-baik saja Gun... Terima kasih sudah menemaniku malam ini" ucapnya sambil tersenyum kecil lalu pergi meninggalkanku.

Mendengar jawabannya, entah kenapa aku merasa dia tidak sedang baik-baik saja.

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang