Chapter 45

592 96 7
                                    

To all the boys I've loved before

Meski sulit untuk mengakuinya, tapi aku tidak akan menyangkal perasaan yang lebih hangat, bersemangat dan terguncang yang terus merasuk ke dalam perasaanku.

.
.
.
.
.
.

Aku mengangkat tanganku dan menyentuh bibirku... Ini sudah beberapa saat yang lalu, tapi rasanya seperti baru saja terjadi. Sentuhan hangatnya masih ada dan tidak memudar.

Aku tidak tahu berapa lama kami berciuman. Tapi rasanya sangat menyenangkan seperti ada jutaan kupu-kupu beterbangan di dalam perutku. Harus ku akui Off itu...

'He is good kisser..'

Sejak ciuman itu, kami berjalan bersama dengan saling bergandengan tangan dan Off memutuskan mengantarkanku pulang.

Selama di dalam mobil, aku tidak bisa berhenti tersenyum menatap Off.

"Ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Off tersenyum sambil meletakkan tangannya di atas kepalaku dan mengelus kepalaku.

"Nothing" jawabku malu sambil mengalihkan pandanganku ke arah jendela mobil. Sial, kenapa aku jadi salah tingkah seperti ini?

"Aku suka melihatmu seperti ini, kau terlihat imut" ucapnya sambil menatapku dengan genit lalu ia tertawa. Tawa Off terdengar nyaring di telingaku sampai aku harus mengatur nafas untuk menenangkan hatiku dan aku merasakan wajahku semakin memanas.

.
.
.

Kami akhirnya sampai pada tujuan dan mobilnya terparkir di sisi jalan. Saat aku mencoba melepaskan sabuk pengamanku, Off menahan tanganku.

"Gun, bolehkah aku mengantarmu sampai di depan pintu rumahmu?"

Ya Tuhan... Wajahnya dekat sekali dekat denganku!! Aku harus tenang...

"Ke...kenapa?" jawabku terbata-bata.

"Karena aku pacarmu..." bisiknya di dekat wajahku sambil melepaskan sabuk pengamanku.

"O....Oke" ucapku gugup sambil menundukkan wajahku.

Setelah kami turun dari mobil, kami berjalan bersama ke arah rumahku sambil bergandengan tangan hingga sampai di depan pintu rumahku.

"Terima kasih sudah mengantarku kak Off. A..... Aku masuk dulu ya, sampai ketemu di kampus" ucapku gugup.

Setelah aku mengucapkannya, aku langsung membalikkan badanku untuk mencoba kabur darinya. Baru saja aku hendak mencapai pintu masuk, tanganku ditahan olehnya lalu ditarik hingga badanku menubruk badannya yang atletis lalu Off memelukku dengan erat.

"Kak Off? A..pa yang kau lakukan? Aku harus masuk" ucapku bingung yang masih berada di pelukannya.

"Aku ingin memelukmu dulu, sebelum kita berpisah malam ini" bisiknya di telingaku.

Deg

Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak tersenyum ketika aku mendengar kalimatnya, itu terdengar seperti pria ini sedang merajuk padaku tapi ia mengatakannya begitu mudah.

Aku akhirnya melepaskan pelukanku darinya lalu mendongak menatapnya "Baiklah, karena kau memulainya aku juga akan membalasmu" bisikku di depan wajahnya lalu aku sedikit berjinjit untuk memberi kecupan singkat di bibir Off.

"Bagaimana? Kau suka?" tanyaku usil.

"Iya... Aku suka kau yang seperti ini, baiklah kita sudahi saja malam ini... sampai ketemu di kampus" ucap Off sambil mengecup bibirku.

Aku yang mendapat kecupan darinya tersenyum lalu ku berkata "Good night Off..."

"Good night Gun..." balasnya sambil melepaskan pelukannya dariku. Off memundurkan langkahnya pelan tanpa membalikkan badannya dan ia terus tersenyum menatapku. Off terus memundurkan langkahnya hingga sampai di pintu gerbang rumahku.

Setelah ia tidak terlihat dimataku, aku pun segera masuk ke dalam rumah lalu berjalan sedikit cepat menuju kamarku.

Sesampainya di kamarku, aku langsung merebahkan diriku di kasur. Saat ku memandangi langit-langit kamar, aku kembali teringat momen-momenku dengannya.

Bukankah lucu bagaimana seseorang yang dulunya orang asing bisa menjadi cinta dalam hidupmu?

Tidak ada kata-kata yang cukup di kamus yang bisa menggambarkan betapa bahagianya aku malam ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Lanjut? Yes or No?

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Where stories live. Discover now