Chapter 31

611 90 0
                                    

To all the boys I've loved before

Off yang mendapat lemparan handukku, tertawa kencang dan kembali mengedipkan matanya lalu meninggalkanku.

'No! No! No Way! Kenapa harus dia? Sadarkan dirimu Gun Atthaphan' batinku menjerit.

.
.
.
.
.
.

Mungkin bagi orang lain ini terdengar aneh tapi di momen inilah salah satu dari daftar keinginanku yang pernah kutulis dulu saat aku masih remaja.

'Pergi Berbelanja bersama dengan kekasihku'

Yap, itulah salah satu list keinginanku. Tapi... Apa ini bisa disebut salah satu daftar suksesku? Walaupun status kami pacaran tapi tetap saja hubungan kami palsu.

'Ah lupakan saja itu sejenak, malas sekali aku memikirkan itu' batinku berusaha fokus mencari snack.

'Ah lupakan saja itu sejenak, malas sekali aku memikirkan itu' batinku berusaha fokus mencari snack

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ckrek

"Apa kau baru saja memotretku" tanyaku.

"Iya memang ini yang sedang kulakukan" jawab Off santai.

"Hentikan dan hapus foto itu" ucapku dengan nada malas.

"Tidak, Kenapa aku harus kuhapus? ini foto candid yang bagus" protesnya.

Aku meliriknya sebentar lalu berkata, "Jangan terlalu banyak menyimpan fotoku, nanti kamu akan kerepotan menghapusnya saat kesepakatan di antara kita berakhir" jelasku.

Sejenak Off terdiam mendengar penjelasanku lalu ia kembali bersuara "Gun, ada apa denganmu hari ini? Kau kelihatan sensitif sekali" tanya Off khawatir.

'Dasar tidak peka! Aku begini karena dirimu, berhentilah mempermainkanku' batinku menahan kesal lalu kutatap matanya dengan tajam.

"Tidak ada ap-..."

"Gun!"

Sebelum aku menyelesaikan kalimatku, aku mendengar nada suara panggilan yang tidak asing lalu ku tolehkan kepalaku ke asal suara tersebut.

Ya tuhan... tepat di depanku aku melihat New dan Tawan melambaikan tangan ke arahku. 'Tenanglah! jangan panik Gun, kau bisa melakukannya' batinku berusaha tenang.

"Woah, kebetulan sekali kita bertemu disini." ucap New basa-basi.

"Iya hehe..." jawabku canggung.

"Kalian berbelanja bersama?" tanya Tawan.

"Tentu saja kami berbelanja bersama, iya kan sayang?" ucap Off sambil merangkul pundakku.

"Iya, Kak Off menemaniku belanja"

"Wah, Off pengertian sekali ya pada Gun... kalian juga terlihat serasi sekali" puji New.

Mendengar pujian dari New, aku tidak bersuara sama sekali lalu ku intip Tay sejenak. Raut wajah Tay terlihat seperti sedang menahan kesal.

"Mmm... New kami pamit pergi dulu ya. Kak, ayo kita segera ke kasir" ucapku canggung.

"Oh.. ok, kita duluan ya. Bye..." pamit Off sambil Menggenggam tanganku lalu pergi meninggalkan mereka.

.
.
.

"Kau baik-baik saja?" tanya Off.

"Sejujurnya tidak... Sudahlah ayo kita pulang" ucapku berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ikuti aku!" ucapnya tiba-tiba sambil menarik tanganku dan memaksaku berjalan ke salah satu stand kosmetik.

Setelah sampai di stand, Off mengambil sebuah lipstik lalu berkata, "Tutup matamu!" perintahnya tiba-tiba.

Secara refleks kututup mataku demi menuruti perintahnya. 'Apa yang sedang dia perbuat?' batinku bingung.

"Ok, sekarang buka matamu." perintahnya lagi.

Mendengar perintahnga Kubuka mataku dengan perlahan. Setelah ku buka mataku aku kaget dan tertawa kencang melihat bibir Off, "HAHA... Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau pakai lipstik setebal itu" ucapku masih dengan  suara tawa kencangku.

"Bukankah aku terlihat makin tampan memakai ini? Style ini sangat tren di kalangan idol" ucapnya polos.

Aku terus tertawa kencang melihat warna bibirnya, sejenak aku merasa lebih baik.

"Kalau kau memakai lipstik setebal itu kau terlihat seperti seorang badut haha..."

"Kalau begitu tunjukkan padaku cara memakai lipstik dengan benar"

"Tidak, tidak aku tidak mau terlihat konyol sama sepertimu! Hapus dulu lipstik yang ada di bibirmu."

"Biarkan saja terlihat konyol, kau harus ikut pakai juga" ucapnya berusaha mempoleskan lipstik di bibirku.

"Biarkan saja terlihat konyol, kau harus ikut pakai juga" ucapnya berusaha mempoleskan lipstik di bibirku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tertawa adalah cara untuk melupakan segala masalah, walau hanya sebentar. Tertawa lepas bersamanya menjadikanku lupa akan kegelisahanku.

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Where stories live. Discover now