Chapter 34

565 87 3
                                    

To all the boys I've loved before

"Kau mau kemana? Kita belum selesai bicara!" ucapnya tajam.

"Tolong beri aku waktu, tinggalkan aku sendiri. Maafkan aku" jawabku sambil melepaskan tanganku darinya dan berlari masuk ke dalam rumah.

.
.
.
.
.
.

"Hei, kau tidak apa-apa?"

"Uh.." jawabku tanpa melihat ke arah Chimon yang berjalan mendekatiku lalu duduk di sebelahku.

"Aku tidak tahu bagaimana cara menghiburmu. Aku baru kali ini melihatmu seperti ini" ucap Chimon.

"Tenanglah, aku baik-baik saja" jawabku.

"Kakak, masih menyukainya?" tanya Chimon.

Selama beberapa saat aku diam, sejujurnya aku frustasi memendam perasaan itu. Aku membenci diriku sendiri sekarang.

"Jika melupakan semudah yang aku pikirkan, aku tidak akan menahan sakit seperti ini" jawabku tanpa melihat ke arah Chimon.

"Aku pernah dengar dari beberapa orang jika ingin melupakan seseorang, cara termudah adalah menggantinya dengan cinta baru" saran Chimon seolah dia mengetahui perasaanku.

"Bagaimana caranya?" tanyaku.

"Kakak bisa mencoba membuka pikiran dan hatimu. Jika kamu bisa memikirkan orang lain, setidaknya ada seseorang yang menyukaimu lebih daripada Tawan, maka dia akan membantumu melupakannya.."

"Siapa? Siapa orang yang kau maksud" tanyaku seperti orang bodoh yang baru belajar mengenai patah hati dan cinta.

"Dasar bodoh, Tentu saja yang ku maksud pacarmu Off" jawab Chimon kesal.

Aku tertegun beberapa saat. Selama beberapa bulan terakhir bersama dengan Off, aku selalu bersikap hati-hati karena aku tidak ingin melewati batas dan aku tidak punya kesempatan yang sama seperti mantan kekasihnya.

"Mungkin aku hanya bisa berjuang dan mencoba melupakannya dengan bersikap normal, bukankah itu lebih baik" ucapku.

"Terserah kak Gun saja, tapi aku yakin kau tidak bisa menahannya dengan mudah"

.
.
.

Sesampainya di kamarku, aku langsung berbaring di kasurku dan menutup mataku dengan perasaan tidak menentu. Melihat Tawan, membuat perasaan yang coba kututupi telah kembali dan menyiksaku kembali.

Sebenarnya, aku mungkin belum siap membuka hatiku pada siapapun sekarang.

Aku mendengar dering ponsel di meja dekat kasurku, aku raih ponselku dan menatap layar dengan seksama nama yang tertera di panggilan.

"Halo Kak, ada apa kau menelponku?"

[Halo... Gun, apa malam ini kau sibuk?]

"Mmm.. Tidak juga, kenapa kau menanyakan itu?"

[Aku ingin mengundangmu makan malam bersama dengan keluargaku di rumahku, apa kau mau?]

"Kenapa kau tiba-tiba ingin mengajakku makan bersama dengan keluargamu?"

[Karena aku bilang pada ibuku bahwa aku ingin mengundangmu, bagaimana apa kau mau?]

"Baiklah aku mau..."

[Ok, nanti aku akan menjemputmu jam 7... Kau santai saja nanti karena ini hanya makan malam biasa]

"Ok, aku tunggu... Bye"

[Bye Gun..]

Setelah menerima panggilannya, aku menghela nafasku dengan panjang. Aku tidak menyangka dia mengundangku makan malam bersama keluarganya, entah kenapa aku merasa gugup.

'Sebenarnya perasaan apa yang kumiliki sekarang?' batinku bingung.

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

To all the boys I've loved before II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang