Chapter 12 - Like, Wtf?

196K 20.1K 2K
                                    

Apakah Cassandra harus merendahkan dirinya sendiri di hadapan Ace?

Haruskah dia menjatuhkan harga dirinya dengan berpura-pura mencintai Ace?

Nggak, Cassie, pasti ada cara lain, batin Cassandra. Gue nggak harus jadi cewek murahan demi bisa bebas dari sini. Setelah gue pura-pura suka, pasti Ace bakal macem-macemin gue dulu. Pasti!

Cassandra memfokuskan perhatiannya pada Ace yang telaten membersihkan lukanya dengan antiseptik, dilanjut dengan membalut menggunakan perban.

Andai Ace bukan orang dengan gangguan kepribadian, sudah bisa dipastikan kalau Cassandra bakalan jatuh cinta.

Siapa yang tidak menyukai pria dewasa yang tampan dan mapan coba?

Salah satu halu yang sangat Cassandra harapkan untuk terkabul adalah menjadi kekasih seorang bos sehingga Cassandra bisa hidup bagaikan permaisuri raja. Tapi, tentu saja, bukan bos mafia seperti Ace yang Cassandra harapkan.

"Dulu, saat aku masih muda---"

"Sekarang sudah tua, ya?" Refleks Cassandra memotong ucapan Ace.

"Dewasa," balas Ace seraya mendongak menatap Cassandra yang menunduk kepadanya.

"Oh," singkat perempuan itu berusaha untuk tidak memperlihatkan bahwa dirinya salah tingkah ketika ditatap oleh Ace dengan pandangan dalam seperti ini.

"Aku bercita-cita menjadi seorang dokter," beri tahu Ace sambil mengusap-usap pelan perban Cassandra.

"Dokter bedah," lanjutnya serius.

"Supaya kau bisa sepuasnya menyalurkan hobi gilamu pada pasien-pasienmu, kan?" tebak Cassandra.

"Iya," balas Ace, "kau benar. Jika aku menjadi seorang dokter bedah, aku tidak akan memberikan obat bius kepada pasienku saat operasi, aku akan membiarkan mereka tetap sadar, supaya mereka benar-benar merasakan setiap sentuhan pisau bedah yang menjamah tubuh mereka. Pasti akan seru sekali, bukan?"

Stress!

"Tapi sayangnya, orang tuaku tidak merestui, karena aku adalah anak tunggal yang dituntut untuk mewarisi bisnis keluarga di kemudian hari."

Entah hanya perasaan Cassandra saja atau bagaimana, dia menangkap nada sesak dalam perkataan Ace barusan.

"Aku terpaksa menggantikan ayahku menjadi kepala klan, mengendalikan semua bisnis dan melebarkan sayap ke Amerika untuk memperluas jaringan bisnis kami."

"Kalau kau sungguh menjadi spesialis bedah, aku tidak bisa membayangkan berapa banyak pasien yang gugur di tanganmu," sahut Cassandra. "Tapi, menarik juga, pembunuhan di atas legalitas, bukan hanya terhindar dari hukuman, tapi kau juga tetap mendapat uang dari pembunuhan yang kau lakukan."

Ace tergelak begitu mendengar kalimat panjang Cassandra. "Kau ini lucu sekali," katanya entah memuji atau justru meledek.

"Kau juga."

"Aku juga lucu?"

Cassandra menggeleng cepat, "SGM, sinting gila miring."

Ace mengerutkan dahinya bingung. "English," pintanya.

Cassandra mencari topik lain meskipun dia sudah sangat malas berbincang dengan Ace. Tapi sebelum membuka suaranya, Cassandra lebih dulu menarik tangannya yang masih dipegang oleh Ace, namun Ace malah menahan tangannya agar tidak terlepas.

"Tanganmu kecil sekali," komentar Ace sambil menggenggam telapak tangan Cassandra dengan tangannya yang besar.

"Kau orang Sisilia?" Cassandra bertanya meskipun sudah tahu yang sebenarnya; bahwa Ace merupakan orang Sisilia, Italia.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang