Chapter 43 - No Horny

128K 12.8K 4.5K
                                    

vote dulu ya takutnya lupa ✨
mohon tandai typo

Di samping Ace, Cassandra berjalan kesusahan mengimbangi langkah kaki pria itu yang jauh lebih lebar dari langkah kakinya yang kecil. Mereka kini memasuki bandara, dan akan segera terbang ke Indonesia---ke rumah Cassandra.

Kemarin lusa, Mayang sudah diberangkatkan ke Australia, mungkin butuh waktu pengobatan selama beberapa bulan. Ace berjanji akan membawa Cassandra mengunjungi Mayang nantinya. Untuk saat ini, mereka harus menemui ayah Cassandra, meminta restu, kemudian ke Italia untuk menikah.

Sebelumnya, Cassandra telah mengajukan cuti ke kampusnya, juga telah berpamitan kepada Evano yang syok berat karena tiba-tiba diberi tahukan mengenai dia yang akan menikah.

"Lamban," ujar Ace mengomentari Cassandra yang tertinggal agak jauh di belakangnya. Ia kemudian membalikkan badan dan berjalan menuju Cassandra. Lalu tanpa meminta persetujuan dari Cassandra terlebih dahulu, ia segera menggendong perempuan itu ala bridal.

Cassandra kaget, tapi berikutnya dia malah melingkarkan kedua lengannya pada leher pria itu. Wajah bersemu merahnya dia sembunyikan pada dada Ace, terlalu malu. Malu kepada Ace, juga malu kepada orang-orang di sekitar mereka yang memusatkan perhatian kepada mereka berdua sedari awal---tepatnya, memusatkan perhatian kepada Ace yang kehadirannya mampu membuat banyak orang terkagum-kagum.

Aura dan pesona bos mafia memang berada di level yang berbeda.

Begitu sudah masuk ke dalam jet pribadi milik Ace, tubuh Cassandra didudukkan di atas kursi empuk tepat di sebelah tempat duduk Ace. Pandangannya teredarkan ke sekeliling. Kagum.

"Woahh, jadi ini isi dalemnya jet pribadi," gumam Cassandra tidak bisa menutupi rasa takjubnya. "Bisa nih kalo dipake buat mudik pas lebaran. Bisa muat sekeluarga. Nggak macet juga."

"Bajumu, kenapa seperti itu?" Ace menginterupsi kegiatan mengagumi jet pribadi yang dilakukan Cassandra. Membuat perempuan itu menoleh ke samping, kepada Ace yang meneliti seluruh tubuhnya.

"Kau bilang apa tadi?"

"Bajumu."

Kepala Cassandra menunduk, menjatuhkan tatapan pada overalls berwana biru langit juga kaos berwarna putih yang dikenakannya. "Bajuku kenapa?"

"Susah untuk dibuka."

"Maksudmu?"

Ace mendesah lelah seraya menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. "Lupakan," singkatnya lalu memejamkan mata.

Kedua mata Cassandra mengedip beberapa kali. Menilik wajah Ace yang tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Namun, Cassandra menangkap sedikit semburat merah muda yang menghiasi kedua pipi pria itu. Tunggu, jangan bilang kalau Ace ingin melakukan sesuatu kepada Cassandra di dalam jet pribadi ini. Karena, kalau iya, mungkin Cassandra tidak kuasa menolak. Barcinta, di udara, bagaimana rasanya? Pasti sensasinya akan jauh lebih---

Oh, shit, otak mesum gue kumat lagi.

Tahan sampe setelah ijab kabul ya, Cassie. Fighting!

Mobil Lexus LC yang mendadak Ace beli ketika tiba di Indonesia kini berhenti di pelataran sebuah rumah minimalis bercat putih abu-abu. Tadi Ace sempat berkata kepada Cassandra bahwa dirinya akan berhemat dan merakyat ketika berada di sini. Juga, semuanya akan ia lakukan sendiri, tanpa menyuruh anak buahnya lagi, karena Ace ingin turut merasakan kehidupan sederhana yang dijalani oleh Cassandra selama ini.

Iya, hemat banget sampe mendadak beli mobil seharga empat milyar, batin Cassandra.

"Ini rumahmu?"

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang