Chapter 58 - Wanna Kiss Me?

109K 11.4K 4.9K
                                    

"sudahi konflik ini, aku tak tahan lagi~" samaaa aku juga pengen cepet" selesein :'( kangen liat mereka ada momen bahagia berdua

vote sama komennya jangan sampe lupa ya cantik ✨✨✨

"Dokter! Dokter Marco!" Seorang tenaga medis keluar dari ruang UGD sembari berseru memanggil dokter yang berdiri kaku di hadapan Ace. Dokter yang bernama Marco tersebut menoleh dengan wajah yang pucat pasi. "Jantung pasien kembali berdetak," beri tahu orang tersebut.

Marco membelalakkan mata terkejut, sedangkan Ace juga sama terkejutnya. Mengetahui hal tersebut, membuat hati Ace bagai disirami oleh air yang menyejukkan. Ia seolah hidup kembali setelah tadi sempat mati. Setelah tadinya diselimuti oleh perasaan yang campur aduk; kaget, bingung, sedih, marah, dan tidak percaya. Kini Ace memiliki harapan lagi. Sedikit lega.

Segera ia memerintah dengan penuh penekanan, "Cepat sembuhkan istriku."

Marco keluar dari ruangan. Raut wajahnya tidak sekeruh tadi, justru sekarang tampak cerah lengkap dengan senyum tipis di bibirnya tanda rasa lega. "Istri Anda sudah sadar," beri tahunya.

Ace yang mulanya menahan napas, kini mengembuskan napas lega. Tidak bisa berkata-kata lagi saking bahagianya.

"Sungguh merupakan sebuah keajaiban, Tuan. Ketahanan tubuh istri Anda benar-benar kuat. Meski tadi jantungnya sempat berhenti, tapi ternyata, kemauan hidup istri Anda yang kuat berhasil mendatangkan keajaiban dari Tuhan. Saya turut merasa lega dan bahagia."

"Aku akan masuk," pungkas Ace lalu melangkah memasuki ruang UGD.

Begitu masuk, mata Ace langsung menangkap pemandangan istrinya yang terbaring lemah di atas brankar. Perempuan itu telah membuka matanya. Keadaannya terlihat jauh lebih baik ketimbang beberapa saat yang lalu. Terima kasih, Tuhan.

Cassandra menolehkan kepala melihat ke arah kedatangan Ace. Perempuan itu menarik sudut bibirnya yang pucat. Sambil berusaha untuk bangkit menjadi duduk, dia berucap, "Ace, aku---"

"Sshhh," potong Ace menahan Cassandra yang hendak duduk. "Berbaring saja."

Menurut, Cassandra kembali membaringkan tubuhnya. Ace dengan tubuh menjulangnya berdiri di dekat Cassandra, mengulurkan tangan untuk kemudian mengusap-usap pelan wajah pucat istrinya. "Terima kasih."

"Untuk?"

"Karena sudah bertahan."

Cassandra tersenyum lagi kemudian berucap, "Terima kasih juga."

Kedua alis tebal Ace terangkat, "Untuk?"

"Semuanya."

Ace membungkukkan badannya agar wajahnya bisa lebih dekat dengan wajah Cassandra. Ia memandang wajah perempuan itu lama, membuat yang dipandang sedikit malu dan salah tingkah.

"Jangan menatapku seperti itu, aku---"

Cassandra yang hendak memalingkan wajah pun ditahan oleh Ace. Sehingga mau tidak mau perempuan itu kembali bertatap muka dengan Ace dari jarak yang sangat dekat. "Izinkan aku mengambil beberapa waktu untuk memuja betapa cantiknya wajahmu ini, Cassie. Kau tahu? Aku rindu. Aku merindukan semuanya yang ada pada dirimu."

Sejenak, jantung Cassandra berdebar dan hatinya bagai meleleh mendapatkan padangan lembut nan dalam dari Ace. Ditambah setelah mendengarkan kalimat Ace yang agak romantis tapi terkesan menggelikan menurutnya, rasanya Cassandra ingin menyembunyikan wajahnya yang memanas. "Jangan gombal, please."

"Siapa yang gombal? Aku berkata dengan tulus." Tatapan mata cokelat Ace semakin melembut. Jari-jarinya bergerak pelan menyusuri wajah Cassandra, dari kening hingga berhenti di bibir pucatnya, lalu ibu jarinya mengusap-usap lembut di sana.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Where stories live. Discover now