Chapter 35 - His Future Wife

137K 15.4K 4.1K
                                    

cium dulu bintangnya ✨
mohon tandai typo juga

Bibir tebal Ace tersungging samar begitu barang pesanannya sudah sampai. Barang itu diimpor langsung dari Indonesia, negara kelahiran Cassandra, dengan kualitas paling bagus buatan desainer ternama. Dapat Ace bayangkan akan sesenang apa Cassandra ketika ia memberikan barang tersebut kepada perempuan itu.

Membawa kotak berisi barang pesanannya, lalu berjalan keluar dari ruangan pribadinya untuk menuju kamar Cassandra. Ada rasa bahagia, ada rasa sedih juga. Bahagia karena akan mengumumkan kepada banyak orang mengenai calon istrinya, dan sedih karena urusannya di kota ini telah selesai, yang artinya, Ace akan kembali ke Italia, dan menunggu beberapa bulan lagi untuk misi selanjutnya di negara ini.

Kembali ke negara kelahirannya dan meninggalkan Cassandra selama beberapa bulan, atau, haruskan ia membawa Cassandra ke mana-mana?

Boleh tidak, Ace pensiun dari jabatan bos mafia dan menjadi ahli bedah saja?

Supaya tidak terlalu sibuk sehingga ia memiliki banyak waktu untuk bersenang-senang.

Bersenang-senang dengan Cassandra, juga dengan para korbannya. Ah, korban. Sudah berapa lama Ace tidak memangsa wanita? Ace merindukan itu. Terakhir kali, siapa, ya? Ace lupa. Efek karena terlalu sering memikirkan Cassandra, Ace jadi sering melupakan hal-hal penting lainnya.

Cassandra. Perempuan itu. Jika memikirkan mengenai Cassandra, memang tidak ada habisnya.

Ace memang menyukai paras ayu yang dimiliki oleh perempuan Asia. Perempuan Korea, Cina, Thailand, Malaysia, Indonesia, semuanya, mereka semua sedap dipandang dan tidak membosankan, termasuk Cassandra. Tentu saja, suka dalam tanda kutip; ingin ia bunuh.

Namun Cassandra jelas berbeda dari banyaknya perempuan yang telah Ace jumpai. Cassandra itu, UNIK.

Dari yang awalnya Ace ingin membunuhnya, berubah menjadi ingin memanfaatkannya, dan pada akhirnya berubah menjadi benar-benar ingin memilikinya, seutuhnya.

Menyayanginya.

Mencintainya.

✖✖✖

"Iya, Ma. Studi kasus di pinggir kota, seharian, jadi belum bisa pulang. Hum, bakal selalu ati-ati kok, tenang aja. Ada banyak temen juga, sama beberapa dosen. Mama juga ati-ati. Siap!"

Setelah menelepon ibunya dan merangkai kebohongan sedemikian rupa, Cassandra menoleh ke arah pintu terbuka. Ace masuk lengkap dengan sesuatu di tangannya.

Gue tebak, itu pasti gaun.

Saat sudah berada di hadapan Cassandra, Ace menyerahkan kotak tersebut. "Bukalah, kau pasti akan menyukainya."

"Gaun, kan?" tanya Cassandra memastikan seraya menerima kotak tersebut. "Jangan yang kekurangan bahan, ya. Aku tidak nyaman. Kalau iya, lebih baik aku memakai daster saja."

Cassandra membuka kotak tersebut, lalu mengeluarkan isinya. Begitu melihat isinya, Cassandra kehabisan kata-kata. Bukan. Bukan gaun mahal berbahan minim yang menunjukkan belahan dada ataupun belahan paha. Namun---

"Kebaya, ehehe." Tawa khasnya meluncur kemudian. "Lengkap dengan jarik," tambahnya.

Kebaya pengantin! Tuhaannn.

Memandang Ace seraya memeluk kebaya tersebut, Cassandra berucap dengan senyum lebar di bibirnya, "Tidak sekalian blangkon dan batik untuk kau pakai? Biar kita serasi. Masa aku saja yang memakai pakaian tradisional ini?"

"Haruskah?" lontar Ace memasang ekspresi polos.

"Harus kalau kau ingin kita menjadi pusat perhatian di pertemuan nanti!" sahut Cassandra merasa gemas.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang