Chapter 13 - Romeo, Save Me!

185K 19.6K 3.3K
                                    

Tiga kata untuk pria yang tengah mengulurkan tangan kepadanya; tampan, seksi, menggiurkan.

Boleh jadi, ucapan asal Cassandra kepada Ace mengenai dirinya yang justru akan menyukai teman Ace benar-benar menjadi kenyataan.

Lihatlah, pria itu pembawaannya kalem dan tenang. Meskipun raut wajahnya dingin dan hampir seseram Ace, tapi ia memiliki tatapan hangat sehingga membuat lawan bicaranya merasa nyaman.

"Romeo Salvador," ucapnya dengan suara husky.

Aww, jadi nambah sexy! teriak Cassandra dalam hati.

Cassandra buru-buru memegangi tangan Romeo dan menggenggamnya. "Oh, My Romeo," kata Cassandra menirukan gaya bicara orang-orang zaman kerajaan.

"My bounty is as boundless as the sea. My love as deep; the more I give to thee, the more I have, for both are infinite," lanjutnya mengutip dialog dalam novel Romeo and Juliet karya William Shakespeare.

Tanggapan Romeo hanya berkedip sebanyak dua kali.

Sedangkan Ace geleng-geleng kecil sambil menutup wajahnya sendiri.

Mamam nih gue permaluin!

Sesungguhnya, Cassandra malah mempermalukan dirinya sendiri. Tapi dia tidak peduli. Dia tetap melanjutkan aksi bodohnya sampai berhasil membuat Ace emosi di depan temannya itu.

Cassandra bernyanyi,

"Romeo take me, somewhere we can be alone. I'll be waiting, all that's left to do is run. You'll be the prince and I'll be the princess, it's a love story, Baby, just say, 'Yes!'~"

Perempuan itu memasang tampang menghayati.

"Ehm," deham Romeo sembari melepaskan tangannya yang semula digenggam Cassandra dengan erat.

Menoleh pada Ace, "Seleramu … unik," katanya pelan, yang masih bisa didengar jelas oleh Cassandra.

"Anggap saja otakku konslet ketika memilihnya," balas Ace.

"Romeo," panggil Cassandra lagi-lagi dengan nada khas kaum bangsawan, membuat Romeo kembali mengalihkan atensi kepadanya.

"Please, save me."

Ace, yang dari roman wajahnya terlihat sangat tidak tahan dengan kelakuan Cassandra, menyela, "Save? PNG, PDF, or JPEG?"

Mendengar itu, Cassandra melirik Ace dan memberikan decakan keras.

Percuma. Ace tidak murka. Tidak terlihat cemburu juga. Tidak seperti pria yang posesif kepada wanitanya sehingga tidak membiarkan ada pria lain yang berdekatan dengan si wanita. Dan itu semakin menambah keyakinan Cassandra bahwa Ace tidak mencintainya.

Ucapan Ace hanya omong kosong belaka. Ace benar-benar hanya memainkan perasaan Cassandra. Memanipulasinya. Sangat bajingan, bukan?

Eh, kok, ada suara patah tapi bukan ranting, ya?

Sadar, Cass, jangan menaruh harapan sama psikopat kalo nggak mau berakhir dengan luka.

Ini Juliet merasuki Cassandra ya, kok sedari tadi puitis terus bawaannya?

Ting!

Ace yang sudah duduk di kursi makan memukul pelan gelas kosong menggunakan sendok di tangannya, memberi tanda kepada koki untuk menyajikan menu utama.

Romeo menyusul duduk di sebelah Ace, sementara Cassandra memilih mendudukkan diri tepat di depan Romeo, tersenyum manis masih berniat menggoda pria kalem tapi kaku itu.

Akan lebih bagus apabila Romeo tertarik kepadanya. Setidaknya, Romeo bukan psikopat seperti Ace.

Dari mana Cassandra tahu? Insting alami seorang wanita pemburu lelaki dewasa.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang