Chapter 31 - Me and You in the World

142K 16.3K 3.2K
                                    

jangan lupa digrepe bintangnya ✨

"Bukankah lebih baik kita berpisah saja?" ujar Cassandra.

Setelah Cassandra mengatakan itu, Ace melangkah untuk mengikis jarak di antara keduanya. Menunduk, sedangkan Cassandra mendongak, membuat jarak wajah masing-masing hanya satu senti hampir bersentuhan. Napas Ace yang berat turut Cassandra rasakan.

"Kau mau membuatku jadi semakin gila?" tanya Ace dengan suara berat. Tatapannya mengunci mata Cassandra.

Setelahnya Ace menempelkan kening mereka berdua, lalu berbisik di dekat bibir Cassandra, "Kau adalah wanitaku, Cassandra. Milikku. Apa yang sudah menjadi milikku, selamanya akan tetap menjadi milikku. Jadi, jangan pernah memiliki pikiran untuk berpisah denganku. Karena sampai kapan pun, itu tidak akan pernah terjadi. Tidak akan pernah."

Kalimat yang Ace bisikkan membuat Cassandra merasa senang dan khawatir secara bersamaan. Senang karena Ace tidak ingin berpisah dengannya sampai kapan pun, juga khawatir apabila hubungan keduanya mengarah pada hubungan yang tidak sehat.

Kedua tangan Ace terangkat untuk menangkup pipi Cassandra, menempelkan hidung keduanya, lalu mata mereka berdua memejam seraya merasakan embusan napas masing-masing.

"Akhir-akhir ini, aku kesulitan menahan emosiku," beri tahu Ace. "Dan kau benar, emosi yang negatif hanya akan membuatku lemah dan kalah."

Keduanya sama-sama membuka mata, kemudian Ace berkata lagi, "Aku menyakitimu, lagi dan lagi. Bahkan seribu kata maaf dariku tidak akan cukup untuk menyembuhkan rasa sakitmu. Katakan, Cassie, apa yang harus kulakukan agar bisa menebus semua kesalahanku terhadap dirimu? Apa pun akan aku lakukan, aku berjanji."

"Apa pun?" tanya Cassandra.

"Apa pun," jelas Ace.

"Pertama-tama, cium aku."

Raut wajah Ace terlihat sedikit kaget, tapi berikutnya ia menuruti keinginan Cassandra dengan menempelkan bibirnya di kening perempuan itu.

Cium di bibir, Om, bukan di kening, elahh kecewa Princess. Cassandra kecewa tapi juga merasa bahagia.

Berikutnya Ace menarik diri. Memberikan tatapan hangat serta senyuman kecil kepada Cassandra. "Kalau nanti aku membentak ataupun menyakitimu lagi, jangan sungkan-sungkan untuk langsung memukulku, oke?"

"Siap, Baginda, hamba akan dengan senang hati memberikan tinjuan maut ke rahang Baginda." Cassandra memberi hormat layaknya petugas upacara yang memberi penghormatan kepada bendera.

Ace terkekeh kecil mendengar jawaban serta tingkah Cassandra. Tangannya bergerak untuk mengusak-usak rambut hitam Cassandra dengan gemas.

"Kau mau aku melakukan apa lagi, hm?" tanya Ace lembut sambil menyelipkan beberapa anak rambut Cassandra ke belakang telinga. Tatapannya semakin menghangat, membuat hati Cassandra turut merasakan kehangatan.

"Untuk sekarang, tidak ada, mungkin nanti. Akan aku pikirkan."

"Aku akan menuruti semua hal yang kau minta. Bahkan jika kau menginginkan semua kekayaanku pun akan kuberikan sekarang juga."

"Serius, Om?" Refleks Cassandra menyahut dengan senang. Jiwa matrenya tiba-tiba bangkit tanpa diminta.

"Jangan panggil aku om," protes Ace tidak terima.

"Eum ...." Cassandra menggantung kalimatnya seraya tersenyum jahil, lalu menambahkan dengan suara imut yang dibuat-buat, "... Daddy?"

Sugar Daddy, lanjut Cassandra dalam hati.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Where stories live. Discover now