Chapter 36 - We are Making Love?

130K 13.6K 2.3K
                                    

bintangnya dipukul dulu ✨
mohon tandai typo juga

18+
[aturan ada untuk dilanggar, tapi seenggaknya aku udah kasih peringatan ya kwk]

"Di kamar?"

"Bagaimana kalau nanti kebablasan?" sahut Cassandra.

"Tidak masalah. Lagi pula, kita akan menikah," desak Ace.

"Kapan kita akan menikah? Aku saja belum bilang setuju."

"Setuju. Kau pasti setuju."

Lah, maksa si Bapak.

"Secepatnya aku akan melamarmu." Ace menarik pinggang Cassandra untuk kembali mendekat. "Jadi, sudah bisa dipastikan bahwa kau akan menjadi milikku seutuhnya. Maka dari itu, tidak masalah, bukan?"

"Tidak bisa seperti itu. Aku memang banyak dosa, kau apalagi. Tapi, memilih untuk menambah dosa adalah perbuatan orang bodoh."

"Menjadi bodoh untuk malam ini saja, aku tidak masalah," ujar Ace pelan dengan tatapan mata dalam.

Ya Tuhan, iblis di depan Cassandra begitu menggoda. Cassandra yang lemah iman ini bisa dengan mudahnya goyah kapan saja. Tolong sadarkan Cassandra agar tidak terjerumus ke dalam jurang kesesatan.

Ketika tangannya ditarik untuk melangkah, Cassandra diam saja. Mata gelapnya memandang punggung lebar Ace yang dibalut oleh jas hitam. Memandangnya dengan mata sayu.

Ace mengajaknya untuk memasuki sebuah kamar mewah tak jauh dari tempat awal. Pria itu menguncinya dari dalam, dengan mata yang sudah terpatri pada wajah bersemu merah milik Cassandra.

"Kau tidak menolaknya, yang artinya, kau juga menginginkannya. Benar, bukan?" tanya Ace dengan suara berat.

Dada Cassandra naik-turun. Udara di sekitarnya terasa sesak. Jantungnya sudah berdegup lebih kencang membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Selama ini, aku selalu menahannya, Cassie. Perasaan aneh ini, hanya kurasakan ketika bersamamu, hanya saat aku memandangmu." Ace bergerak untuk mengikis jarak.

"Tapi untuk malam ini, aku tidak bisa manahannya lagi," bisik Ace saat jarak di antara keduanya sudah habis. "Ini di luar kendaliku."

Lemah! Cassandra lemah!

Ace juga sama lemahnya!

Cassandra tidak bisa berpikir jernih. Di situasi seperti ini---bersama sang pujaan hati di dalam kamar yang terkunci dengan nafsu masing-masing yang sudah tidak bisa untuk mereka tahan---Cassandra hanya bisa pasrah menunggu serangan dari pria di hadapannya ini.

"Karena setelah ini, aku akan kembali ke Italia, dan harus menunggu beberapa bulan lagi untuk bisa bertemu kembali denganmu, Cassie."

Telapak tangan Ace mengelus-elus tengkuk Cassandra, memberikan sengatan aneh ke seluruh tubuh perempuan itu. Berikutnya mata Cassandra memejam. Kakinya berjinjit. Ace menyambut dengan senang. Ia memiringkan kepalanya semakin menunduk untuk bisa leluasa mengecup bibir menggoda milik Cassandra.

Menempel. Bibir tebal Ace memenuhi sela-sela mulut Cassandra. Ace mulai melakukan lumatan kecil. Pelan. Lembut. Membuat Cassandra serasa melayang di atas awan. Tangan kanannya semakin menekan tengkuk Cassandra guna memperdalam ciuman. Sementara tangan kirinya menelusup masuk ke dalam kebaya Cassandra, mengelus-elus kulit pinggangnya.

Cassandra meremas pelan tepian jas yang masih dipakai oleh Ace.

Ciuman Ace rada kaku, mungkin karena pria itu tidak terbiasa melakukannya. Sama dengan Cassandra. Tapi, lumatan yang Ace berikan nikmatnya luar biasa. Sama sekali tidak kasar. Sangat lembut. Cassandra menyukainya.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang