Chapter 41 - Don't Die!

108K 13.1K 10.3K
                                    

part ini puncaknya. siapkan jantung dan hati kalian ya. mungkin kalian akan sedikit emosi pas baca

jangan lupa vote sama komennya ✨
mohon tandai typo juga

"Ander," ucap Cassandra merasa geram.

Ander mencabut kapaknya, lalu berjalan mendekati mereka berdua. Tanpa bicara sepatah kata pun, ia mengangkat kapaknya tinggi-tinggi hendak mengayunkannya kepada mereka berdua. Sebelum itu terjadi, keduanya buru-buru menghindar lalu menjaga jarak sejauh mungkin.

"Tetap di belakangku, Cassie, aku akan melindungimu," ujar Nicholas merentangkan tangan seraya menatap Ander dengan waspada.

Lanjut berjalan dengan pelan,  mendekat, kapaknya siap untuk dihantamkan. Namun Cassandra segera menyeru membuat Ander berhenti, "Keparat! Jangan membawa senjata kalau berani, bangs*t! Dasar banci!"

Cassandra mencoba membuat Ander lengah, sehingga ia memiliki celah untuk menyerang Ander. Masalahnya, kapak yang ada di genggaman tangan Ander bisa kapan saja menebas tubuhnya. Membayangkannya saja Cassandra sudah bergidik ngeri.

"Kau dendam kepadaku karena waktu itu aku berhasil mengalahkanmu, ya?! Buang senjatamu dan mari kita selesaikan secara jantan!" seru Cassandra tidak peduli lagi dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Ander melangkah lebar menuju Cassandra, membuat Cassandra berlari menjauh sehingga ia terpisah dari Nicholas. Ander terus mengejarnya tanpa berkata apa-apa. Ekspresi wajahnya tidak dapat Cassandra baca. Ia seperti sedang dikendalikan oleh seseorang. Tidak mungkin Ander berani berbuat sejauh ini, Cassandra yakin itu.

"Bukan kau kan, Ander?! Banci sepertimu tidak mungkin punya nyali untuk membunuh banyak orang! Siapa yang menyuruhmu ke sini, hah?!" Cassandra tanpa sadar menuju dapur hingga ia terpojok di sana. Ander dengan kapak mengkilap di tangannya berjalan mendekat.

Saat Ander sudah berjarak tidak jauh darinya, Cassandra segera mendorong rak piring ke arah Ander, lalu buru-buru keluar dari dapur dan berlari sejauh mungkin. Tak lupa sebelumnya ia mengambil sebuah pisau untuk berjaga-jaga. Persetan kalau ia juga membawa senjata. Nyawanya jauh lebih penting daripada harga dirinya. Lagipula, Ander terlihat tidak ingin membuang senjatanya.

"Jawab, Ander! Siapa?!" teriak Cassandra mengacungkan sebuah pisau sambil menghadap Ander. "Orang yang membunuh Valerie bukan dirimu, kan? Kau tidak mungkin membunuh Valerie, karena kau menyukainya!"

Langkah Ander terhenti. Raut wajahnya terkejut, "Vee ... tewas?" tanyanya tidak percaya.

Kecurigaan Cassandra semakin kuat. Ander bukanlah orangnya. Ada seseorang yang menyuruhnya untuk meneror Cassandra malam ini. Tapi, siapa?

"Vee dibunuh secara sadis oleh orang yang telah menyuruhmu melakukan semua ini," jelas Cassandra antara yakin dan tidak yakin. "Sekarang katakan, siapa orang di belakanganmu? Siapa yang telah mengendalikanmu? Cepat katakan!"

Mulut Ander terbuka. Tatapannya kosong ke depan. Tampak sekali bahwa ia merasa sedih karena Valerie sudah meninggal. "Tidak mungkin." Ia geleng-geleng pelan. "Orang itu ... membunuh Vee ...? Tidak mungkin. Padahal, padahal dia sudah berjanji untuk tidak menyakiti orang-orang terdekatku. Dan, dia juga berjanji akan benar-benar membebaskanku setelah aku mau mengikuti permainan gilanya ini."

"Siapa, Ander?!" desak Cassandra tidak sabaran.

"Ni---"

DOR!

[PART LENGKAP TERRSEDIA DI NOVEL]





𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang