Chapter 56 - I'm (not) Fine

94.2K 10.7K 5.1K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

beuh nyelekit komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

beuh nyelekit komennya. tapi suka nih reader kyak gini, biar ke depannya aku makin bisa perbaiki tulisan dan perbaiki para tokohku supaya lebih baik lagi

emang awalnya cassie pasif bgt sih, dia diem aja pas dibuli karena emang dia orangnya gak mau repot. tapi akhirnya lama" dia sadar kalo diam aja dia akan semakin ditindas. dan itulah gunanya character development dalam sebuah cerita, dari tokoh yang awalnya biasa aja---nyebelin bahkan---berubah jadi luar biasa. tokoh utama gak harus hebat dan sempurna dari awal, karena semuanya butuh proses. aku pengin karakterku (cassie) hidup, nyata, bukan sekadar tokoh yang digambarkan sempurna tanpa cela dari awal cerita hingga akhir. oh ya, ada beberapa yang udah aku revisi di part" awal, biar cassie gak se-jalang itu

kuharap kalian gak eneg ya sama cerita ini ❤❤❤

jangan lupa vote, terus komen di paragraf yang menurut kalian menarik ✨ tandai typo juga

Setelah mendengar teriakan Claude dari luar, Ace menoleh sebentar ke arah pintu, setelah itu menoleh pada Cassandra lagi. Wajah Cassandra pucat pasi. Akan berbahaya jika Ace membiarkan Cassandra berjalan dalam keadaan lemah seperti itu. "Kemari, Cassie, aku akan menggendongmu." Ace merentangkan kedua tangannya. Bagaimanapun juga, ia harus segera membawa Cassandra keluar dari sini dalam keadaan tidak terluka sedikit pun. Jangan sampai para assassin di luar sana melukai Cassandra meski hanya berupa goresan kecil.

Bukannya menyambut uluran tangan Ace, Cassandra justru bergerak turun dari brankar, dia menahan pusing di kepala serta sakit di sekujur tubuhnya. Cassandra tidak mau menjadi beban. Dia bukanlah perempuan yang lemah. Dia harus membantu Ace mengalahkan musuh-musuhnya.

"Aku ikut bertarung," ucap Cassandra dengan nada mantap.

"Cass---"

"Aku ikut bertarung bersamamu, Ace," tegas Cassandra. "Mari kita kalahkan musuh bersama-sama."

Ace diam. Memerhatikan raut wajah Cassandra yang tak kalah seriusnya. Cassandra tipe perempuan keras kepala dan pembangkang. Namun, membiarkan Cassandra ikut menghadapi puluhan pembunuh bayaran adalah keputusan yang sangat bodoh. Ace tidak ingin Cassandra kenapa-kenapa.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang