4. Third Year

1.6K 186 0
                                    

Aku tak tahu kenapa hogwarts selalu memiliki masalah setiap tahunnya. Bahkan tahun ke dua ku kemarin harry membunuh basilisk secara langsung, untung dia baik baik saja.

Ku harap tahun ini menjadi tahun yang tenang bagi ku dan murid murid lainnya. Tapi mungkin harapan ku tak terwujud. Aku mendengar dari ayah bahwa tahanan azkaban, sirius black, kabur dari penjara. Sebenarnya jarak antara azkaban dan hogwarts tak terlalu dekat, Jadi mungkin semua aman.

Pukul 10.45 aku tiba di peron 9¾ bersama ayah dan kakak ku. Kakak ku tak terlalu sibuk hari ini, jadi dia ikut mengantar ku.

"WOAHHH!!! sama seperti terakhir kali aku ke hogwarts. Sangat indah" kagum kakak ku lirih.

Di peron aku bertemu pansy dan kedua orang tua nya. Ayah ku tentu mengenal keluarga parkinson karena semua penyihir berdarah murni memiliki ikatan keluarga.

"pansy!!" sapa ku sambil melambaikan tangan sementara ayah ku berbincang bincang dengan orang tua pansy.

"(name)!!!" pansy membalas sapa ku dan kami berpelukan kecil. "ingin berangkat bersama?" tanya ku. Pansy mengangguk senang. Pansy memang jahil, tapi dia juga orang yang asik di menurut ku.

###

Di kereta, aku dan pansy mencari kompartemen milik anak anak slytherin lainnya. Aku berjalan di belakang pansy sementara pansy sibuk mencari keberadaan kompartemen anak anak slytherin.

Saat pansy sudah menemukan kompartemen itu, aku dan pansy memasuki kompartemen itu. Sayang nya kompartemen itu sudah penuh, ada crabbe, goyle, daphne, astoria, blaise dan pansy yang baru saja bergabung.

"emm sepertinya sudah penuh, baiklah aku akan mencari kompartemen lain. Bye kalian!!" kata ku melambaikan tangan dan dibalas lambaian oleh mereka.

Aku berjalan menyusuri gerbong kereta mencari kompartemen yang masih bisa ku tempati. Tiba tiba seseorang berambut pirang menarik tangan ku dan aku masuk ke sebuah kompartemen bersamanya.

"oh astaga draco kau mengagetkan ku!!" ucap ku dengan sedikit memukul lengan nya. "hehe maaf kan aku" jawab nya cengar cengir.

Draco tampak berubah dari tahun sebelumnya. Seperti emm... tampan!! Rambutnya tak lagi disisir ke belakang. Dan tubuhnya jangkung melebihi tinggi ku.

"kenapa kau menatap ku seperti itu?" ucap draco dengan raut wajah yang jahil. Aku tak menyadari bahwa sedari tadi aku memperhatikan mata biru miliknya. Posisi kami memang berhadapan di dalam kompartemen.

"o-ohh tak ada, hanya... Kau tahu? Matamu indah" jawab ku canggung. "kau menyukai mataku, huh?" ucap nya dengan senyum miring.

"a-apa? Bukan... Maksudku-hanya indah" jawab ku. "haha, tidak, aku hanya bercanda. pipi mu memerah (name)" draco tertawa jahil. Aku menunduk malu.

Sepanjang jalan aku hanya membaca buku ku. Sedangkan draco memain-mainkan cincin di jarinya.

Tiba tiba kereta kami berhenti. Draco mengecek keadaan di luar dan membuka pintu kompartemen kami. Saat draco mengecek keadaan luar, kereta berguncang keras membuat draco terguling dan duduk di pangkuan ku.

Canggung.

"astaga draco!!" ucap ku dengan nada sedikit tinggi. "maaf" jawab nya cuek. Dia duduk di samping ku.

"kenapa kereta nya berhenti?"gumam ku.

"ntahlah. Mungkin sedang ada masalah"

Tiba tiba udara sekitar menjadi dingin dan gelap. Cukup mengerikan menurut ku. Aku panik dan takut terjadi apa apa. Tanpa ku sadari draco memeluk pinggang ku dari samping.

Forever With You || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang