36. Muggle World

962 128 18
                                    

Semenjak draco melamar ku 4 bulan lalu. Aku tinggal bersama draco di sebuah rumah yang lucius berikan kepada kami. Rumah ini juga tak jauh dari malfoy manor agar aku dan draco bisa sering mengunjungi narcissa.

2 tahun lalu, setelah selesai pertempuran hogwarts, aku berniat mengulang tahun ke tujuh ku agar aku bisa mencapai cita-cita ku menjadi healer. Tetapi draco melarang ku bekerja dengan alasan agar aku bisa menjaga anak ku kelak. Dan diluar dugaan ku, ayahku menyetujui nya. Tak masalah bagi draco untuk tak menyelesaikan tahun ke tujuhnya, sekarang ia menggantikan pekerjaan lucius di sebuah bank milik keluarga malfoy.

Di umur draco yang ke 20 ini, mungkin cukup muda bagi draco untuk bekerja. Tetapi aku melihat semangat kerja draco didalam dirinya membuatku yakin bahwa ia sangat pandai menyelesaikan pekerjaan di kantornya.

2 bulan lalu pansy dan blaise pun sudah menikah. Dan tak lama lagi aku dan draco juga segera menyusul. Aku menghabiskan hari ku di rumah dengan membaca buku buku yang ada di perpustakaan rumah ini dan terkadang aku membantu peri rumah untuk memasak atau membuat kue, cukup membosankan menurut ku.

"Sayang!! Aku pulang!" Aku turun menuju lantai bawah dan menyambut kedatangan draco.

Draco mencium bibirku singkat. "Tumben sekali kau datang awal,"

"Sengaja aku datang lebih awal. Theo juga bisa menggantikan ku." Ucap draco. Ya, theo bekerja di perusahaan malfoy dan mendapat posisi cukup tinggi disana.

###

"Draco,"

"Hm?"

"Bagaimana jika kita berlibur? Aku sudah cukup bosan berada dirumah." Ucapku sambil sesekali melahap daging bakar ku.

"Berlibur? Aku tak pernah berfikir ke sana," Balas draco. "Huhh! Ayolah, kapan lagi kita bisa menghabiskan waktu bersama. Aku akan mengajak pansy, daphne, theo dan blaise."

"Lalu? Kita akan--"

"Indonesia! Aku cukup tertarik dengan negara itu belakangan ini. Aku pernah kesana saat aku masih kecil, tetapi tak ada salahnya jika aku ingin berkunjung ke sana lagi." Potong ku.

Draco berfikir sejenak lalu menyuap kan makan malamnya. "Bukankah Indonesia adalah negara muggle? Tak ada satupun penyihir yang tinggal disana," Ucap draco.

"Memang sih. Tetapi aku membaca dari buku ku, bahwa mereka tak memakai sebutan penyihir disana, melainkan dukun,"

"What?"

"Dukun, draco. Bahkan mereka bisa menggunakan sihir tanpa tongkat,"

"Maksudmu wandless?" Aku mengangguk. "Ya, intinya seperti itu. Bagaimana?" Tanyaku memastikan.

"Baiklah, tetapi kita harus meminta izin kepada mom besok." Ucap draco.

###

"Ahhh, akhirnya kalian berkunjung kemari," Aku memeluk narcissa lalu kami bertiga duduk di sofa ruang tamu.

"Dimana, ayah?" Tanya draco.

"Ayahmu sedang ada urusan di luar." Jawab narcissa lalu draco menangguk. "Apakah kalian ingin makan siang di--"

"Euh, maaf, mom. Kami berkunjung hanya ingin meminta izin," Potongku. "Meminta izin?" Aku mengangguk.

Aku menyikut tangan draco memberi isyarat bahwa dia saja yang berbicara kepada narcissa. "Begini, mom. Kami ingin berlibur untuk beberapa bulan. Tepatnya ke Indonesia. Dan untuk pekerjaan ku, mom tak perlu khawatir karena banyak karyawan yang bisa menggantikan ku." Ucap draco.

"Ke indonesia?"

"Iya, mom. Kami juga mengajak parkinson, zabini, greengrass dan nott. Hanya satu atau dua bulan saja." Ucapku.

Forever With You || ✅Where stories live. Discover now