20. Dad?

981 146 3
                                    

Pagi ini aku sarapan bersama ayah ku. Tiba tiba seseorang memencet bel rumah kami.

"biar aku saja yang membuka nya, ayah?" ucap ku. Aku berlari dan mulai membuka pintu.

Ternyata kakak ku dan suami nya berkunjung ke rumah ini. "hello, Mr. Abbott" sapa ku kepada suami kakak ku.

"hai (name), bagaimana kabar mu"

"very fantastic" jawab ku. "ahh ayolah, bisakah kami masuk?" protes kakak ku. "silahkan masuk, bawel" ucap ku membungkuk kan badan ku bermaksud menyambut tetapi sedikit mengejek.

Kakak ku menaruh tas nya di sofa ruang tamu. "dimana ayah?" tanya kakak ku. "dia sedang sarapan, tadinya aku juga sarapan. Tetapi kau datang jadi aku harus menyambut mu"

"lanjut kan sarapan mu, nona" ucap kakak ku. Aku kembali ke ruang makan. "siapa?" tanya ayah ku. "kakak, dia bersama suami nya berkunjung kemari" ucap ku.

"eh, ayah sudah selesai?" tanya ku melihat ayah ku berdiri menyudahi sarapan nya. "ya, sudah. Ayah sudah cukup kenyang"

Setelah sarapan aku berjalan menuju ruang tamu. Ayah, kakak ku dan suami nya sedang mengobrol disana.

Aku memutuskan untuk pergi ke kamar dan menulis surat untuk teman temanku. Aku mengambil 3 perkamen dan pena bulu milik ku.

Tuk tuk tuk

"astaga, masuk saja!"

Ceklek

"(name), ayah memanggil mu di ruang tamu" ucap kakak ku. "bisakah aku turun nanti saja? Aku ingin menulis surat untuk teman ku"

"teman atau kekasih mu, hm?" tanya kakak ku berkacak pinggang. "dua duanya sih"

"ayolah, ayah sudah menunggu mu. Menulis surat nya bisa nanti saja"

"baiklah baiklah, aku akan turun" ucap ku menaruh kasar pena bulu dan perkamen ke meja belajar ku.

Aku menutup pintu kamar ku dan menuruni tangga menuju ruang tamu. "ada apa, ayah?"

Ayah ku melirik ke arah kakak ku dan dia mengangguk. "(name), kemarilah" ucap ayah ku menyuruh ku duduk di samping nya.

Ia mengelus puncak kepala ku. "kau sudah besar, sayang. Kau sudah menemukan cinta mu. Kau sudah menemukan teman dan sahabat"

"ayah ingin kau tau sesuatu"

"apa itu?"

Ia mengelus pipi ku lembut. "berjanji lah kau tak akan membenci ayah"

"maksud ayah?" tanya ku mengerutkan dahi dan beralih menatap kakak ku lalu kembali menatap ayah ku.

Ia membuka lengan jas hitam nya perlahan. Sebuah tanda kegelapan terukir di lengan pucat nya.

Seketika nafas ku tercekat. Ayah ku bergabung dengan mereka, mereka yang membuat ibu ku meninggal. Aku menggelengkan kepala ku tak percaya dengan apa yang aku lihat.

"a-ayah? Ayah bergabung dengan mereka?" tanya ku dengan suara bergetar menahan tangis ku. "maaf kan ayah, (name). Ayah tak punya pilihan lain selain bergabung dengan nya" ucap nya kembali menutup lengan nya.

"Kenapa ayah bergabung dengan mereka? K-kenapa ayah menghianati ibu? Kenapa ayah bergabung dengan orang orang jahat yang menyiksa istri ayah sendiri? Kenapa ayah?!" tanya ku membentak.

"(name)! Dengarkan penjelasan ayah!" benak kakak ku. "apa yang perlu dijelaskan? Apa perlu dijelaskan kalau ayah ku adalah seorang pembunuh? Apa perlu dijelaskan jika ayah ku membantu dark lord membunuh sahabat ku sendiri?"

Forever With You || ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora