28. Sixth Year

783 130 22
                                    

Aku terbangun ketika mendengar pintu kamar ini terbuka. "hello" seorang wanita berambut hitam keriting menatapku dan tersenyum mengerikan.

"lestrange?" gumamku berdiri dari ranjang. Ia berjalan ke arahku dan menyeringai. "apa yang kau lakukan disini? Dimana draco?"

"kau tak perlu mengkhawatirkan kekasih mu. Aku kemari hanya ingin bermain main denganmu" jawab nya semakin mendekat ke arahku.

"jauhi aku, keluarlah dari sini!" ucap ku ketika melihatnya mendekatkan wajahnya ke wajahku. "kau sangat cantik. Pantas draco menyukaimu" ucap nya diakhiri dengan tawa mengerikan.

"kubilang keluar dari sini!" ucap ku lagi tetapi ia semakin mendekatkan wajahnya. "hey hey hey, aku akan menjadi bibi mu sebentar lagi"

Tubuhku bergetar saat melihatnya mengeluarkan serpihan kaca dengan ujung lancip yang siap melukai kulit ku. "biarkan aku bersenang senang dengamu" ia mendekatkan serpihan kaca itu kepada wajahku dan ia menyeringai.

Jantung ku berdetak tak beraturan. Aku mundur perlahan lahan hingga tubuhku sudah sangat mepet dengan tembok. Aku memejamkan mataku pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutanya.

"bellatrix! Apa yang kau lakukan?!!" aku mendengar suara seorang wanita meneriaki nama bibi draco sehingga ia menjauhkan serpihan kaca itu dari wajahku.

"bibi! Jauhi dia!" suara pria itu membuatku bernafas lega. "cissy, draco. Aku hanya ingin menghiburnya--"

"kubilang jauhi dia!" bentak draco. "huh! kau dan ibumu, kalian sama sama membosankan" balas bellatrix lalu keluar dari kamar draco.

Aku berlari menghambur ke pelukan draco dan menangis di perlukannya. "draco, aku takut" ucap ku lirih.

"tak apa, dia sudah pergi" ia melepaskan pelukanku lalu mengusap air mata ku. "(name), ayahmu memintamu agar kau berada disini sementara. Tak aman jika jika kau harus sendirian dirumah" ucap narcissa kubalas dengan anggukan dan senyuman kecil. Narcissa beranjak pergi dan menutup pintunya. Aku beralih menatap mata draco, lagi lagi air mata ku keluar.

Aku menarik lengan draco dan membuka lengan jas hitam yang menutupi lengannya. Sebuah dark mark terukir jelas di lengan pucatnya.

"kenapa kau melakukan ini?"

"karena aku mencintaimu"

"tapi aku tak ingin kau terluka karena aku"

"that is love. I will do anything to protect you even if it puts my life in danger" ucap draco.

"aku ingin kau berjanji"

"berjanjilah kau akan baik baik saja" lanjut ku. "aku tak bisa melakukan itu" ucap draco menangkup wajah ku.

"kau harus berjanji. Kau harus berjanji semuanya akan baik baik saja. Semuanya akan segera berakhir" ucap ku dengan air mata yang menetes deras.

Draco terdiam sejenak. Ia terdiam lalu menggeleng kecil. "apa aku akan baik baik saja jika aku membunuh dumbledore? Dia memintaku membunuhnya, dia memintaku mengambil tongkat dumbledore. Itu artinya ia akan membunuhku untuk mendapatkan tongkat itu dariku"

Air mata ku semakin menetes deras. Aku tak siap menerima semuanya, aku tak siap kehilangan orang yang ku cintai, aku tak siap menelan kenyataan bahwa draco seperti ini karena ku.

"kita akan melakukannya bersama sama. Kita akan mengalahkan nya bersama sama" ucap ku menggenggam tangan draco. Draco tersenyum dan mengangguk kecil.

"kau pasti lelah menangis seharian. Kau harus istirahat. Ayo" draco menuntunku kembali ke ranjang dan ia menyelimuti ku.

Ia ikut merebahkan tubuhnya dan melingkarkan tangannya di tubuh ku. Aku melihatnya mulai memejamkan matanya. Aku menyadari sesuatu, aku melihat matanya sembab dan rambut nya sedikit berantakan. Aku yakin ia sangat lelah hari ini.

Forever With You || ✅Where stories live. Discover now