Tamat

620 22 0
                                    


Beberapa tahun kemudian....

Senyum lebar terpancar, semu merah di pipi begitu merona. Gaun indah menjuntai di lantai membuat gadis itu tampak anggun dengan gaun berwarna putih gading yang dia kenakannya.

Senyumnya merekah kembali kala melihat kedua malaikat yang berjalan ke arahnya. Siapa lagi kalau bukan Sari dan juga Salsa, malaikat penguatnya.

"Anak Mamah mau nikah, nih?"

Acha mengangguk, merangkul mereka berdua sekaligus. Dia bahagia sekarang memiliki keluarga lengkap walaupun dengan keadaan berbeda. Dia tak pernah menyesal memiliki Salsa karena beliau adalah malaikat keduanya setelah Mamahnya.

"Makasih."

Sari menyerka air mata di pipi anaknya dan Salsa mengusap pinggung anaknya dengan lebut.

"Acha sayang kalian."  Acha mengecup pipi Sari dan Salsa bergantian.

"Mamah sama Bunda juga sayang sama Acha selalu selamanya. Walaupun, Acha udah berkeluarga Mamah sama Bunda selalu anggap kamu anak kecil," ucap Sari dan diangguki oleh Salsa.

Tangan Salsa mengelus rambut Acha dengan lembut tanpa merusak tatanan rambutnya. "Rumah Bunda selalu terbuka buat kamu sayang. Bunda mau bilang makasih sama kamu udah nerima Bunda jadi Ibu sambung kamu."

Acha mengangguk sembari mengusap air matanya. "Udah sedih-sedihannya, sekarang anak Mamah sama Bunda harus cantik di depan suami kamu. jangan sampe ada yang luncur karena nangis." Sari mengecup kening Acha, air matanya menetes keluar. Rasanya baru kemarin dia melahirkannya dan sekarang anaknya sudah mau berkeluarga.

Sebenarnya, Sari sedikit tak rela. Baru kemarin dia dan anaknya berbaikan, saling mengisi satu lain. Dan.sekarang dia akan pergi jauh meninggalkan rumahnya beberapa tahun ini menjadi surga-Nya.

Tanpa mereka sadar dua mata menetap mereka dengan sendu. Ya, itu Andrean-Ayah Acha.  Laki-laki parubaya itu tersenyum lebar, rasanya baru kemarin bertemu anaknya. Dan sekarang juga harus melepaskannya.

Semuanya sudah berjalan dengan alurnya masing-masing, rasa bersalah sudah tidak ada sekarang. Mereka sudah bersepakat melupakan masa lalu dan merangkai lebar baru. Andrean berjalan menuju mereka, senyum merekah di bibirnya. Tiga bidadari yang sungguh berarti dalam hidupnya.

"Mereka udah datang, Mas?" tanya Salsa setelah menyadari kedatangan Andrean.

Andrean mengangguk. "Udah. Yuk, siap-siap."

Mereka mengangguk, membenahkan make-up Acha yang sedikit berantakan karena terlalu banyak menangis.

"Anak ayah cantik banget," puji Andrean, Acha tersenyum tipis. Ingin rasanya menangis saat ini tapi dia harus menahannya.

Acha memeluk tubuh Andrean. "Terimakasih telah ada untuk Acha beberapa tahun ke belakang di saat Acha drop, yah."

Andrean mengecup kening anaknya. "Sudah tugas Ayah untuk menjaga kamu, memberi kasih sayang yang berlimpah. Nak, jangan pernah ingat lagi masa lalu terlalu dalam. Biarkanlah masa lalu itu menjadi pelajaran yang begitu besar di masa depan. Jadikan kejadian yang kamu alami supaya tidak terjadi di masa depan kelak. Seberapa beratnya rumah tangga di dalam hidupmu, kamu harus sadar dan mencari jalan keluarnya. Sebelum memutuskan sesuatu yang di benci Allah ingat selalu buah hati kalian. Jangan biarkan hatinya sama seperti kamu yang penuh kebencian kepada orang tuanya."

Acha mengangguk paham. "Acha akan ingat pesan Ayah, akan menjaga rumah tangga Acha sebaik mungkin. Terima kasih selalu ada, Yah. Acha sayang Ayah selalu selamanya walapun Acha udah punya suami tapi cinta pertama Acha tetap Ayah."

"Udah, udah nanti lagi melow-melowannya. Sekarang acaranya mau di mulai, Acha kamu siap-siap. Kamu tunggu di sini, Mamah sama Bunda mau keluar. Jangan kabur!"

Acha Where stories live. Discover now