32

240 17 0
                                    



Matahari sudah keluar dari sangkarnya, bersinar begitu jingga menyapu alam semesta. Ayam berkokok silih berganti menandakan pagi sudah tiba, sinar jingga  itu menembus gordeng membuat gadis itu terusik dari tidurnya.

Matanya terbuka, tampak sinar matahari tak malu-malu menunjukkan wujudnya begitu terang. Mata gadis itu membulat sempurna, alam semesta mengejutkan tidurnya.


"Sial kesiangan. Bego, napa engga pasang alarm sih. Ah!" Acha mengusap wajah kasar, kemudian beralih menatap ketiga sahabatnya yang masih terlelap.

Acha mulai membangunkan Siska yang ada di sebelahnya, ia berteriak tetap di telinga gadis itu. "Ka, ka, bangun. Woy kesiangan!"

"Apa?"  Siska  menguap lebar, matanya terbuka menampilkan sinar surya yang sudah keluar.

"Ini udah siang. Bego!" Acha mengacak-ngacak rambutnya, dia berusaha membangunkan kedua sahabatnya itu.

"Astaga!"


Siska mengoyangkan tubuh sahabatnya itu, menyuruhnya untuk bangun secepat mungkin. Ada banyak yang harus di bawah ke rumah masing-masing dan saat ini rencana mereka gagal total.

Amel dan Putri mulai terusik dari tidurnya, yang pertama dia lihat wajah Acha dan Siska yang tampak panik.

"Eh, kok udah siang?"

"Iya, ini udah siang. Rencana kita gagal total!" decak Siska sembari menguncangkan tubuh Amel supaya Amel tersadar.

"Ahhh! Napa engga pasang alarm!" decak Amel setelah melihat jam yang tertempel di dinding.

"Gue lupa!"

"Udah bangunkan semua, kita bangunin yang lain. Okey?" Siska memberi saran lalu di angguki oleh yang lain.

Mereka semua segera turun meninggalkan kamar milik Febrian menuju ruang tamu. Terlihat ke-empat laki-laki tergeletak tak berdaya. Ada yang sedang berpelukan seperti teletabis, ada yang ngiler membuat banyak pulau dari Sabang sama Merauke, ada yang memeluk guling dengan erat sepertinya dia sedang mimpi di peluk kekasih, kayaknya.


Yuk bangun udah siang, lanjut lagi mimpinya nanti.

"Cepet bangunin!" perintah Siska,  mulai membangunkan Aldi yang sedang memeluk tubuh Ali dengan Erat.

"Bangun Ali, Bangun!" Siska menarik tangan Aldi di perut Ali akan tetapi laki-laki itu menepisnya lalu mengeratkan pelukannya.

"Bangun, woy!"

"Bian, lo engga denger. Bangun woy, matahari dah keluar dari sangkar."  Gadia itu berteriak tepat pada telingga Febrian membuat laki-laki terusik. Tangannya menarik tangan Acha membuat gadis itu jatuh di atas Febrian.

"Lepas," ucap Acha sembari berusaha melepaskan rengkuhannya yang setiap detiknya makin erat.

"Ih, gila ngiler dia. Banguninnya gimananya?" Amel bermonolog seraya nampak berpikir keras.

Acha Where stories live. Discover now