Among Us

445 48 98
                                    

Sangat sulit rasanya menahan segala gejolak untuk meluapkan amarah terutama pada ayah kandung sendiri. Sudah terbayang sejak pertama kali menginjakkan kaki di tempat makan sesuai dengan perjanjian mereka, sebuah tempat makan bergaya Jepang yang memiliki ruangan privasi tingkat tinggi demi menghindari keributan yang berujung munculnya berita.

Yoora sedang menunggu ayahnya, setelah sebelumnya dia menelepon pria tersebut dan disambut dengan suara lega luar biasa. Awalnya Yoora berpikir jika sang ayah tidak terlalu khawatir padanya, namun, mendengar suara Yoongi dia sadar jika ayahnya sangat mengkhawatirkan dirinya.

Yoora sudah menyiapkan segala pertanyaan yang akan diajukan untuk sang ayah mengenai hubungannya dengan teman satu universitas, sekejap Yoora teringat dengan cerita Eunbi hingga hatinya luluh, dia semakin bingung dengan perasaannya.

Pintu geser itu bergerak sampai Yoongi muncul dibaliknya, tanpa banyak kata dia segera masuk dan mendaratkan bokongnya diatas bantal duduk. Lalu menatap anaknya khawatir, tak peduli Yoora hanya menatapnya datar.

"Appa mengkhawatirkanmu."

Yoora hanya diam melihat Yoongi.

"Aku hanya ingin penjelasan." Ucap Yoora pelan. "Aku tidak butuh perhatianmu." Tak ada lagi penyebutan nama seperti biasa Yoora lakukan.

Jika saja Yoongi tidak melakukan kesalahan, mungkin dia sudah menegur Yoora atas kalimat tidak sopannya. Terpaksa, dia menelan bulat-bulat kalimat kesal Yoora, paling penting adalah Yoora dalam keadaan baik-baik saja.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, Appa menyesal melakukannya." Balas Yoongi kaku.

"Kenapa Eunbi?"

"Karena dia datang diwaktu yang salah." Jawabnya singkat.

Yoora tampak ingin menangis, kenapa masih saja Yoongi tidak ingin membela dirinya atas kesalahan yang dia buat.

"Maafkan Appa, sungguh, Appa menyesal." Yoongi meraih tangan Yoora menggenggamnya erat.

"Minta maaf saja pada Sora, tidak perlu denganku." Yoora benar-benar kesal dengan ayahnya.

Pintu geser itu kembali terbuka, Yoora dan Yoongi serempak menoleh melihat siapa dalang yang sudah kurang ajar membuka pintu sembarangan. Seorang kurang ajar itu adalah Eunbi, tanpa rasa malu dia membalas dengan senyuman.

Tidak ada keterkejutan di wajah Eunbi sebab Yoora mengundangnya kesana tanpa Yoongi tahu, pria itu juga sedikit terkejut lalu menyamarkannya dan bersikap biasa saja. Dalam hati mengumpat apa yang sedang direncanakan Yoora.

Gadis itu masuk dengan tas jinjing yang dibelikan Yoongi, duduk santai tanpa mengindahkan tatapan menusuk dan tatapan datar dari dua orang dihadapannya.

"Tidak ada makanan? Aku lapar." Celetuk Eunbi kala melihat meja kosong tanpa apapun disana.

"Ck. Tidak tahu diri." Gumam Yoora namun cukup jelas didengar Eunbi.

"Ini tempat makan 'kan? Wajar aku bertanya dimana makanannya. Lucu sekali jika aku mengatakan bahan bangunan disini." Balas Eunbi dengan tawa kecil.

"Kau..." geram Yoora.

"Ada apa kau datang kemari?" Potong Yoongi sebelum Yoora berubah menjadi singa.

Eunbi mengedikkan bahu. "Kenapa bertanya padaku? Anakmu yang mengundangku kemari."

Alis Yoongi berkerut. "Benarkah itu Yoora? Apa alasannya?"

Yoora menatap lama ayahnya sebelum menjawab pertanyaan Eunbi, dia menghela nafas panjang untuk menguatkan hati.

Min's Love ✔Where stories live. Discover now