Trouble

1.1K 100 0
                                    

"Sejak kapan kau berpikir tentang dirimu sendiri?" Tanya Sora setelah mendapat sebuah pernyataan dari Yoongi.

"Sora. Dengarkan aku dulu."

"Tidak perlu dilanjutkan Min Yoongi, semua sudah jelas. Kau hanya memikirkan dirimu sendiri." Sora terlihat emosi saat ini.

"Bukankah kita sudah sepakat, jika aku hamil aku berhenti menjadi asistenmu. Lalu kenapa tiba-tiba kau mengatakan pada agensi aku yang akan menemanimu selama tour?"

"Sora. Aku tidak percaya lagi dengan yang lain selain dirimu, aku mohon mengertilah." Balas Yoongi yang tengah memelas pada Sora agar menuruti keinginannya.

"Hanya karena kau tidak percaya lagi dengan yang lain, kau mengorbankan Yoora? Kau lebih memilih dia diasuh orang lain begitu?"

Yoongi merasa tidak berguna jika berdebat dengan Sora disaat dirinya masih diselimuti emosi, jika sudah seperti ini Sora tidak bisa diajak bicara dengan baik, satu sisi Yoongi juga harus menahan emosinya agar tidak kelepasan seperti Sora.

Jika keduanya emosi maka salah satu diantara mereka akan mengatakan perpisahan.

"Sudahlah, aku tidak ingin kita bertengkar seperti ini. Istirahatlah, besok kita bicarakan lagi." Yoongi memijat kecil kepalanya.

Sora berdecak saat Yoongi berusaha menghindar, dia sangat tidak suka Yoongi yang seperti ini, biasanya jika mereka ada masalah mereka akan menyelesaikannya sebelum tidur. Jika sudah seperti ini Sora tidak akan menang, karena Yoongi tidak ingin keputusannya diganggu gugat.

"Kenapa menghindar? Kita belum selesai." Ucap Sora dengan nada mengejek.

"Sora kita lanjutkan ini besok, aku tidak ingin masalah ini semakin buruk."

Yoongi pergi kekamar mandi berniat mencuci muka sebelum tidur, juga ingin meredakan sedikit emosinya dengan basuhan air. Langkahnya terhenti saat dia mendengar Sora mengucapkan sesuatu yang membuatnya tidak tahan untuk tidak meluapkan emosi yang berusaha dia tahan sejak tadi.

"Pengecut."

Yoongi yang mendengar itu segera menghampiri Sora yang berdiri disamping tempat tidur, ekspresi wajah Yoongi berubah dingin saat itu juga, sedangkan Sora menatap Yoongi berani tanpa rasa takut sedikitpun.

"Sudah cukup Sora." Suara dingin Yoongi sedikit membuat nyali Sora menciut.

"Kita belum mendapat kesepakatan dari ini, kenapa kau pergi begitu saja?"

"Keputusanku sudah ditentukan, tidak ada penolakan." Mata Yoongi belum lepas menatap marah Sora.

"Aku tidak mau! Aku tidak akan meninggalkan Yoora!" Suara Sora meninggi kesal terhadap perintah Yoongi.

Yoongi tidak tahan lagi. "Sudah kubilang hentikan pembahasan ini!!"

Sora terkejut dengan suara besar Yoongi, selama mereka bertengkar ini pertama kalinya Yoongi berbicara dengan keras, sekesal apapun Yoongi pada Sora tidak pernah sampai seperti ini.

"Ke-kenapa kau berteriak?"

"Kau yang memulainya Sora. Aku sudah bilang padamu hentikan ini semua, aku tidak ingin kita bertengkar, tapi kau tidak mendengar apa kataku. Kita masih bisa bicarakan ini nanti saat kau tidak emosi lagi, tapi melihatmu yang keras kepala aku tidak akan merubah keputusanku!" Seru Yoongi kemudian mengusap wajahnya kasar dan berlalu meninggalkan Sora.

Sora tak dapat menahan air matanya, dia menutup wajahnya dan menangis saat itu juga. Dia takut tidak bisa menjadi seorang ibu yang baik untuk Yoora, pernah kehilangan membuatnya takut untuk meninggalkan anaknya. Sora tidak ingin Yoora kekurangan kasih sayang, Yoora masih berusia tiga tahun saat ini itu sebabnya masih membutuhkan banyak kasih sayang. Menurut Sora saat ini Yoora tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup, Yoongi yang sering keluar kota bahkan negeri membuat mereka jarang bertemu dan Yoora pun tidak banyak mendapat perhatian dari Yoongi.

Satu hal yang ditakutkan Sora, dia takut tidak bisa menjadi ibu yang baik.

Sora melihat Yoongi berdiri dekat jendela, asap rokok mengepul disekitar wajahnya. Mata Sora membesar saat melihat Yoongi tengah merokok, pertanyaan besar muncul dikepalanya, dari mana asal rokok itu.

"Matikan rokok itu, Oppa."

"Bukan urusanmu." Balas Yoongi tidak peduli, dia sudah terlanjur kesal dengan Sora.

"Baiklah, jika itu bukan urusanku aku tidak akan peduli lagi denganmu. Kau harus ingat aku tidak pernah setuju dengan keputusanmu." Sora menghapus air matanya.

Yoongi kembali memijat kepalanya yang terasa pusing luar biasa, Sora sangat menyebalkan kali ini. "Kenapa kau mulai lagi?" Ucapnya frustasi.

Yoongi mematikan rokok yang terjepit diantara dua jarinya, berjalan pelan mendekati Sora, jika dia tidak mengalah masalah ini tidak akan selesai.

"Maafkan aku." Ucap Yoongi pelan sembari mengusap lengan Sora. "Aku menyesal dengan tindakanku tadi."

Sora tidak membalas ucapan Yoongi, dia terlalu sibuk menghapus air mata yang tak kunjung berhenti saat ini.

"Aku tidak mau--"

"Selagi margamu masih Min, kau harus menuruti apapun kataku."

Yoongi mencium bibir Sora tanpa peringatan sedikit pun, Sora memukul dada Yoongi agar segera menyingkir, dia tidak ingin saat ini. Yoongi  membuka kasar baju tidur Sora hingga kancingnya terlepas dan jatuh bebas kelantai, dia mulai menjamah tubuh bagian atas Sora.

Sora bertahan tidak ingin melakukannya sebisa mungkin menolak sentuhan gila dari seorang Yoongi, bagaimanapun Sora menolak tidak akan bisa lepas jika sudah dalam lingkaran hasrat Yoongi.

Sora menangis sepanjang malam.



















Hai teman-teman!! 🙋‍♀️🙋‍♀️

Apa kabar? Maaf kalo chapter kali ini pendek, pengen nulis Yoongi tapi otaknya Jungkook mulu. Maaf kalo gak bagus. Jangan marah.

Oh iya, tolong support buat ceritaku yg satu ini ya.

https://my.w.tt/vLt4gAfMz4

Ni yg buat aku susah nulis Yoongi, tapi jangan marah sama dia, ganteng soalnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ni yg buat aku susah nulis Yoongi, tapi jangan marah sama dia, ganteng soalnya. 🤣🤣

Makasih buat Vote sama Commentnya ❤ banyak cinta untuk kalian semua.

Purple U 💜💜💜

Min's Love ✔Where stories live. Discover now