Good Morning

472 44 23
                                    

Sadar jika hari sudah pagi, Yoongi membuka matanya berat, lebih berat dari biasanya, rasa pusing segera menyerang kepala kemudian menyentuh dahi memijitnya perlahan. Lama dia dengan posisi seperti itu sembari memutar kembali memori tadi malam penyebab rasa pusing luar biasa yang diderita, dia ingat mendatangi sebuah bar dan minum sampai dia lupa kejadian selanjutnya.

Yoongi mulai menyadari ruangan yang ditempati, tidak seperti kamarnya. Yoongi bangkit dari tempat tidur, tapi, tangan kanannya tertahan sesuatu. Saat itu juga dia menoleh dan melihat pemandangan yang tidak pernah dia bayangkan sama sekali.

Seorang perempuan tanpa busana memeluk lengannya.

Dia Eunbi. Teman satu fakultas anaknya, Yoora.

Denyut dikepala Yoongi semakin kuat, lalu melihat tubuhnya yang tak berbeda jauh dengan Eubi, tanpa pakaian. Dia tidak langsung beranjak, kembali dia memijat kepalanya, menyesali minum terlalu banyak sampai mabuk tak sadarkan diri.

Dia kembali berpikir apa saja yang dia lakukan dalam keadaan mabuk, tidak mungkin pasangan lawan jenis tanpa pakaian tidak melakukan hubungan intim, tidak mungkin jika mereka hanya tidur biasa.

Sekarang, sakit dikepalanya berdenyut hebat.

"Ahjussi? Kau sudah bangun?" Eunbi segera bangkit sembari menutupi bagian tubuh tanpa helai kain. Dia juga tidak sepenuhnya tidur.

Yoongi salah tingkah. "Maaf, aku mabuk, sampai--"

"Tidak apa-apa. Aku sudah biasa." Potong Eunbi dengan senyum terpaksa.

Yoongi mengerti. Dia sudah mengetahui pekerjaan Eunbi sebagai pekerja malam, pemuas nafsu pria. Mendengar suara Eunbi membuat dia sadar telah mempermainkan hati seorang perempuan. Seketika dia langsung ingat dengan Sora, merasa telah mengkhianati istrinya.

Dalam hati dia memohon ampun pada istrinya.

"Jam berapa kau tidur?" Tanya Yoongi penasaran dengan durasi dia melakukannya dengan Eunbi.

"Pukul tiga, mungkin." Jawabnya sembari mengedikkan bahu bingung dengan pertanyaan Yoongi.

Yoongi menghela nafas kasar, dia melakukan durasi waktu lumayan lama dengan Eunbi, Yoongi merasa berdosa dengan Sora.

Tak lama dering telepon Yoongi berbunyi menampilkan nama Yoora disana.

Pria itu langsung panik, karena mabuk dia tidak menghubungi Yoora mengatakan tidak pulang ke rumah, belum apa-apa masalah sudah muncul.

"Halo?"

"Appa! Kenapa tidak pulang? Appa dimana?" Samar suara Yoora terdengar oleh Eunbi, tapi terlalu keras ditelinga Yoongi.

"Appa ada pekerjaan mendadak sampai lupa menghubungimu, Appa akan pulang sebentar lagi."

Eunbi memperhatikan setiap gerak-gerik Yoongi, setiap gerakan yang dia lakukan seperti punya daya tarik tersendiri baginya. Memungut pakaian dilantai sembari membalas pertanyaan anaknya melalui ponsel yang dijepit dengan bahu, kedua tangannya berusaha memakai kembali celana tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Eunbi menarik sudut bibirnya, dia seperti seorang selingkuhan dengan Yoongi sebagai kekasih yang berkhianat, lalu Yoora gadis tersakiti.

Dia menghapus pikiran itu ketika tangan Yoongi menyodorkan sebuah kartu nama miliknya, kini dia sudah berpakaian lengkap.

"Sebagai jaminan." Ucapnya dingin. "Aku tidak akan kabur, tapi aku harus pergi sekarang. Kita selesaikan nanti."

Eunbi meraih kartu nama itu ragu, hatinya mendadak kecewa karena Yoongi memperlakukannya sama seperti pria diluar sana, dia hanya terlalu banyak berkhayal jika Yoongi akan mencintainya atau menganggap hubungan tadi malam itu spesial.

Min's Love ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant