Wave

666 47 93
                                    

Tes ombak dulu 🤣🤣🤣🤣

Kenapa pada ngamuk sih di chapter kemaren? Emang aku apain sih? 🤣

Harusnya kalian tanya dulu atuh 🤣

Aku ngakak gak berenti loh baca komen kalian gak terima aku gantungin, sengaja aku tauk 😄

Hahahahahaha...

Udah ah, ntar pada makin ngamuk lagi.

Enjoy it!

****

Eunbi kembali. Tapi bukan ke rumah, melainkan rumah sakit.

Gadis itu merasakan kontraksi saat Yoongi ingin membawanya pulang ke rumah, dengan sigap Yoongi langsung menuju tempat yang seharusnya.

Disana Eunbi mulai merasakan sakit luar biasa, tak hentinya Eunbi meremas kuat lengan Yoongi sembari meringis kesakitan. Pria itu bingung harus berbuat apa, menemani seorang perempuan melahirkan adalah pengalaman pertama baginya.

Wajar saja, sewaktu Sora melahirkan Yoongi sedang dalam wajib militer. Kini, dia tidak dapat berbuat apa-apa selain melihat sedih Eunbi dengan wajah pucat serta cucuran keringat.

Yoora datang setelah Eunbi selesai melahirkan, ada perasaan lega karena keduanya baik-baik saja. Yoora terpaksa kembali bersabar, meredakan emosinya demi bayi yang mereka nantikan, pikirannya masih berkutat seputar Eunbi akan membawa anaknya pergi.

Entah apa yang merasukinya Yoora berharap itu adalah adik kandungnya.

Yoora masuk kedalam ruangan tempat Eunbi dirawat, disana sudah ada Yoongi memberikan air minum pada Eunbi. Tiba-tiba dia menyesal masuk ke ruangan itu, malas jika mereka akan ribut soal hak asuh.

Yoora diam tanpa ada niat membuka obrolan, namun mulutnya gatal tak tahan ingin bertanya.

"Bayinya mirip sekali denganmu." Yoora sempat melihat bayi yang dilahirkan Eunbi di ruangan tersendiri.

"Dia anakku." Balas Eunbi datar.

Lidah Yoora mendadak kelu, dia melirik Yoongi yang juga seperti tidak ada niat untuk bertanya, mungkin Yoongi lebih memilih saat yang tepat untuk bertanya. Namun, Yoora tidak sabar.

"Lalu? Apa keputusanmu?" Tanyanya pelan.

Eunbi juga merasa kasihan pada Yoora, terlihat jelas dia sangat mengharapkan seorang adik walaupun dia sangat membenci Eunbi sebagai ibu dari adiknya--jika benar itu anak Yoongi--dia sangat mengerti raut wajah mengharapkan itu.

"Aku akan pergi membawanya, setelah itu aku tidak akan mengganggu kalian lagi." Jawab Eunbi pelan namun tegas.

"Kalau DNA-nya cocok?" Tanya Yoora penuh harap.

"Maaf." Ucap Eunbi dengan nada menyesal.

"Appa." Rengeknya pada Yoongi.

"Appa juga tidak bisa berbuat banyak, semua itu hak Eunbi. Kami sudah membicarakan ini sebelum kau sampai." Balas Yoongi juga terdengar sedih.

Dugaannya salah kalau Yoongi menunggu waktu yang tepat.

"Sebelum kau pergi, boleh aku merawatnya?" Nada Yoora sedikit memohon.

Eunbi mengangguk setuju.

****

Setelah tiga hari menunggu, hasil lab yang sangat dinantikan semuanya keluar juga. Di kertas itu tertera jika DNA Yoongi dan bayi itu cocok, yang artinya bahwa bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut anak kandung dari Yoongi. Ada perasaan senang juga sedih.

Anak lelaki yang selalu dinantikan Yoongi akhirya tercapai juga, namun sedihnya dia tidak bisa merawat anak itu sesuai dengan kesepakatan bersama. Yoongi menyediakan tempat tinggal diluar negeri seperti keinginan Yoongi sendiri karena takut akan jadi masalah jika ayah tiri Eunbi tahu, biaya hidup bayi itu sudah ditanggung Yoongi.

Awalnya Eunbi menolak pertanggung jawaban Yoongi, namun, Yoongi mengancam  akan mengambil hak asuh jika Eunbi tidak mau menerimanya, sehingga Eunbi setuju.

Eunbi sekarang tinggal di Jepang, sebulan sekali Yoongi dan Yoora datang berkunjung demi menemui bayi kecil imut yang selalu dirindukan mereka berdua. Terkadang jika Yoongi terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Yoora pergi sendiri menemui adiknya.

Walaupun kecewa dengan keputusan Eunbi, Yoora berusaha menghargai keputusan Eunbi.

Liburan musim dingin kali ini mereka habiskan di Jepang, mereka sudah merencanakan hal ini sejak lama, tentu saja Yoora yang paling semangat, dia sangat menyayangi bayi itu.

"Dimana mereka menunggu?" Tanya Yoongi sesaat baru saja keluar dari hotel tempat mereka menginap.

"Restoran dekat perpustakaan kota." Jawab Yoora namun matanya fokus pada peta digital dari ponselnya.

"Jauh?"

"Tidak. 15 menit berjalan sudah sampai. Ayo!" Yoora sangat semangat.

Mereka berjalan sembari merapatkan coat masing-masing karena salju baru saja turun, mereka melewati perpustakaan kota.

Yoongi berjalan sedikit dibelakang Yoora, mengikuti langkah semangat gadis itu, tak lama kemudian dia berhenti mendadak.

Yoongi bingung dia segera menyusul Yoora terpaku disana.

Mata Yoongi mengikuti arah pandangan Yoora tertuju, keduanya semakin terpaku dengan pemandangan yang ada didepan sana.

Sangat menyeramkan bagi keduanya.

Eunbi dan anak lelakinya sudah terkulai di jalanan dengan bersimbah darah, dengan sebuah mobil sport kuning terparkir sembarang, jangan lupakan banyak darah bercecer disana.

Yoongi langsung berlari mendekat, sepertinya mobil kuning itu menabrak Eunbi yang sedang menggendong bayi kecil malang tak bernyawa. Yoongi terfokus pada beberapa orang yang memaksa pengemudi mobil tersebut keluar dari kendaraannya, seorang pria segera menarik perempuan pemilik mobil tersebut keluar.

Kesal dengan perbuatan perempuan itu, Yoongi menarik lengannya, dan lebih terkejut lagi melihat paras cantik yang tak asing menurutnya.

"Sora?"

****

Nah, yg ini beneran tamat 🤣🤣🤣🤣
Ntar kelanjutannya di project baru ya 😏

Jangan tagih² lagi. Udah ngawur ini ceritanya 🤣🤣

Pantengin aja terus, ntar aku kasih link nya dari sini aja ❤❤

Drop komen kalian.

Saranghae 💜💜💜💜

Kalo ada yg typo, maklum aja ya 😘

Min's Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang