Not True

602 69 23
                                    

Dua pasang mata itu memandang layar kaca yang menampilkan adegan sepasang kekasih yang harus terpisah karena ketidakjujuran sang pria kepada wanitanya. Dia menatap tanpa minat layar televisi di hadapannya, dia juga terpaksa melihat itu karena bosan menunggu dirinya sendiri yang belum juga diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Sora hanya bisa berbaring selama dua hari, dia sangat jenuh. Berulang kali dia memaksa suaminya agar meminta pada dokter untuk segera dipulangkan, tapi berulang kali juga permintaannya di tolak oleh Yoongi dengan alasan dia belum sepenuhnya membaik.

Yui juga memberikan alasan yang sama padanya, padahal dia bukan sakit parah yang menyerang fisiknya. Dia hanya sakit biasa yang menurut mereka fatal.

Merasa sudah sangat jenuh di kamar, Sora mematikan saluran televisi yang jika dilihatnya lebih lama lagi Sora akan mengeluarkan air mata imbas dari sedihnya drama tersebut. Sora memilih tidur, tidak ada yang menemani, saat pagi tadi Yoongi sudah pergi untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, dia harus menyelesaikan dengan cepat.

Tidak ada yang tahu Sora masuk rumah sakit, bahkan mertuanya juga tidak mengetahui hal ini, lalu untuk Yoora dia terpaksa tinggal sementara di rumah Kyu Ri.

Sora menoleh ketika mendengar suara pintu kamarny terbuka, seorang pria mendorong sebuah kursi roda yang diduduki oleh seorang wanita tua. Sora menyipitkan matanya agar bayangan itu terlihat jelas sampai keduanya semakin mendekat padanya.

Ternyata Jonghyun dan neneknya sendiri.

Sora tak berkutik sedikit pun, dadanya terasa sesak.

"Halmeoni, ini Sora. Aku sudah menemukannya, dia yang akan menjadi pendampingku." Jonghyun mengatakan semua itu tanpa beban.

Sora tidak mampu berkata, dia juga tidak mendengar dengan jelas apapun yang keluar dari mulut Jonghyun, saat ini dirinya tengah fokus mengendalikan diri di depan neneknya sendiri.

"Kau yakin dia cucuku?" Kang Hwa masih meragukan kebenaran dari mulut pria itu.

"Tentu saja--"

"Aku Sora. Anak Kang Dae dan Kang Rani." Akhirnya dia berhasil mengeluarkan kalimat setelah beberapa saat yang lalu dia membisu.

Kang Hwa terkejut dengan pengakuan Sora, satu kalimat yang menegaskan jika dia adalah cucu kandungnya sendiri dengan mata berkaca juga sorot mata yang sulit diartikan Kang Hwa.

Wanita tua itu menggerakkan kursi rodanya mendekat kepada Sora. Tubuh Sora mengeluarkan keringat banyak sekali, takut jika neneknya akan memukul kepalanya. Tangan berkeriput itu meraih tangan Sora yang masih menggunakan jarum infus bergetar hebat ketika tangan mereka saling bertautan, mengusap perlahan ditambah wajah sedih Kang Hwa.

"Kau mirip sekali dengan Dae." Hanya itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Kang Hwa, Sora tidak bisa lagi berkata semua kenangan buruk sewaktu kecil berkelebat cepat di kepalanya.

"Apa kabar nak?"

Pertanyaan itu seperti angin yang berhembus pelan menerpa Sora sampai dia bisa merasakan angin itu menembus menyejukkan hatinya yang gerah.

Sora tak tahan lagi, dia menangis, hatinya sakit mendadak, sekalipun tidak pernah merasakan rasa tulus dari neneknya sekalipun hanya bertanya apa kabar. Apa seperti ini rasanya di perhatikan?

"Maafkan, Halmeoni."

Tangis itu pecah, satu kata yang dia dengar seakan menyembuhkan luka di hati. Bertahun-tahun lamanya dia menantikan ini, menantikan sang nenek menerima keberadaannya, tidak ada benci, tidak ada penolakan semua menerima dengan perasaan tulus.

Semuanya hanya sementara, rasa sakitnya menyerang lagi, dia butuh seseorang yang mengerti dirinya. Atau lebih baik dia membutuhkan obatnya dia tidak tahan rasa yang mencekik ini.

Min's Love ✔Where stories live. Discover now