Bae

460 41 34
                                    

"Kau suka?"

"Sangat!" Serunya antusias sesaat setelah mendapatkan sebuah tas baru seharga ratusan juta.

Yoongi tersenyum bangga karena sudah memberikan sesuatu yang bisa membuat Eunbi berseru riang. Apalagi setelah malam dimana mereka menghabiskan waktu bersama sampai pagi, sejak saat itulah mereka selalu mencuri kesempatan untuk bertemu, entah itu hanya sekedar makan atau menginap di apartemen baru milik Eunbi.

Pagi hari, saat Yoongi akan pergi dari tempat itu dia mengucapkan terima kasih pada Eunbi diiringi dengan kecupan kecil didahi. Eunbi yang masih menggunakan selimut terpaku dengan sikap manis Yoongi. Banyak pria yang datang padanya hanya sekedar memuaskan dan melampiaskan hasrat, namun tak pernah sekali pun dari sekian banyak pria mengatakan terima kasih setulus Yoongi. Eunbi bisa merasakannya.

Setelah terpaku sejenak, Eunbi langsung mengatakan hal yang awalnya dia pikir tidak akan terulang lagi. Eunbi berkata dia akan menemani Yoongi jika pria itu membutuhkannya sebagai balasan sebuah apartemen yang dibeli, dan Yoongi membalasnya dengan senyuman tipis.

Sialnya, Eunbi menyukai senyuman itu.

Yoongi juga tidak berpikir akan sering menemui Eunbi ketika dia merasa 'ingin', Eunbi selalu membiarkan dirinya masuk tanpa perlu izin terlebih dahulu, sampai-sampai password unitnya tidak berganti sejak awal dia memilikinya.

Sudah dua bulan sejak malam itu, Yoongi berhubungan dengan Eunbi tanpa sepengetahuan Yoora. Pasti selalu saja ada alasan yang diberikan Yoongi pada anaknya ketika dia tidak pulang ke rumah, alasan pekerjaan selalu dia katakan dan Yoora tidak mencurigai karena sejak lama ayahnya sudah sering tidak pulang.

Dan, ini adalah malam kesekian kali tanpa ada yang mengetahui.

"Terima kasih untuk hadiahnya." Bisik Eunbi sembari naik keatas paha Yoongi. "Aku siap sampai pagi." Meniup kecil telinga Yoongi dan mengecup singkat.

"Aku tidak menginap. Aku sudah janji pada Yoora akan pergi berlibur dengannya, kami berangkat besok pagi." Balas Yoongi menahan diri ditengah rayuan maut Eunbi.

Eunbi mengernyit. "Berlibur? Kemana?"

"Pulau Jeju."

"Tapi, kami tidak sedang libur. Kenapa dia bisa berlibur?" Eunbi merasa tidak terima.

"Sudah lama kami merencanakan ini, sebagai hadiah ulang tahunnya." Yoongi membawa Eunbi ke tempat tidur, mendudukkannya disana kemudian bangkit dan memakai sepatunya.

"Kenapa aku tidak diajak?"

"Kalau namamu ada dalam kartu keluargaku, pasti aku ajak." Jawab Yoongi santai tanpa memikirkan perasaan Eunbi yang mendengarnya.

Eunbi langsung terdiam saat itu juga, dia masih mencerna harus seperti apa  responnya tertawa atau menangis, kalimat Yoongi barusan seperti ingin bercanda tetapi masih dalam garis fakta. Kesal rasanya bukan bagian dari Yoongi, selama ini dia hanya pelampiasan pria itu saja.

Yoongi kembali mendekat padanya, menangkup wajah Eunbi lalu mengecup bibirnya singkat.

"Jangan tunjukkan wajah sedihmu, sampai kapanpun aku tidak akan pergi bersamamu."

"Kenapa?"

"Aku menghargai perasaan Yoora. Dia anakku, dia segalanya bagiku."

"Aku mulai iri dengan Yoora. Aku tidak bisa melihat orang lain lebih bahagia dariku."

Sekarang Yoongi terdiam. Perasaan tidak enak langsung menyelimuti hatinya, dia merasa Eunbi akan melakukan hal lebih gila lagi pada Yoora.

Helaan nafas Yoongi terdengar jelas.

Min's Love ✔Where stories live. Discover now