Everything's Gonna Be OK

681 71 53
                                    

"Lagi?"

"Iya. Kau harus di suntik agar kandunganmu kuat." Yui tersenyum memaklumi reaksi Sora yang mulai bosan berada di rumah sakit. "Aku memeriksa lebih lanjut tentang kondisimu, dan riwayat sakitmu. Keguguran sebelumnya merusak rahimmu, itu sebabnya kandunganmu lemah. Aku sudah bertanya pada dokter yang lebih ahli dalam hal ini, setiap seminggu sekali kau harus mendapatkan suntikan penguat kandungan."

Yui duduk dipinggir ranjang tepat di sebelah Sora yang sudah lebih dulu duduk disana. Yui memperhatikan raut suram dari Sora, dia paham bagaimana perasaan sepupunya itu setelah melewati banyak hal sulit saat mengandung.

"Jangan bersedih. Aku mengatakan hal ini karena tidak mau kau menerka kenapa aku memberikan banyak suntikan. Sebenarnya kehamilanmu ini sangat beresiko, tapi aku akan berusaha yang terbaik untukmu." Tangannya berada di pundak Sora memberi sedikit pijatan agar Sora merasa rileks.

"Kau yakin dia akan baik-baik saja?" Sora menyentuh perutnya lalu meremas kaos yang dia pakai.

"Aku yakin kalian baik-baik saja jika kau terus positif dengan kehamilan ini. Kau harus ingat Yoora, dia salah satu keajaiban."

Yui benar. Semua itu tergantung dari dirinya sendiri, jika dia terus bahagia janinnya akan baik-baik saja, tapi jika dia terus mengkhawatirkan kondisinya itu akan berdampak buruk bagi janinnya. Dia jadi ingat bagaimana rasa sakit ketika mengalami keguguran, juga ingat ketika dia mengandung Yoora dia berjuang setengah mati melawan sakit mentalnya, tidak bisa bergantung pada obat yang biasa di konsumsinya.

"Apa Yoongi sudah tahu?"

"Sudah. Aku menyampaikan kepadanya lebih dulu, dia memintaku mengatakan kepadamu. Dia tidak tega  denganmu." Yui mengambil alat suntik yang berada di meja nakas, mengoleskan alkohol dengan kapas di daerah yang akan di suntik. "Ternyata dia pria lembut, tidak seperti wajahnya yang datar. Aku pikir dia galak."

Sora tersenyum ketika mendengar pernyataan Yui mengenai Yoongi yang terlihat galak padahal sebenarnya memiliki sifat lembut, bersamaan dengan itu jarum suntik menusuk hingga kedua alisnya mengernyit menahan perih dari suntikan tersebut.

"Aku tidak tahan dengan efek sampingnya, sakit sekali." Gumam Sora mengeluh.

"Mau bagaimana lagi, aku tidak bisa berbuat banyak, terlalu beresiko."

Sora memperhatikan kulitnya memerah secara perlahan bersamaan dengan rasa perih di area yang baru saja tusuk oleh jarum, rasa menyakitkan itu akan berlangsung selama beberapa jam. Dia mengusap pelan berharap bisa mengurangi rasa sakit.

"Mommy!!!" Seru seorang anak kecil berlari masuk menyerbu Sora yang masih terkejut akan kedatangan anaknya.

"Yoora!" Balasnya segera meraih Yoora masuk kedalam pelukannya, dia sangat merindukan gadis kecilnya itu. "Mommy, sangat rindu padamu." Kecupan penuh kerinduan itu menghujani wajah Yoora.

"Tidak... tidak... Yoora semakin berat, jangan menggendong dia lagi. Tidak baik untuk adiknya." Yoongi muncul tiba-tiba ketika kedua ibu dan anak itu saling melepaskan rindu setelah berapa lama tidak berjumpa.

"Berikan padaku." Titah Yoongi mengambil anaknya dari pelukan Sora dalam satu gerakan.

Sora cemberut. Kesal tidak bisa melampiaskan rindunya.

"Duduk saja. Kau harus banyak istirahat." Tangan Yoongi merangkul pundak Sora mengarahkannya ke tempat tidur lalu ikut mendudukkan Yoora disana, itu jauh lebih baik.

"Appa-mu cerewet sekali." Bisik Sora di telinga Yoora sedangkan anaknya memandang polos wajah kedua orangtuanya secara bergantian.

"Jangan ajarkan yang tidak baik padanya." Tentu saja Yoongi mendengar bisikan dengan suara seperti seseorang mengobrol dengan biasa.

Min's Love ✔Where stories live. Discover now