43

9 0 0
                                    

Happy Reading

---

Hari H telah tiba, dimana acara pernikahan keduanya tepat terjadi hari ini. Perasaan anggi rasanya campur aduk, ia deg-deg an, ia juga bahagia, ia sedih, ia terharu, semua bercampur jadi satu. Tepat beberapa menit lagi, ia akan menjadi istri aksa, laki-laki yang sudah lama ia kenal.

"kamu udah siap?" tanya aida pada putrinya, gadis yang ia besarkan itu sekarang akan menikah dengan laki laki pilihannya, laki laki yang juga ia kenal baik.

"anggi siap ma" anggi meyakinkan dirinya, ia siap dengan semuanya, ia sudah tidak sabar menjadi kekasih halal seorang aksa putra dirgantara.

Sudah banyak lika liku yang mereka jalani dalam hubungan keduanya, bahlan mereka pernah terpisah selama 5 tahun dan sekarang, cobaan masih menghampiri pasangan yang akan menikah itu. Aksa harus kembali melakukan perawatan di rumah sakit, laki laki itu harus kembali bergantung pada obat obatan, penyakit yang ia derita dulu kembali kambuh. Mereka yakin, mereka bisa melewati itu semua.

"saya terima nikahnya anggi halana binti andi sutoemo dengan maskawin tersebut di bayar tunai" aksa mnegucapkannya dengan satu kali tarikan nafas.

"sahhh" terikan dari orang sekitar menandakan bahwa sekarang keduanya sudah menjadi pasangan suami istri.

Anggi keluar menuju aula tempat ijab qabul dilaksanakan, ia duduk tepat di samping aksa, laki laki yang sudah sah menjadi suaminya. Ia mencium tangan aksa dan sebaliknya, aksa mencium kening istrinya.

"congratulation bro" reno datang bersama istrinya, siapa lagi kalau bukan sahabat anggi, siska. Mereka membawa serta putri kecil mereka.

"cepet nyusul lo" kini giliran andi yang di bully, diantara ketiganya, hanya andi yang masih belum menikah, bukan karena tidak laku, hanya saja ia belum memantapkan diri. Ia juga datang bersama kekasihnya.

"congratulation" ujar kekasih andi pada kedua pasangan yang tengah berbahagia itu.

"selamat anggi, akhirnya sah juga" kini giliran alletha yang memberi selamat, ia datang di temani alvano.

"lo kapan nyusul, bro?" tanya aksa pada sepupunya, alvano. Laki laki itu diam, tidak menjawab pertanyaan aksa.

"kok lo tahan sih al, sama sepupu gue. Gue saranin lo carik yang lain aja deh, masih betah aja sama manuisa es ni" alvano kembali menyindir alvano.

Aksa mendapat tatapan tajam dari anggi karena memberi saran yang tidak tidak.

"iya sayang, maaf" aks memeluk anggi di depan teman temnnya.

"yang halal mah beda" tukas andi melihat pemandangan di depannya.

"iri bilang bos!", reno ikut menimpali, tepatnya mengejek andi.

"makanya cepet nyusul" sahut andira, kekasih andi.

"iya yang, besok deh langsung kita ke pelaminan"

"omong kosong" balas andira kesal.

Semua tertawa melihat tingkah andi dan andira, sudah seperti pasangan kadaluarsa. Mereka padahal sudah menjalin hubungan sejak 2 tahun lalu, namun hingga sekarang belum melangkah ke pelaminan.

"akhirnya rumah sepi" kini alvano mulai buka suara.

"dasar sepupu apaan lo, sepupunya keluar dari rumah, lo malah seneng"

"gak ada lagi yang berisik" tukas alvano cuek.

Rangkaian acara sudah selesai, mulai dari ijab qabul dan di lanjutkan dengan acara resepsi. Pernikahan keduanya terbilang cukup mewah. Anggi terlihat sudah lelah, kini saatnya kedua pasangan itu istirahat.
Setelah acara resepsi tadi, anggi dan aksa langsung pulang menuju rumah yang memang sudah aksa sediakan sebelum menikah.

"capek juga berdiri, kaki aku pegel tau" mereka kini duduk di balkon rumah untuk melihat pemandangan ibukota di malam hari. Anggi menyandarkan keplanya di bahu aksa.

"gak nyangka dalam hitungan menit, status kita udah beda" anggi mulai bicara.

"aku gak nyangka, laki laki yang dulu nyebelin, cerewet, playboy, resek, sekarang udah jadi suami aku. Takdir emang tau kemana ia harus membawa kita. Meski pernah pisah selama 5 tahun, tapi takdir kembali mempersatukan kita" anggi melihat sejenak ke arah laki laki itu. Aksa mengelus pelan rambut anggi, menyalurkan kasih sayangnya.

"takdir emang selalu memberi kejutan, bahkan setelah kita pisah selama 5 tahun. Kamu emang udah di takdirkan untuk aku, bukan yang lain" aksa mencium kening istrinya.

"kamu bahagia nikah sama aku?" pertanyaan konyol terlintas dari aksa, bahkan pertanyaan itu seharusnya tidak ia tanyakan lagi pada anggi.

"menikah sama kamu itu sudah tentu membawa kebahagiaan tersendiri buat aku, jangan tanya pasal bahagia, aku pasti bahagia asal sama kamu" anggi menatap anggi sejenak kemudian memeluk erat pinggang laki laki itu.

"mau teh gak?" tawar anggi pada aksa.

Aksa hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Tidak sampai 5 menit, anggi datang dengan membawa 2 cangkir teh untuk dirinya dan aksa.

"pemandangannya bagus ya, sa" anggi kembali menyenderkan kepalanya di bahu aksa.

"iya, pemandangannya bagus apalagi ditemani kamu" aksa menghoda istrinya itu.

"sa, aku mau nanya deh, kamu dulu kemana aja selama 5 tahun itu, aku mau denger cerita lengkapnya" anggi meminta aksa menceritakan perpisahan mereka selama 5 tahun dulu. Kini aksa mengubah posisi duduknya, mereka saling menghadap satu sama lain, tentu saja mata mereka bertemu, terpancar aura bahagia dari sorot mata keduanya.

"dulu itu aku terpaksa pergi tanpa pamit, keadaan aku sudah benar-benar parah, jadi  pihak keluarga aku langsung mengambil keputisan untuk membawa aku ke singapura untuk menjalani pengobatan. Untung saja masih bisa tertolong saat itu, setelahnya setiap hari di sana aku harus menjalani perawatan intens selama 3 bulan. Sebenarnya, aku mau balik ke indonesia, tapi mama gak kasih izin dan terpaksa aku harus kuliah di sana juga. Finally saat mam udah kasih izin buat balik aku gak mikir panjang lagi, aku langsung balik ke indonesia" aksa mencetitakan alasannya menghilang selama 5 tahun dengan jelas, anggi hanya menganggukkan keplaanya mendengarkan cerita aksa, wanita itu terlihat serius sekali. Setelah selesai bercerita, kini giliran aksa yang ingin mengetahui cerita anggi setelah kepergiannya ke singapura selama 5 tahun.

"dulu itu, waktu kamu pergi, aku sempet nyariin kamu kemana-mana, tapi tetep aja hasilnya nihil, kamu gak ketemu, aku coba hubungi nomor kamu tapi nggak bisa, aku tanyak ke reno sama andi, tapi mereka juga gak tau kamu kemana, hingga akhirnya aku mutusin buat jalanin hidup baru tanpa kamu. Saat itu, aku bener-bener kecewa sama kamu, sa. Kamu pergi tanpa kabar dan balik dengan seenaknya, aku kesel lah. Tapi sekarang, nggak ada kesal, nggak ada lagi marah, yang ada hanya bahagia" anggi tersenyum manis pada aksa. Laki laki itu mengusap pelan rambut istrinya.

Mereka menikmati malam ini dengan penuh tawa dan bingkai kebahagiaan. Kini, hidup mereka akan di penuhi kebahagiaan. Anggi kembali menyenderkan kepalanya di bahu aksa, tempat ternyaman baginya.

"jangan pernah ngioang lagi" ujar anggi pelan.

"pasti, sayang" balas aksa pelan.

Keduanya kembali menikmti keindahan kota dari balkon rumah mereka, sungguh romantis.

----

Gimana ceritanya?

Kayaknya ini part terakhir sebelum extra part

Jangan lupa nantikan extra partnya

Jangan lupa tinggalkan jejak

Rabu, 18/01/21


Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now