Extra Part

11 1 0
                                    

Dear, anggi

Takdir memang selalu punya cara sendiri
Bahkan untuk sesuatu yang tidak kita sangka
Aku bahagia pernah mengenalmu
Aku bangga memilikimu
Aku bahagia bisa mencintaimu
Kadang akhir bukanlah ujung dari segalanya
Bahkan kita masih dalam hati yang sama meski raga yang berbeda
Semua sudah menjadi takdir
Terimakasih karena selalu hadir
Maaf selalu mengecewakan
Sampai jumpa di dimensi lain
I"II alwayas love you

Aksa putra dirgantara

Anggi menangis membaca surat terakhir yang di berikan aksa padanya, anggi tidak menyangka akan kehilangan sosok laki laki yang ia amat cintai secepat ini. Belum banyak kisah terukir, namun aksa pergi begitu saja. Dada anggi sesak, ia harus kehilangan lagi, namun kali ini untuk selamanya. Kenangan yang ditinggalkan aksa masih membekas di hati anggi.

"sa, makasi udah jadi yang terbaik, makasi udah jadi yang paling baik, ternyata takdir begitu tiba-tiba. Kenangan kita udah jadi bukti kalau kamu memang selalu menjadi yang terbaik, see you sayang" anggi memluk erat foto aksa.

Bahkan sekarang anggi harus hidup tanpa hadirnya aksa dalam hidupnya. Anggi mencoba untuk kuat menetima setiap jalannya takdir. Perlahan, anggi mulai bangkit dari keterpurukan. Hidup harus terus berlanjut, meski tanpa adanya aksa.

5 tahun kemudian

"ma, aku mau ketemu papa" gadis kecil itu menghampiri anggi. Dengan lembut anggi memberi jawaban yang dapat di fahami gadis kecil itu.

"iya, nanti kita ketemu papa" balas anggi disertai senyuman. Anggi kini harus menjadi singgle parent untuk gadis kecilnya. Kinara putri Dirgantara, nama yang ia berikan untuk putrinya bersama aksa.

"sa, apa kabar? hari ini kinara kangen mau ketemu kamu. Gimana kabar kamu sekarang?" tanpa di sadarai, air mata anggi sudah mulai betjatuhan dari kedua sudut matanya, namun ia cepat menghapusnya agar tidak terlihat oleh kinara.

"kinara mau ngomong apa sama papa" tanya anggi lembut.

Kinara sangat mirip dengan aksa, bahkan tidak ada yang diwariskan oleh anggi untuk kinara, semua di ambil oleh aksa.

"ara cayang papa" gadis kecil tang belum mengerti apa-apa itu berujar dengan polosnya. Ia menaburkan bunga serta air yang ia bawa dari rumah.

"sa, aku pamit dulu ya. Besok aku mampir lagi" pamit anggi mencium batu nisan yang bertuliskan aksa putra dirgantara.

"ara pamit papa" ujar gadis kecil itu.

Anggi menuntun ara untuk pergi. Ia menggandeng tangan kecil gadis itu. Di sisi lain, ia mencoba menyeka air matanya yang hampir terjatuh dari kedua sudut matanya.

Setelah dari makam aksa, anggi dan kinara langsung pulang menuju rumah mereka, rumah yang sengaja aksa belikan dulu sebelum menikah dengan anggi. Banyak kenangan di rumah itu, bahkan anggi tidak oernah mengubah setiap sudut rumah itu. Rumah dimana ia dan aksa mulai lebih saling mengenal.

Anggi rindu aksa, namun takdir tidak bisa berbuat apa apa. Anggi kini harus kuat demi kinara. Anggi sudah mulai melepaskan kesedihannya. Kinara lah yang menjadi penyemangatnya kini.

"kinara makan dulu yuk" ajak anggi.

"ma, kinara mau ketemu papa" gadis itu ingin menemui aksa, bahkan sekarang anggi bingung harus menjawab apa, ini sudah malam dan siang tadi mereka baru saja mengunjungi makam aksa.

"nanti ya sayang, nanti kita ketemu papa lagi" anggi memberi pengertian pada kinara. Ternyata hubungan batin antara kinara dan aksa sangat kuat.

"sa, kinara kangen sama kamu tapi aku bingung mau jelasinnya gimana lagi" batin anggi menahan rasa sedihnya.

Setelah berhasil membujuk kinara makan, kini saatnya ia dan kinara tidur karena hari sudah berganti malam.

"aksa" panggil anggi di sebuah ruangan indah nan romantis yang dipenuhi oleh lilin.

"hai sayang" datang seorang laki laki dari belakang anggi. Benar, itu adalah aksa. Anggi sontak memluknya erat.

"kamu darimana aja sih" anggi masih terhanyut di pelukan aksa.

"gak kemana mana kok" balas aksa lembut, tangannyya mengelus pelan rambut anggi.

"gimana kabar kinara?" tanya aksa tiba-tiba.

"kinara kangen kamu" anggi memeluk aksa semakin erat dan tidak mau melepasnya.

"katakan saja pada kinara aku juga merindukannya" tutup aksa, setelahnya ia menghilang entah kemana. Anggi terus memanggil nama laki laki itu hingga ia bangun dan sadar bahwa itu hanya mimpi.

Anggi tertidur di kamar kinara. Ia menyeka air matanya dan mencium purti kecilnya itu.

"papa rindu kinara katanya" bisik anggi pelan.

Anggi kembali ke kamarnya dan memeluk foto aksa bersama dirinya.

"ternyata kita masih sedekat ini sa, walaupun hanya di hati. Aku percaya kamu emang takdir aku. Sampai ketemu lagi aksa" tutup anggi dan kembali menaruh foto itu di tempatnya.

Kebahgiaan anggi adalah aksa begitupula sebaliknya, walau takdir harus memisahkan mereka, namun anggi percaya, kelak mereka akan kembali dipersatukan bersama putri kecil mereka, kinara.

End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang